Kejelian Juventus Memanfaatkan Celah di Sisi Kanan AC Milan

Analisis

by Redaksi 34

Redaksi 34

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Kejelian Juventus Memanfaatkan Celah di Sisi Kanan AC Milan

Pertandingan puncak final Coppa Italia 2015/16 antara AC Milan dan Juventus di Stadion Olimpico, Roma, pada Minggu (21/5) berjalan begitu sengit. Laga ini bahkan harus ditentukan hingga 120 menit. Juventus keluar sebagai pemenang setelah memenangkan pertandingan dengan skor akhir 0-1.

Alvaro Morata menjadi pahlawan Juventus setelah mencetak gol kemenangan Si Nyonya Tua pada menit ke-110. Memanfaatkan umpan silang Juan Cuadrado, Morata melepaskan tembakan first time yang tak mampu dibendung kiper AC Milan, Gianluigi Donnarumma.

Laga ini sendiri sebenarnya lebih didominasi AC Milan yang terlihat begitu bernafsu memenangi pertandingan ini demi mendapatkan jatah ke Eropa. Namun kecermatan Juventus dalam memanfaatkan kelemahan Milan membuat upaya-upaya mereka pada akhirnya menjadi sia-sia.

Serangan Sisi Kanan AC Milan yang Menjadi Bumerang

Juventus turun dengan formasi 3-5-2 pada laga ini. Di lini belakang, pelatih Juventus, Massimilliano Allegri, menurunkan Daniele Rugani untuk menggantikan Leonardo Bonucci yang harus absen. Sementara itu, Milan memainkan 4-3-3 dengan memainkan dua bek sayap muda, Davide Calabria dan Mattia de Sciglio.

Meski tampil dengan formasi 3-5-2, pertahanan Juventus nyatanya bermain fleksibel. Dalam beberapa situasi, Juve terlihat bermain dengan formasi 4-4-2 bahkan 5-3-2. Lini pertahanan Juventus menyesuaikan dengan gaya menyerang AC Milan, dan ini yang membuat serangan Milan tak begitu efektif karena Juve memiliki berbagai alternatif strategi.

Sementara Milan konsisten dengan pakemnya. Tak terlihat perubahan formasi yang terlalu besar dari Milan ketika menyerang maupun bertahan. Milan sendiri begitu mengandalkan sisi kanan yang diisi oleh Davide Calabria serta Keisuke Honda. Strategi ini memang cukup efektif, khususnya pada babak pertama yang berhasil melepaskan 10 tembakan sementara Juventus hanya satu kali (total Milan 20 tembakan, Juventus 11 tembakan).

Calabria menjadi pemain yang paling menonjol di laga ini. Ia bahkan sangat aktif melakukan overlap dibanding sisi kiri yang dihuni Mattia De Scigilio. Hal ini dibuktikan oleh catatan statistik bek berusia 19 tahun tersebut yang mampu melepaskan delapan umpan silang (De Sciglio hanya tiga kali). Tidak hanya itu, pemain asli akademi Milan ini pun menjadi pemain kedua terbanyak dalam melepas operan dengan 90 kali umpan (setelah Riccardo Montolivo 99 operan).

Pilihan Milan untuk mengeksploitasi sisi kiri Juventus dengan memanfaatkan Calabria mampu dibaca oleh Allegri. Perubahan-perubahan formasi yang kerap dilakukan Juventus di laga ini bahkan seringkali dimaksudkan untuk memanfaatkan kelemahan yang terbuka di sisi kanan.

Tidak hanya mematikan bagi serangan Milan, Calabria pada akhirnya memberikan sebuah gol bagi Juventus. Satu-satunya gol Juventus yang dicetak oleh Morata bahkan lahir berkat keterlambatan Calabria kembali ke lini pertahanan kala menghadapi serangan balik. Morata yang baru masuk pada menit ke-108 berada di posisi bebas dan mampu mengonversi umpan silang Juan Cuadrado.

Morata sendiri dimasukkan menggantikan Hernanes. Juve yang hingga 105 menit lebih bermain dengan formasi dasar 3-5-2, bermain dengan tiga penyerang karena Mario Mandzukic dan Paulo Dybala tak digantikan pada laga ini. Dari situlah Morata ditempatkan di sisi kanan pertahanan AC Milan untuk memanfaatkan celah yang kemudian terjadinya gol untuk Juventus.

Komentar