Keberhasilan Antisipasi Umpan Silang Hanya Menghasilkan Satu Poin untuk Sriwijaya

Analisis

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Keberhasilan Antisipasi Umpan Silang Hanya Menghasilkan Satu Poin untuk Sriwijaya

Sriwijaya FC kembali gagal meraih kemenangan pada lanjutan Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016. Pada pertandingan kedua yang berlangsung Jumat (6/5), skuat besutan Widodo Cahyono Putro tersebut bermain imbang tanpa gol menghadapi Persiba Balikpapan yang menjadi tuan rumah.

Penampilan Sriwijaya FC sendiri tak jauh berbeda dengan pertandingan pertama saat menahan imbang Persib Bandung. Mengandalkan garis pertahanan rendah, Sriwijaya FC mengandalkan serangan balik untuk menciptakan peluang.

Hasilnya Sriwijaya FC tak mampu mendominasi pertandingan. Bahkan kubu tuan rumah seringkali membahayakan gawang Sriwijaya FC yang dikawal Teja Paku Alam. Tercatat Persiba berhasil melepaskan 10 tembakan di mana enam tembakan mengarah ke gawang.

Jumlah tembakan yang mengarah ke gawang Sriwijaya tersebut sebenarnya jumlah yang sama dengan yang terjadi saat menghadapi Persib. Namun saat menghadapi Persib, hanya tiga yang mengarah ke gawang.

Jika saat menghadapi Persib lini tengah menjadi kunci pertahanan Sriwijaya, saat menghadapi Persiba lini tengah Sriwijaya seringkali kecolongan, khususnya pada babak kedua. Umpan-umpan mendatar para pemain Persiba ke depan kotak penalti Sriwijaya FC sulit dibendung Ahmad Jufriyanto dan Yuu Hyun-koo yang kembali diduetkan sebagai double pivot dalam formasi 4-2-3-1.

Sejumlah peluang yang diciptakan Persiba memang mayoritas bermula dari serangan lewat area tengah. Tak seperti Persib yang terus mencoba umpan-umpan panjang untuk diberikan pada Juan Belencoso, Persiba memasuki area sepertiga akhir lewat variasi operan, umpan panjang atau umpan pendek, melalui kaki Antonio Teles dan Abdul Aziz.

Persiba sendiri bermain dengan formasi dasar 4-3-3. Di lini depan, pelatih Persiba, Jaino Matos, memasang Rahel Rahadian, Okto Maniani, dan Shohei Matsunaga yang memainkan peran yang berbeda. Shohei, yang diplot sebagai penyerang tengah, bermain sebagai trequartista. Ia sering menjadi pembagi bola di depan kotak penalti untuk Rahel dan Okto yang bermain melebar.

Kecepatan yang dimiliki Rahel dan Okto acap kali merepotkan lini pertahanan Sriwijaya yang pada posisi bek diisi Supardi Nasir, Ngurah Nanak, Fachrudin Ariyanto, dan Wildansyah. Bahkan para pemain Sriwijaya sering harus melanggar para pemain depan Persiba, di mana kemudian Shohei mengancam gawang Sriwijaya dengan eksekusi tendangan bebasnya.

Meskipun begitu, selain karena Teja Paku Alam bermain impresif dengan menggagalkan setidaknya enam peluang, ketangguhan para pemain bertahan Sriwijaya dalam antisipasi umpan silang membuat Sriwijaya cukup aman dari kebobolan. Hal ini tidak mengherankan karena trio lini depan Persiba tak memiliki postur yang mendukung untuk memenangi duel udara.

Sementara itu, Sriwijaya ketika melancarkan serangan balik membangun serangan sejak dari lini pertahanan. Trio lini depan yang diisi oleh Beto Goncalves, Hilton Moreira dan Talaohu Musafry (masuk di awal-awal pertandingan menggantikan Muhammad Ridwan yang cedera), turun hingga depan kotak penalti pertahanan Sriwijaya yang kemudian dengan kecepatan dan kemampuan individu ketiganya merepotkan lini pertahanan Persiba.

Strategi ini terbilang berhasil. Sriwijaya meski lebih sering tertekan, berhasil melepaskan delapan tembakan dengan tiga di antaranya on target. Satu peluang terbaik diciptakan oleh Beto ketika tandukannya mampu digagalkan kiper Persiba, Alfonsius Kelvan.

Sriwijaya sendiri memfokuskan serangan lewat sisi kanan, atau sisi kiri pertahanan Persiba Balikpapan. Lewat area tersebut pula Sriwijaya berhasil masuk ke area pertahanan Persiba. Tercatat, lima dari 10 umpan silang Sriwijaya dari sisi kanan berhasil disambut Beto atau Hilton. Berbeda dengan sisi kiri yang ketiga umpan silang (bukan sepak pojok) yang selalu berhasil dibendung bek Persiba yang dikawal Ledi Utomo dan Dirkir Glay.

Hanya saja penyelesaian akhir Sriwijaya masih menjadi persoalan. Selain peluang dari Beto, hampit tak ada lagi peluang yang membahayakan gawang Persiba. Sejumlah peluang emas tercipta namun seringkali terlambat mengambil keputusan untuk melepaskan tembakan sehingga akhirnya digagalkan pertahanan Persiba, seperti peluang Hilton dan Talaohu.

Atas hasil imbang ini, Sriwijaya hanya meraih dua poin dari dua laga tandang mereka. Meskipun begitu dua poin tersebut cukup berharga mengingat penampilan lawan yang sebenarnya lebih mendominasi permainan. Sementara bagi Persiba, hasil imbang ini membuat mereka hanya meraih satu poin dari dua laga perdana.

Komentar