Kelebihan Neuer yang Tidak Didapatkan Guardiola dari Joe Hart di Manchester City

Analisis

by

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Kelebihan Neuer yang Tidak Didapatkan Guardiola dari Joe Hart di Manchester City

Pada 1 Februari 2016, Manchester City resmi mengumumkan Pep Guardiola sebagai manajer mereka untuk musim kompetisi baru. Juru taktik asal Spanyol tersebut menerima pinangan sisi biru kota Manchester setelah ia tidak meneruskan kerjasamanya dengan klub raksasa Jerman, FC Bayern.

Kedatangan Guardiola ke tanah Inggris menjadi fenomena yang sangat menarik. Bukan hanya soal ia adalah satu dari delapan manajer yang bekerja untuk klub baru, tetapi juga terkait apakah Pep mampu membawa kesuksesannya di tanah Spanyol dan Jerman ke Inggris. Apalagi klub-klub lain juga memiliki manajer baru yang peluang untuk membuat waktu Pep di Inggris menjadi sangat sulit, termasuk manajer baru rival sekota, Jose Mourinho di Manchester United.

Kesulitan lain datang dari gaya bermain beberapa kesebelasan Liga Primer yang akan menyulitkan Pep. Tim-tim yang bermain keras dan mengandalkan semangat juang adalah anti-tesis bagi permainan seorang Pep Guardiola. Dan berbeda dengan di Spanyol atau Jerman di mana bahkan tim di papan tengah saja dengan berani menantang tim yang berposisi lebih baik di klasemen dengan permainan terbuka, di Inggris beberapa kesebelasan bermain menyulitkan dengan menerapkan permainan keras dan pertahanan yang berlapis.

Keadaan semakin dipersulit dengan jadwal padat Liga Primer. Di mana terkadang suatu kesebelasan bahkan akan bermain sebanyak tiga kali dalam satu pekan. Liga Primer juga tidak seperti di Spanyol atau Jerman yang mengenal libur Natal dan musim dingin. Seperti yang sudah jadi pengetahuan umum, Liga Inggris bahkan menggelar pertandingan tepat satu hari setelah perayaan Natal.

Rintangan-rintangan tersebut bermuara kepada apakah skuat Manchester City milik Pep Guardiola bisa menghadapinya atau tidak. Bahkan sebenarnya faktor yang menyulitkan justru bukan berasal dari pihak eksternal. Ada sesuatu di dalam tubuh City yang akan menyulitkan Pep Guardiola.

Ajang Piala Eropa menjadi gambaran terkait salah satu kesulitan yang akan dialami oleh Guardiola. Kiper utama City, Joe Hart, melakukan blunder fatal yang membuat negaranya, Inggris, kemudian tersingkir dari turnamen. Banyak kepala tentu bertanya-tanya apa yang akan dilakukan Pep dengan kondisi sebelumnya memiliki kiper dengan kualitas luar biasa seperti Manuel Neuer. Kini harus menerima kenyataan bahwa Joe Hart adalah sosok yang akan mengawal gawang timnya.

Harus diakui apabila dalam urusan menghentikan serangan lawan, Hart tidak kalah jauh dari seorang Neuer. Akan tetap ada satu kelebihan Neuer yang tidak dimiliki oleh Hart, dan kelebihan itu mungkin yang akan menyulitkan Guardiola dengan kenyataan bahwa yang kini ia miliki sebagai kiper adalah Joe Hart.

Kelebihan Neuer yang tidak dimiliki oleh Hart adalah bagaimana meskipun berposisi sebagai kiper, Neuer bisa ikut terlibat dalam permainan. Peran sebagai sweeper-keeper membuat Neuer menjadi lapisan tambahan lain untuk lini pertahanan. Peran ini juga membuat Neuer yang berposisi sebagai kiper pun ikut dalam proses mengalirkan bola. Keterlibatan seorang kiper dalam permainan ini juga menjadi penting apalagi ketika menghadapi tim yang bertahan dengan rapat. Pep tentu membutuhkan seluruh pemainnya yang berada di lapangan untuk bisa membongkar pertahanan lawan.

Aspek lainnya yakni lemparan jauh yang begitu penting bagi skema Guardiola untuk menghadapi tim-tim yang bermain keras dan bertahan rapat seperti yang sudah disebutkan di atas. Lemparan jauh dari seorang kiper memungkinkan sebuah tim untuk bisa melakukan serangan balik dengan cepat.

Ini menjadi penting. Karena cara terbaik untuk mengalahkan tim yang melakukan serangan balik adalah dengan secara cepat melakukan serangan balik balasan. Dan serangan balik balasan salah satu faktor utamanya bukan hanya para pemain depan yang cepat, tetapi juga kiper yang memiliki kemampuan untuk melakukan lemparan jauh yang akurat. Dan catatan Hart untuk urusan lemparan jauh juga tidak terlalu baik sepanjang musim lalu. Akurasi lemparan jauhnya hanya mencapai angka 59%. Meskipun jarak tempuh dari lemparan jauhnya adalah 40m.

Kiper dengan kemampuan melakukan lemparan jauh justru dimiliki oleh tim-tim pesaing City, mulai dari rival sekota, United yang memiliki David de Gea, kemudian Hugo Lloris yang bermain untuk Tottenham. Juara musim lalu, Leicester City pun memang mengandalkan kemampuan Kasper Schmeichel untuk melakukan lemparan jauh.

***

Dalam sejarah kepelatihannya, Pep memang tidak menaruh perhatian terlalu besar kepada posisi kiper. Ketika di Barcelona, ia sangat terbantu karena Carles Busquets berada di sisinya sebagai pelatih kiper. Terlebih era Pep juga merupakan masa-masa terbaik dalam karier seorang Victor Valdes. Di Jerman, Pep sangat tertolong karena Jerman adalah produsen kiper terbaik di dunia. Itu adalah ciri khas mereka.

Terkait kasus build-up serangan, Pep bisa berharap Hart dengan cepat memberikan bola kepada para pemain belakang untuk segera diteruskan agar bisa menjadi peluang. Tetapi permasalahan lainnya adalah, para pemain bertahan City yang dimiliki Pep saat ini tidak ada yang bertipe sebagai pemain bertahan yang bisa memainkan bola.

Terlebih lagi, perbedaan waktu antara kiper yang langsung melempar bola dengan jauh dan kiper yang memberikan bola terlebih dahulu kepada pemain bertahan. Meskipun hanya berselisih sepersekian detik, dalam urusan melakukan serangan, tentu yang dibutuhkan adalah bisa melakukan sesuatu lebih cepat ketimbang lawan.

foto: wikimedia

Komentar