Walau Menang, Duet Jesus-Aguero Belum Matang

Analisis

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Walau Menang, Duet Jesus-Aguero Belum Matang

Sergio Aguero merupakan pilihan penyerang utama Manchester City sejak bergabung enam tahun lalu. Biasanya ia dijadikan penyerang tunggal baik dalam formasi 4-2-3-1 maupun 4-3-3. Tapi posisi Aguero sebagai penyerang utama City agak terancam setelah kedatangan Gabriel Jesus dari Palmeiras pada bursa transfer Januari 2017.

Jesus mampu tampil memukau pada debutnya ketika menghadapi Tottenham Hotspur walau cuma dimainkan 14 menit. Jesus menggantikan Raheem Sterling pada menit 82 dan menempati posisi sayap kiri. Sementara Aguero masih menjadi penyerang tunggal dan masih kesulitan mencetak gol pada laga tersebut. Sementara dalam waktu 14 menit, Jesus hampir mencetak gol andai satu sundulannya tidak melenceng dan satu sontekannya tidak dianulir. Dua peluang dalam waktu singkat itu sudah cukup bukti bagi Jesus menjadi penyerang hebat.

Barulah pada laga keduanya ia berhasil mencetak satu gol sekaligus yang pertama untuk City. Kala itu City menghadapi West Ham United dan Jesus dimainkan sejak awal sebeagai penyerang tengah. Dampaknya, Aguero harus memulai pertandingan melalui bangku cadangan. Situasi itu pun masih sama dengan laga selanjutnya. Bahkan Jesus mampu mencetak dua gol ke gawang Swansea City sehingga nasib Aguero di City dipertanyakan.

Keduanya baru bisa dimainkan bersama lagi pada dua laga berikutnya ketika melawan Manchester United di Stadion Etihad pada 27 April lalu. Saat itu Aguero dimainkan sejak menit pertama menjadi penyerang tunggal. Sementara Jesus masuk pada menit 86 menggantikan Sterling dan mengisi posisi sayap kiri. Saat itu Jesus baru sembuh dari cedera yang melewatkan tujuh pekan Liga Primer Inggris 2016/2017.

Keputusan mempertahankan Aguero sebagai penyerang utama karena Josep "Pep" Guardiola selaku manajer tidak punya pilihan waktu itu. Selama Jesus absen, Aguero kembali subur dengan mencetak enam gol dari tujuh pertandingan. Maka tidak ada pilihan lain selain memainkan keduanya dengan Jesus dijadikan sayap kiri. Ketika pertandingan selanjutnya melawan Middlesbrough, barulah Pep mencoba menduetkan Aguero dengan Jesus dengan formasi 3-4-1-2.

Pertandingan itu berakhir dengan skor 2-2 , namun hal positifnya adalah duet itu sama-sama mencetak satu gol. Bahkan gol Jesus pada menit 85 merupakan asis dari Aguero. Tapi karena hasilnya tetap saja bukan kemenangan, Pep tidak menggunakan lagi sistem dua penyerang pada laga-laga berikutnya. Ia kembali menggunakan penyerang tunggal dengan formasi 4-2-3-1.

Formasi dua penyerang itu baru digunakan lagi pada pertandingan kemarin menghadapi Real Madrid pada ajang International Champions Cup (ICC) 2017 di Los Angeles Memorial Coliseum, Rabu (26/7). Hanya saja kedua penyerang itu tidak mencetak gol selama dimainkan. Padahal City bermain lebih cepat dibandingkan selama Liga Primer Inggris 2016/2017 dan saat dikalahkan Manchester United pada partai ICC sebelumnya.

City mengurangi penguasaan bola yang hanya berputar-putar di lapangan tengah dan sepertiga akhir lawan. Tapi kali ini operan lebih cepat dan langsung diarahkan ke depan. Dan Jesus nampak menjadi pemain kedua sebelum bola diselesaikan Aguero atau pemain lain. Terkadang Jesus mencoba menyelesaikan peluangnya sendiri.

Gol justru terjadi pada babak kedua dan Aguero sudah ditarik keluar terlebih dahulu saat pergantian babak. Keluarnya Aguero membuat City kembali menggunakan satu penyerang yang mengandalkan Jesus saja. Sementara gol itu dicetak Nicola Otamendi pada menit 52 dengan memanfaatkan bola muntahan Kiko Casilla yang menahan sundulan John Stones.

Tapi permainan City masih sama seperti babak pertama, dengan operan-operan yang lebih cepat ke depan, terutama diarahkan kepada Sterling sebagai winger kanan setelah menggantikan Aguero. Bahkan gol kedua City diawali dari serangan di sisi kanan atas pergerakan Kevin De Bruyne yang berhasil memancing tiga pemain Madrid. Pergerakan itu memberikan ruang bagi Sterling dan mencetak gol setelah menerima umpan terobosan De Bruyne.

Pada akhirnya City bisa menang dengan skor 4-1 atas gol tambahan dari Stones pada menit 67 dan Brahim Diaz pada menit 81. Uniknya, Diaz menjadi penyerang tunggal setelah menggantikan Jesus pada menit 69. Gol Diaz pun diproses setelah ia melakukan umpan satu dua dengan Patrick Roberts. Lalu Diaz menggiring bola dari depan kotak penalti sampai melepaskan tendangan keras ke dalam gawang Madrid.

Pada nyatanya, City bisa memborong empat gol pada babak kedua setelah kembali menggunakan satu penyerang. Artinya, formasi dua penyerang City masih perlu diasah lagi supaya minimal bisa mencetak dua gol seperti ketika melawan Middlesbrough. Tapi melawan Middlesbrough pun tidak begitu maksimal karena skor berakhir imbang 2-2. Jika mampu terasah, bukan tidak mungkin serangan duet penyerang di City lebih baik jika melihat perubahan pola serangan lebih agresif ketika mengalahkan Madrid.

Komentar