Grup F Tidak Akan Berjalan Mudah untuk Portugal

Analisis

by

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Grup F Tidak Akan Berjalan Mudah untuk Portugal

Pembukaan Piala Eropa 2016 tinggal menghitung hari. Sebanyak 10 stadion di sembilan kota di Prancis sudah siap menjadi tempat berlangsungnya turnamen regional terbesar di dunia tersebut. Sebanyak 24 kesebelasan negara peserta dibagi ke dalam enam grup yang memainkan total 36 pertandingan. Semua grup menghadirkan bara persaingan tersendiri, termasuk Grup F yang dihuni oleh Portugal, Islandia, Austria, dan Hungaria.

Sekilas, Portugal jelas menjadi unggulan ketimbang kontestan lain di grup ini. Menempati pot 1 dalam undian. Selain itu Portugal kini menempati peringkat keempat rangking FIFA yang membuat Portugal seakan terlihat lebih superior dibandingkan negara peserta lain. Apalagi kehadiran megabintang Cristiano Ronaldo juga semakin menggambarkan kedigdayaan Portugal.

Sang megabintang juga memiliki hasrat besar untuk memenangi Piala Eropa 2016. Ronaldo tentu ingin menebus kegagalan pada 2004 ketika gagal membawa Portugal meraih gelar juara, padahal kala itu mereka berstatus sebagai tim tuan rumah.

Gelar internasional juga bisa menjadi nilai tambah bagi Ronaldo apabila ia ingin meraih gelar Ballon d’Or. Ibaratnya, nilai Ronaldo dan rival beratnya Leo Messi kini “sama”. Meskipun Ronaldo dan Real Madrid berhasil meraih gelar juara Liga Champions, seluruh gelar kompetisi domestik berhasil diboyong oleh Messi dan Barcelona. Maka, gelar turnamen internasional akan menjadi pembeda bagi keduanya.

Ronaldo jelas akan menjadi kekuatan utama Portugal pada turnamen kali ini. Menjadi pencetak gol terbanyak tim di fase kualifikasi dengan lima gol, Ronaldo kemungkinan akan menambah catatan golnya di babak utama. Seluruh komponen skuat akan dikondisikan sedemikian rupa agar bisa mengakomodir kemampuan dari seorang Cristiano Ronaldo.

Namun ini juga yang menjadi permasalahan bagi Portugal. Ada ketergantungan yang luar biasa kepada sosok Cristiano Ronaldo. Baik Nani, Joao Moutinho, dan Ricardo Quaresma, belum mampu menggantikan peran vital Ronaldo di tubuh Timnas Portugal. Bisa terlihat dalam laga uji tanding melawan Inggris. Tampil tanpa Ronaldo, Portugal seakan limbung dan bermain tanpa arah yang jelas.

Kondisi ini juga dipersulit dengan uzurnya lini pertahanan Portugal. Rata-rata usia bek-bek Portugal mencapai angka 31.65 tahun, dengan Ricardo Carvalho, 38 tahun, sebagai pemain yang paling senior. Carvalho juga tercatat sebagai pemain kelima tertua di ajang Piala Eropa 2016 ini. Pertanyaannya kemudian apakah lini pertahanan uzur Portugal sanggup meladeni kecepatan-kecepatan penyerang tim lawan?

***

Islandia yang berjaya di fase kualifikasi jelas menjadi yang paling favorit untuk menjungkalkan Portugal. Lolosnya mereka ke Prancis jelas merupakan sebuah kejutan. Meskipun pada hari terakhir mereka akhirnya digeser oleh Republik Ceko, Islandia sempat bertengger cukup lama di peringkat pertama klasemen Grup A babak kualifikasi. Islandia berhasil menggeser negara-negara besar seperti Turki dan Republik Ceko. Juga tentunya yang paling sensasional adalah mereka mampu menyingkirkan negara kuat, Belanda.

Gylfi Sigurdsson dan Aaron Gunnarson tetap akan menjadi poros kekuatan Islandia di lini tengah. Sigurdsson yang memiliki banyak pengalaman di Liga Primer Inggris akan bergerak bebas untuk menyusun serangan Islandia. Permasalahan Islandia di turnamen kali ini adalah kebugaran penyerang utama, Kolbeinn Sigthórsson, yang baru saja sembuh dari cedera. Pelatih Lars Lagerback sampai memanggil legenda hidup Eidur Gudjohonsen untuk menambah amunisi lini serang Islandia.

Kemudian ada Austria yang dipenuhi oleh para pemain yang tengah bersinar. David Alaba jelas menjadi bintang utama. Tapi para pemain lain di posisi gelandang juga tidak kalah memukau. Julian Baumgartlinger menjadi gelandang kuat yang selalu siaga untuk menghentikan serangan lawan. Zlatko Junuzovic dan Marko Arnautovic juga merupakan gelandang serang yang membahayakan pertahanan lawan.

Secara taktis kelemahan Austria adalah ketika Alaba dan Baumgartlinger meninggalkan pos mereka di posisi gelandang tengah. Empat pemain bertahan akan langsung berhadapan dengan serangan lawan. Duet bek tengah muda Aleksandar Dragovic dan Kevin Wimmer belum punya banyak pengalaman di turnamen besar.

Hungaria memang bukan favorit. Tetapi mereka bisa saja menjegal langkah kontestan-kontestan lain. Delapan dari 14 gol yang dicetak Hungaria di babak kualifikasi berasal dari situasi bola mati. Tandanya Zoltan Gera dan kawan-kawan selalu berusaha untuk memanfaatkan setiap kesempatan yang ada, sekecil apapun.

Maka panggung grup F bukan semata hanya milik Portugal. Bahkan sebenarnya Portugal akan menjadi kunci peluang lolos kontestan lain. Apabila berhasil mengalahkan Portugal sang lawan terkuat di grup F, besar kemungkinan kesebelasan tersebut akan punya peluang lebih besar untuk melaju ke fase selanjutnya.

ed: fva

Komentar