Tiga Opsi Memaksimalkan Ibrahimovic dan Lukaku Secara Bersamaan

Analisis

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Tiga Opsi Memaksimalkan Ibrahimovic dan Lukaku Secara Bersamaan

Lanjutan dari halaman sebelumnya

Ketimbang Ibra, Lukaku lebih punya kecepatan. Karenanya kemungkinan besar Lukaku akan terusir ke sayap penyerangan. Jika opsi ini yang diambil Mou, sebenarnya cukup masuk akal mengingat penyerang asal Belgia ini rajin berlari menyambut ataupun menggiring bola di sayap penyerangan. Tidak hanya di MU, permainan seperti ini sudah ia tunjukkan sejak ia membela Everton. Lukaku juga tak ragu untuk memberikan umpan silang, tidak melulu harus menggiring bola dari sayap lalu melepaskan tembakan (cut inside).

Musim ini saja, dari 12 laga yang sudah ia jalani di Liga Primer, Lukaku sudah melepas 13 kali umpan silang (meski hanya 3 kali yang menemui sasaran). Jumlah tersebut terbilang minim, tapi tidak jika dibandingkan dengan Ibra. Pada musim pertamanya di MU, Ibra tercatat hanya melepaskan 14 kali umpan silang (empat berhasil).

Sejak di PSG, Ibra bukanlah pemain yang rajin melepas umpan silang setelah usianya semakin menua. Pada musim pertama dan keduanya di PSG, Ibra bisa mencatatkan lebih dari 30 umpan silang dalam satu musim (terbilang banyak untuk striker). Setelahnya, jumlah umpan silangnya tak pernah lebih dari 10 kali.

Sementara itu, Lukaku sudah rajin mengirim umpan silang sejak di Everton. Dalam tiga musim di Everton, Lukaku mencatatkan 100 kali upaya umpan silang. Maka jika dirata-ratakan, umpan silang per musimnya mencapai 33 kali (menyamai catatan umpan ilang Ibra ketika di usia emasnya).

Pada laga melawan Newcastle, skema ini yang dipilih Mourinho. Ketika Ibra masuk menggantikan Martial, Lukaku bergeser ke sisi sebelah kanan sementara Rashford berpindah ke sebelah kiri. Oleh karenanya opsi ini mungkin akan menjadi opsi yang akan sering dipilih oleh Mourinho untuk memainkan Lukaku dan Ibra secara bersamaan.

Bermain dengan 3-5-2

Melihat posisi asli Lukaku dan Ibrahimovic, memainkan pola dasar 4-4-2 sangat logis bagi MU. Dengan pola 4-4-2, sebenarnya Lukaku dan Ibra bisa berbagi peran. Entah itu Ibra yang lebih bermain seperti gelandang serang atau Lukaku yang bermain lebih melebar, sehingga MU tetap akan memainkan pakem 4-2-3-1.

Hanya saja, ada opsi lain bagi Mou dalam memainkan Lukaku dan Ibrahimovic secara bersamaan. Tapi bukan dengan 4-2-3-1 atau 4-4-2, melainkan pola dasar 3-5-2.

Pola 3-5-2 ini sudah pernah dicoba Mou pada musim ini sebanyak dua kali. Pertama menghadapi Tottenham Hotspur (menang 1-0), kedua menghadapi Chelsea (kalah 1-0). Maka bukan tak mungkin skema ini juga akan kembali diterapkan untuk memaksimalkan Lukaku dan Ibra.

Pada pola 3-5-2 sebelumnya, Lukaku diduetkan dengan Rashford. Di belakang keduanya, terdapat Mkhitaryan yang bermain sebagai gelandang serang. Dengan cederanya Pogba, duet jangkar di lini tengah diisi oleh Ander Herrera dan Nemanja Matic. Di kedua sayap terdapat Antonio Valencia dan Ashley Young (atau Matteo Darmian) yang bisa bermain sebagai wing-back.

Jika skema 3-5-2 diterapkan, di belakang penyerang, Mou bisa memasang Pogba (opsi ketika Mkhitaryan cedera terlebih saat ini sedang tidak dalam penampilan terbaiknya). Walaupun sebenarnya Mata lebih ideal ditempatkan di sana, yang artinya Pogba akan menjadi double pivot bersama Matic seperti dalam skema melawan Newcastle.

Tapi kekurangan dari skema 3-5-2 ini adalah Rashford dan Martial akan kesulitan mendapatkan tempat. Selain itu, lini belakang terbilang kurang aman mengingat Phil Jones dan Eric Bailly cedera. Darmian bisa saja ditempatkan sebagai bek tengah, menemani Victor Lindelof dan Chris Smalling. Tapi tampaknya terlalu riskan dengan komposisi seperti itu.

***

Dari ketiga skema di atas, pada intinya kembalinya Ibra dari cedera takkan terlalu mengancam Lukaku, ataupun sebaliknya. Dengan spesialisasi berbeda dari keduanya, Ibra dan Lukaku bisa saling melengkapi. Ibra bisa mengkreasi serangan, sementara Lukaku handal bermain melebar.

Mou tinggal meracik komposisi mana yang pas dengan kondisi skuat MU saat ini. Hanya saja dengan kembalinya Pogba, juga Fellaini yang selalu siap sedia kala dibutuhkan, Mou menjadi lebih leluasa dalam mengatur variasi skema MU saat ini, terlebih dalam menghadapi jadwal padat di Desember.

Komentar