Kroasia Andalkan Kekuatan Antarlini

Analisis

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Kroasia Andalkan Kekuatan Antarlini

Hal yang paling diingat dari sepakbola Kroasia adalah debutnya di ajang Piala Dunia 1998 kala mengalahkan Belanda 2-1. Sementara itu, Kroasia belum menorehkan catatan fenomenal di ajang Piala Eropa. Prestasi terbaik Kroasia di ajang ini adalah masuk ke perempat final pada Piala Eropa 2008 di Austria dan Swiss. Bahkan pada Piala Eropa terakhir yang diselenggarakan pada 2012 di Polandia dan Ukraina, Kroasia tidak mampu lolos dari fase grup. Tapi mereka memang masuk ke dalam grup neraka karena berhadapan dengan Italia, Republik Irlandia, dan Spanyol. Pada grup C itu Kroasia cuma mampu menang sekali atas Irlandia.

Pada Piala Eropa kali ini pun tidak akan mudah bagi Kroasia. Mereka kembali digabungkan bersama Spanyol yang berpredikat juara bertahan. Selain Spanyol, ada Republik Cheska, dan Turki, yang tergabung bersama mereka di Grup D.

Untuk menjalani Piala Eropa 2016 dengan mulus, Mario Manduzkic, penyerang Kroasia, mengingatkan tentang kolektivitas skuatnya. Apalagi jika mengingat adanya keputusan-keputusan kontroversial dari Ante Cacic yang menjadi pelatihnya saat ini.

Cacic agak dipertanyakan mengapa Alen Halilovic tidak dipilih untuk skuat Piala Eropa kali ini. Padahal Halilovic berhasil tampil baik dengan Sporting Gijon selama musim lalu. Keputusan itulah yang menjadi mengejutkan Ivan Rakitic, gelandang serang Kroasia. Selain Halilovic, masih ada nama-nama lain yang tidak dipanggil seperti Dejan Lovren, Danijel Pranjic, Mijo Caktas, Ante Rebic dan lainnya. Padahal pemain-pemain tersebut tidak dalam kondisi cedera.

Kendati demikian susunan pemain utama di lapangan Kroasia tetap berbahaya. Dalam formasi 4-2-3-1 ala Cacic, mulanya penjaga gawang akan diberikan kepada Danijel Subasic. Sementara jika dilihat dari rangkaian uji tanding, Cacic menyukai pemain berpengalaman di komposisi skuatnya. Walau di sisi lain ia turut mengangkut beberapa pemain muda seperti Ante Coric, Marko Rog, dan Marko Pjaca.

Maka dari itu, duet bek tengah akan diberikan kepada Gordon Schildenfeld dan Vedran Corluka. Dua bek tengah itu akan diapit oleh Darijo Srna sebagai full-back kanan, dan Ivan Strinic di sebelah kiri. Cacic pun memiliki stok pelapis yang melimpah di lini belakang. Ia masih memiliki bek-bek seperti Tin Jedvaj dan Sime Vrsaljko. Terkadang, Milan Badelj pun dijadikan bek tengah oleh Cacic.

Lalu bagaimana dengan lini tengah? Cacic lebih gemar menggunakan lima gelandang, baik formasi keseluruhannya itu 4-2-3-1 atau 4-5-1, bahkan ia terkadang menggunakan 4-4-1. Namun dalam opsi lima gelandang itu ia akan memilih Ivan Perisic, Ivan Rakitic, Luka Modric, Marcelo Brozovic dan Badelj. Selain itu, Cacic juga masih punya Mateo Kovacic, atau Pjaca, pemain muda yang semakin tampil impresif. Andrej Kramaric pun bisa ditugaskan sebagai gelandang serang.

Sementara untuk lini depan, penyerang tunggal Kroasia dipastikan menjadi milik Mario Mandzukic. Ia akan dilapis Nikola Kalinic. Kendati demikian keduanya bisa diturunkan jika Cacic ingin skuatnya bermain dengan formasi 4-4-2.

Sejauh ini, timnas berjuluk Vatreni itu mempersiapkan kekuatannya dengan matang. Sejak menyelesaikan babak kualifikasi Piala Eropa, Kroasia belum pernah terkalahkan dalam lima pertandingan uji tanding. Hasilnya adalah satu kali seri dan empat kali menang. Bahkan, uji tanding terakhir menghasilkan rekor gol terbanyak Kroasia, yakni mengalahkan San Marino dengan skor 10-0.

Selanjutnya, Kroasia tinggal melanjutkan tren positifnya ke pertandingan-pertandingan Liga Eropa. Sebetulnya saat ini Kroasia merupakan Timnas yang lebih kuat ketimbang Cheska dan Turki. Lain kata dengan Spanyol. Terakhir kali Cheska berkompetisi besar antarnegara Eropa adalah Piala Eropa 2012, sementara Turki yaitu pada Piala Eropa 2008.

Maka dengan modal kekuatan yang kuat, terutama dari lini tengah sampai depannya, sudah seharusnya Kroasia menemani Spanyol lolos dari Grup D. Sekarang, tinggal kolektivitas yang ditekankan Mandzukic agar mampu dibangun Kroasia. Sehingga bisa melupakan keputusan-keputusan kontroversial pelatihnya sendiri.

ed: fva

Komentar