Lerby Eliandry Siap Bersaing Jadi Pencetak Gol Terbanyak

Analisis

by redaksi

Lerby Eliandry Siap Bersaing Jadi Pencetak Gol Terbanyak

Lerby Eliandy adalah penyerang lokal yang siap bersaing dengan para pemain asing untuk mendapatkan gelar pencetak gol terbanyak. Selama putaran pertama ini Lerby sudah mencetak sembilan gol dari 16 penampilannya bersama Borneo FC. Pemain berusia 26 tahun ini menjadi pemain lokal paling produktif di putaran pertama Liga 1 2017.

Selama putaran pertama ini, Lerby menjadi satu-satunya pemain lokal yang mampu bersaing di daftar pencetak gol terbanyak sementara, dikepung dengan nama-nama pemain asing macam Peter Odemwingie dari Madura United, penyerang Bali United, Sylvano Comvalius, serta duo penyerang asal Brasil, yaitu Alberto Goncalves (Sriwijaya FC) dan Addison Alves (Persipura).

Jika dibandingkan dengan para penyerang lokal lain di Liga 1, Lerby bisa disebut lebih unggul. Di bawah Lerby ada nama Rizky Pora dan Syamsul Arif sebagai pencetak gol terbanyak dengan total enam gol. Sebelumnya mari kita lihat catatan statistik Lerby dan dua pencetak gol terbanyak sementara, Odemwingie dan Comvalius.

Melihat statistik individu seorang Lerby dan dibandingkan dengan Comvalius dan Odemwingie, sebenarnya Lerby lebih menonjol. Dalam hal akurasi tembakan, pemain bernomor punggung 12 di Borneo FC ini unggul dari Odemwingie dan Comvalius dengan persentase tembakan tepat sasaran sebesar 65%, mengungguli Odemwingie (61%) dan Comvalius (55%). Namun dalam hal jumlah tendangan, ia kalah jumlah dari Odemwingie dan unggul dari Comvalius. Total Lerby melakukan total 30 tendangan, kalah dari Odemwingie (35) dan unggul dari Comvalius (27).

Selain itu, ketiga pemain ini sama-sama pernah membuat asis untuk rekannya. Lerby kalah dari Odemwingie yang berhasil membuat lima asis, namun unggul dari Comvalius yang hanya berhasil menorehkan satu asis. Dengan catatan ini berarti seorang Lerby masih kalah efektif dari Odemwingie.

Soal menggiring bola, Lerby pun lebih efektif daripada Odemwingie dan Comvalius. Tercatat ia berhasil melakukan dribel sukses sebesar 80%, jauh dibandingkan dengan Odemwingie dan Comvalius yang sama-sama menorehkan persentase dribel sukses sebesar 33%. Dari data statistik di atas, tampak sebenarnya Lerby lebih unggul dari kedua pemainn asing yang sementara ini menjadi pencetak gol terbanyak. Tetapi, mengapa dalam perolehan jumlah gol ia bisa tertinggal?

Apabila kita melihat para pemain yang berada di belakang Odemwingie dan Comvalius, jawabannya akan muncul. Odemwinge dan Comvalius didukung oleh para pemain yang berkualitas di lini tengah. Odemwinge didukung oleh tiga pemain yang memiiki kelincahan dan kecepatan dalam diri Bayu Gatra, Slamet Nurcahyo, dan Greg Nwokolo.

Dengan kualitas ketiga pemain tersebut, Odemwingie sangat banyak mendapat pasokan bola untuk mencetak gol karena ketiga pemain ini bergantian memberikan umpan-umpan kunci untuk terciptanya gol Odemwingie. Mantan pemain timnas Nigeria itu mendapatkan dukungan yang cukup baik.

Sementara itu, Comvalius didukung juga oleh para pemain tengah yang mumpuni di Bali United. Ada nama Irfan Bachdim, Marcos Flores dan Fadil Sausu. Ketiga pemain ini sama halnya dengan ketiga pemain Madura United yang berperan untuk memberikan pasokan bola untuk Comvalius sehingga ia bisa mencetak gol.

Bagaimana dengan Lerby? Ia sebenarnya didukung oleh para pemain yang sama bagusnya seperti ketiga pemain Madura dan Bali. Akan tetapi peran mereka belum cukup baik dalam membantu Lerby untuk mencetak banyak gol. Para pemain yang ada di belakang Lerby seperti Terens Puhiri, Flavio Junior, dan Ponaryo Astaman belum bisa memberikan pasokan bola yang matang untuk Lerby mencetak gol.

Selain itu sembilan gol yang Lerby cetak lebih banyak ketika bermain di kandang. Total ia mencetak tujuh gol di kandang dan dua gol di tandang. Odemwingie mencetak 11 gol di kandang dan dua gol di tandang. Untuk gol tandang Comvalius lebih baik karena dari 14 gol, tujuh di cetak di kandang dan tujuh ketika bermain tandang. Ini menjadi persoalan untuk Lerby, yang rajin mencetak gol di kandang tapi sedikit kurang ketika bermain tandang.

Apabila Lerby masih ingin terus bersaing dan membuka peluang untuk mendapatkan gelar pencetak gol terbanyak, ada beberapa aspek yang harus ia benahi. Kerja keras dan bermain ngotot di setiap pertandingan harus bisa ia lakukan secara konsisten. Memperbaiki rekor tandang yang ia catatkan juga harus dilakukan. Lebih banyak menjemput bola dari pada menunggu para pemain Borneo FC yang belum bisa memberikan pasokan bola untuk ia mencetak gol adalah salah satu caranya.

Dengan terus meningkatkan kemampuan dirinya, bukan tidak mungkin di akhir kompetisi nanti ia bisa meraih gelar pencetak gol terbanyak Liga 1 2017. Selain itu, tim yang ia bela pun akan merasakan keuntungan yang sama dengan bermain baiknya seorang Lerby karena gol-gol yang ia ciptakan.

Selanjutnya kita lihat perbandingan antara Lerby dengan dua pemain lokal yang mencetak gol tidak jauh beda dengan Lerby. Ada nama Rizky Pora dan Syamsul Arif yang sama sama mencetak enam gol.

Dari statistik di atas kita bisa melihat bahwa Lerby lebih unggul dari Syamsul Arif maupun Rizky Pora. Lerby berhasil mencetak sembilan gol sedangkan Pora dan Syamsul hanya mencetak enam gol. Jumlah gol Lerby yang lebih unggul didukung dengan ketepatan tendangan seorang Lerby dengan persentase sebesar 65%, unggul dari Pora (60%) dan Syamsul (53%). Dengan ketepatan itu lerby bisa unggul dalam urusan mencetak gol.

Lalu dalam aksi menggiring bola, pemain yang berposisi sebagai penyerang murni ini unggul dari kedua pesaingnya dengan persentase dribel suskes sebesar 80%. Ini cukup baik karena Lerby bisa unggul dari Pora dan Syamsul yang sebenarnya keduanya lebih banyak melakukan aksi menggiring bola dari pada seorang Lerby yang berkarakter bermain lebih menunggu di dalam kotak penalti.

Dalam hal dilanggar, Lerby memiliki jumlah yang lebih sedikit dari Rizky Pora. Tercatat penyerang bernomor punggung 12 itu dilanggar sebanyak 10 kali, sedangkan Pora dilanggar sebanyak 29 kali. Jumlah tersebut di dukung dengan persentase dribel sukses Lerby sebesar 80%. Jumlah dilanggar Pora yang besar itu terjadi karena peran pentingnya di Barito Putera. Bermain di sayap kiri dan kanan, melakukan banyak dribel, dan mengganggu pertahan lawan membuat dia banyak dilanggar.

Akan tetapi dalam hal menberikan asis, Lerby masih kalah dari Rizky Pora. Hal ini wajar saja karena posisi seorang Pora adalah winger yang selain mencetak gol, juga bertugas memberikan umpan matang untuk para penyerang Barito Putera.

Dalam beberapa pekan ke depan mungkin Lerby masih bisa terus unggul dari pada pemain lokal lainnya dalam hal mencetak gol. Akan tetapi apabila seorang Lerby tidak meningkatkan kemampuan yang ada pada dirinya, bukan tidak mungkin para pemain lokal lainnya bisa menggantikan posisinya sebagai pemain lokal tersubur di Liga 1 2017.

Foto: Liga Indonesia

(RH/sfs)

Komentar