Rashford: Pemuda Manchester yang Harus Menunggu

Analisis

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Rashford: Pemuda Manchester yang Harus Menunggu

Lanjutan dari halaman sebelumnya:

Bahayanya perkembangan yang terlalu cepat

Kenapa berkembang di kecepatan yang stabil itu sangat penting? Pertama-tama, kita harus ingat usianya masih 18 tahun. Bermain 15 sampai 60 menit pada satu pertandingan kompetitif senior adalah waktu yang lebih dari cukup untuk seorang pemain muda.

Kebanyakan orang yang mengkritik Mourinho adalah karena Mourinho yang dicap tidak suka pemain muda. Padahal pada kenyataannya tidak demikian juga.

Kita bisa melihat kasus Ryan Giggs yang dikembangkan oleh Sir Alex Ferguson. Pada awal kariernya di United, Ferguson pun dikritik karena tidak mengeksploitasi Giggs. Tapi hasilnya kita bisa lihat sendiri, karier Giggs sangat panjang di United, yaitu 24 tahun, dan selama itu pula ia bisa dikatakan bebas dari cedera.

Saat itu, kehadiran Eric Cantona, Mark Hughes, Steve Bruce, dan pemain senior lainnya juga turut membantu perkembangan Giggs muda. Ketika Giggs dimainkan, dan tidak terlalu sering juga saat itu, pada saat itulah kita bisa melihat Giggs yang berpengaruh, sama seperti Rashford.

Kemudian kita juga bisa melihat perkembangan Michael Owen yang mirip dengan Rashford (pada saat berusia 18 tahun), tapi hasilnya dianggap 180 derajat dari Giggs di akhir kariernya.

Owen mengakuinya pada 2012 bahwa ia terlalu sering dimainkan saat masih remaja, beban yang dipikulnya terlalu berat, sehingga karier (dan koleksi gelarnya) tidak bisa sepanjang pemain lainnya. Padahal saat remaja, Owen bahkan lebih baik daripada Giggs.

Ibrahimović sebagai guru yang pas

Musim lalu sangat kelihatan sekali jika United mengandalkan Rashford sebagai tumpuan utama. Ia bermain dalam 855 menit (11 pertandingan) di Liga Primer dan bisa dibilang sebagai penyerang utama Manchester United pada tengah musim terakhir. Hal yang berbeda berlaku untuk musim ini.

Perbandingan statistik "pukul rata" (per 90 menit) Marcus Rashford, Harry Kane, Jamie Vardy, dan Zlatan Ibrahimović musim 2015/16

Kehadiran Ibrahimović tidak dimungkiri lagi akan meminggirkan Rashford, tapi tidak dimungkiri juga akan meningkatkan kemampuan Rashford.

Ibrahimović adalah pemain yang berpengaruh, sehingga menonton dan belajar dari pemain asal Swedia tersebut akan sangat vital bagi perkembangan Rashford, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

Bisa dibilang, Ibrahimović akan menjadi pemain kunci Mourinho dan United untuk dua, atau paling lama tiga musim ke depan. Sedangkan Rashford akan menikmati masa-masa setelahnya menuju puncak karier jika ia bisa bersikap dengan baik.

Mourinho juga berkata bahwa keputusan untuk memainkan Rashford di timnas U21 adalah keputusan terbaik untuk semua pihak. Itu lebih baik untuk perkembangannya daripada sekadar menonton Harry Kane dan Jamie Vardy dari bangku cadangan timnas senior.

Bayangkan jika Rashford terus diandalkan seperti setengah musim terakhir di “Setan Merah” musim lalu, bisa jadi tenaganya akan habis dan talenta hanya akan menguap dengan cepat membuat kariernya pendek dan menyedihkan.

Para pendukung United dan The Three Lions tentunya tidak menginginkan hal tersebut terjadi kepada Rashford.

Satu-satunya pemuda Manchester di derby Manchester

Rashford baru bermain sekali, yaitu selama 20 menit, selama musim ini di Liga Primer. Tapi satu golnya sangat berpengaruh untuk peringkat klasemen Manchester United sampai pekan keempat ini. Pertandingan selanjutnya bagi Rashford adalah derby Manchester akhir pekan ini. Bermain ataupun tidak bermain, Rashford sebenarnya patut berbangga.

Dari daftar pemain yang sudah bermain bagi Manchester United dan Manchester City musim ini, hanya Rashford yang merupakan pemain kelahiran asli Manchester.

Manchester City tidak memiliki satupun pemain asli Manchester meskipun mereka memiliki salah satu akademi kesebelasan terbaik di Inggris. Raheem Sterling adalah kelahiran Jamaika, Fabian Delph dari Bradford, John Stones kelahiran Barnsley, dan bahkan Joe Hart (sedang dipinjamkan ke Torino) lahir di Shrewsbury.

Tapi sebenarnya The Citizens memiliki beberapa pemain berprospek asli asal Manchester di tim U21-nya seperti Tosin Adarabioyo, Brandon Barker, dan Cameron Humphreys.

Sedangkan United memiliki beberapa pemain Inggris, tapi juga tidak ada yang lahir di daerah sekitar Manchester. Kapten Wayne Rooney adalah seorang scouser, Chris Smalling lahir di Greenwich, Michael Carrick dari Wallsend (Tyne & Wear), Ashley Young asal Stevenage, Luke Shaw lahir di London, sementara Phil Jones (Preston), Sam Johnstone (Preston), dan Jesse Lingard (Warrington) lahir di Lancashire.

Pemain asli asal Manchester hanya Will Keane (sudah dijual ke Hull City) yang merupakan kelahiran Stockport (Greater Manchester) dan Cameron Borthwick-Jackson (dipinjamkan ke Wolverhampton Wanderers). Sementara Danny Welbeck sudah lama berlalu ke Arsenal.

Rashford sendiri lahir di Wythenshawe, Manchester. Melihat daftar nama-nama di atas, hanya Rashford yang kemungkinan besar akan bermain di derby Manchester sebagai pemuda asli Manchester. Melihat penampilan dan gairahnya selama ini, José Mourinho akan berpikir dua kali untuk meminggirkannya kali ini.

Tapi tidak masalah juga bagi pemuda Manchester ini jika memang masih harus menunggu lagi.

Komentar