Pencarian Juventus untuk Dua Kiper Pelapis Buffon

Analisis

by Randy Aprialdi 40909

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Pencarian Juventus untuk Dua Kiper Pelapis Buffon

Sepanjang musim 2016/2017, Juventus memiliki dua kiper cadangan untuk Gianluigi Buffon. Neto Murara menjadi pilihan utama jika Buffon absen atau harus dirotasi. Sementara pilihan lain adalah Emil Audero yang menjadi kiper ketiga Juventus.

Tapi begitu bursa transfer musim panas 2017 dibuka, Neto dilepas Juventus ke Valencia dengan pembelian seharga 7 juta euro. Kepindahan Neto tampak ingin memperbaiki kariernya setelah menjadi cadangan di Juventus selama dua musim. Selama itu ia cuma dimainkan 11 kali di Serie A dan 10 kali di ajang Coppa Italia. Padahal sebelumnya ia adalah penjaga gawang utama Fiorentina sebelum pindah ke Juventus pada 2015 lalu.

"Yang pasti itu (pindah ke Valencia) adalah yang terbaik untuk karier saya. Untuk saat ini dalam karier saya, saya ingin menjadi bagian dari kesebelasan bersejarah seperti Valencia," ujarnya seperti dikutip dari Sports Mole.

Tak lama setelah melepas Neto, giliran Audero yang dilepas ke Venezia dengan status pinjaman. Ini adalah pertama kalinya Audero pindah ke kesebelasan selain Juventus sejak berada di akademi pada 2008 silam. Selama tiga musim di skuat senior Juventus, Audero baru dimainkan satu kali pada ajang Serie A. Juventus tampak ingin memberikan jam terbang kepada kiper 20 tahun itu dengan Venezia.

Di sisi lain, Juventus saat ini memiliki empat kiper termasuk dengan Buffon. Tiga kiper sisanya merupakan kepulangan setelah dipinjamkan ke kesebelasan lain pada musim lalu, yaitu Alberto Brignoli, Carlo Pinsoglio, dan Nicola Leali. Lantas apakah dari ketiga nama tersebut akan ada yang menjadi "teman" Buffon untuk musim depan?

Brignoli pulang dari peminjaman Perugia dan menjadi kiper utama di sana. Ia hampir membawa Perugia promosi ke Serie A karena mengakhiri musim di peringkat empat Serie B 2016/2017. Di Perugia, ia tercatat bermain sebanyak 18 kali dan kebobolan 15 kali. Hanya setengah musim kiper berusia 25 tahun ini di Perugia. Paruh musim pertama, ia membela kesebelasan La Liga, Leganes, dan hanya menjadi penghangat bangku cadangan.

Sementara itu jabatan kiper utama juga didapatkan Pinsoglio bersama Latina. Tapi nasib kesebelasan Pinsoglio begitu ironis karena menempati peringkat terakhir Serie B musim lalu sehingga harus terdegradasi ke Serie C 2017/2018. Meskipun begitu, penampilan Pinsoglio sebenarnya cukup lumayan karena dari 39 penampilannya, ia kebobolan 46 gol dan mencatatkan sembilan nirbobol. Jumlah kebobolan tersebut lebih sedikit dari Cittadella yang menempati urutan ke-6.

Nasib kedua kiper itu berbeda dengan Leali yang cukup sukses selama dipinjam Olympiakos. Alasan kesuksesan karena ia berhasil membawa Olympiakos membawa juara Liga Super Yunani 2016/2017. Di Olympiakos, ia dimainkan 13 kali dan 12 di antaranya sebagai kiper utama. Kepercayaan kiper utama didapatkan ketika Olympiakos bermain di Liga Europa dan Leali dimainkan 10 kali. Ketika dimainkan pada Liga Super Yunani, Leali cuma dua kali kebobolan lebih dari satu gol (kebobolan dua gol). Pada Liga Europa lebih dahsyat lagi karena belum pernah kebobolan lebih dari satu gol di setiap pertandingannya.

Karenanya dari tiga nama di atas, catatan-catatan itu bisa membuat Leali dipertahankan Juventus setelah dua kiper sebelumnya pergi. Tapi Leali saja belum cukup, Juventus perlu membutuhkan satu kiper lagi yang setidaknya memiliki pengalaman di Liga Champions karena kompetisi itu masih menjadi target juara bagi mereka pada musim mendatang.

Sejauh ini, Juventus akan berharap lebih pada Leali. Leali pun cocok dengan skema permainan Massimiliano Allegri yang gemar menerapkan build-up serangan melalui umpan lambung dari belakang. Sebab tugas itu dilakukan kiper asli Italia itu selama memperkuat Olympiakos.

Dalam 10 pertandingan Liga Europa 2016/2017, ia melepaskan 6,4 umpan panjang di setiap laganya. Rataan itu merupakan yang terbanyak ketiga di kesebelasannya setelah Bruno Viana dan Luka Milivojevic, di mana dua pemain lain tidak berposisi sebagai kiper. Akurasi operannya sampai 60,9% pada kompetisi Liga Europa. Rataan itu cukup baik bagi kiper yang sering melepaskan umpan jauh dari belakang. Walau begitu, akurasinya itu kalah 18% dari Gianluigi Buffon di 30 pertandingan Serie A.

Hanya saja kelemahan Leali adalah kurangya konsentrasi. Kekurangan itu terlihat dari waktu kebobolannya sering terjadi ketika awal babak, perpanjangan babak dan babak kedua. Kebobolan awal pertandingan bisa terjadi karena setiap pemain masih meraba-raba pertandingan dan kekuatan lawan. Sementara kebobolan pada baba kedua atau perpanjangan karena stamina yang cukup terkuras, apalagi Leali sering membantu build-up serangan Olympiakos dari lini belakang.

Leali Pelengkap, Sementara Szczesny Adalah Penyempurna

Di sisi lain, Juventus masih membutuhkan kiper baru karena Leali saja tidak cukup. Apalagi kemungkinan besar Brignoli dan Pinsoglio akan dilepas Juventus. Brignoli tampak ingin dipermanenkan Perugia dan Pinsoglio sedang diminati kesebelasan-kesebelasan Serie B seperti Latina, Modena, Livorno, Pescara, dan Vincenza. Dan Juventus juga bisa saja mengambil risiko lebih tinggi dengan melepas Leali yang diminati Sampdoria.

Tapi setidaknya Juventus perlu menambah satu kiper baru yang bisa membuat mereka nyaman melapisi Buffon. Nyaman dalam artian bahwa kiper tersebut bisa menjadi pelapis yang bisa dipercaya dalam mengarungi kompetisi domestik maupun kontinental di Liga Champions. Sebab Leali saja tidak cukup walau ia tampil cukup baik di Liga Eropa. Leali masih minim pengalaman pada ajang Liga Champions.

Bersambung ke halaman berikutnya

Komentar