Empat Aspek Taktikal di Balik Kemenangan Persib atas Bali United

Analisis

by

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Empat Aspek Taktikal di Balik Kemenangan Persib atas Bali United

Sundulan Tantan yang memanfaatkan sodoran dari Juan Belencoso pada menit ke-77, yang berhasil mengoyak jala gawang Rully Desrian, menjadi satu-satunya gol yang terjadi di partai semifinal Piala Bhayangkara 2016 antara Persib Bandung berhadapan dengan Bali United, Rabu (30/03). Kemenangan ini memastikan tim berjuluk Maung Bandung melaju ke partai final. Skuat Dejan Antonic tinggal menunggu pemenangan laga semifinal lain antara Arema berhadapan dengan Sriwijaya FC.

Pertahanan Bali United Sulitkan Persib

Menghadapi lini serang Persib yang eksplosif, tim berjuluk Serdadu Tridatu memasang strategi bertahan yang bisa dibilang cukup baik. Ada transisi yang terjadi di garis pertahanan yang dibuat oleh Bobby Satria dan kawan-kawan. Ketika lawan masih berada jauh dari area pertahanan mereka memasang garis pertahanan yang tinggi. Para pemain Bali United akan segera mengantisipasi serangan lawan sedini mungkin.

Kemudian yang terjadi ketika lawan sudah mendekat ke jantung pertahanan, Bali United akan bertahan dengan dalam. Hal ini memaksa para pemain Persib harus membongkar pertahanan melalui sepakan dari luar kotak penalti atau dengan melebar dan melepaskan umpan lambung. Sayangnya upaya ini masih belum menemui hasil karena umpan-umpan lambung tersebut tidak banyakyang menemui sasaran.

Grafis umpan silang Persib
Grafis umpan silang Persib dan Bali United

Sebenarnya, Bali United tidak dalam kondisi prima untuk membangun pertahanan. Mereka kehilangan Kiko Insa yang absen karena akumulasi kartu. Absennya Kiko, pelan tapi pasti, dampaknya terlihat. Lini pertahanan Bali United terlihat keteteran ketika mereka sedang menguasai bola. Ditekan sedikit saja, mereka mudah panik.

Ganjar Mukti, yang menjaga sisi kanan Bali United, dibuat keteteran oleh kecepatan Febri Bow. Memang benar, Febri tidak terlalu berbahaya kala melakukan crossing. Tembakan jarak jauhnya pun selalu meleset. Akan tetapi, Febri berhasil "menghabiskan" stamina Ganjar. Sehingga ketika David Lally masuk menggantikan Febri, pemain asal Papua itu sudah dengan mudahnya mengobrak-abrik pertahanan sisi kanan Bali United yang sudah dibuat lelah oleh Febri.

Konektivitas dan Jarak antar Permain

Selain faktor dari cara bertahan yang diusung oleh Bali United. Penyerangan Persib tumpul karena faktor internal yang terjadi ketika Atep dan kawan-kawan sedang melakukan serangan. Pertama, jarak antar pemain sangat jauh ketika bola sedang berada di area tengah yang merupakan dasarnya merupakan awal mula serangan.Tujuan awalnya mungkin untuk membuka ruang. Akan tetapi  jarak antar pemain yang jauh ini membuat bola tidak sampai ke jantung pertahanan Bali United, dan bisa lebih cepat dipotong oleh para pemain lawan.

Jarak antar pemain Persib cukup jauh ketika bola berada di area tengah
Jarak antar pemain Persib cukup jauh ketika bola berada di area tengah

Kemudian yang kedua, konektivitas antar pemain di lini serang menjadi sebuah pertanyaan besar untuk skema yang diterapkan pelatih Dejan Antonic pada pertandingan kali ini. Atep yang ditempatkan sebagai gelandang serang justru tidak terkoordinasi dengan baik bersama para pemain lain di lini serang. Atep yang bebas bergerak justru beberapa kali 'memakan' lahan dari Samsul Arief atau Febri Heriyadi dengan ikut bergerak melebar.

Atep (dilingkari merah) meminta bola di sisi lapangan.Sementara itu seharusnya adalah wilayah pergerakan dari Samsul Arief
Atep (dilingkari merah) meminta bola di sisi lapangan. Sementara itu seharusnya adalah wilayah pergerakan dari Samsul Arif. Area di mana Atep seharusnya berada adalah di kotak hitam.

Hal ini kemudian menjadi jawaban atas pertanyaan mengapa akurasi crossing Persib buruk sekali dalam pertandingan tersebut. Karena dengan ikut melebarnya Atep, otomatis membuat target operan di jantung pertahanan lawan hanya tersisa Juan Beloncoso yang diplot sebagai penyerang tengah. Dengan hanya ada satu target operan tentunya opsi penyerangan menjadi sulit, dan lebih mudah dipatahkan oleh lawan.

Pergantian Pemain menjadi Kunci

Pergantian pemain kemudian menjadi kunci bagi kedua tim. Masuknya Loudry Setiawan, Hendra Sandi, dan Syakir Sulaiman, nyatanya tidak berpengaruh banyak bagi permainan skuat asuhan Indra Sjafrie. Sementara di sisi lain pergantian yang dibuat oleh Dejan Antonic sangat berpengaruh terhadap jalannya pertandingan.

Masuknya Tantan membuat serangan di sisi kanan penyerangan Persib menjadi lebih hidup. Gian Zola juga beberapa kali mengirimkan operan berbahaya ke area pertahanan lawan. Dan David Laly yang berperan dalam terciptanya gol tunggal Persib di pertandingan kali ini.

Masuknya David menjadi sebuah strategi jitu. Sejak babak pertama sisi kanan pertahanan Bali United dibuat sibuk oleh Febri Heriyadi. Masuknya David yang bermain di sisi sebelah kiri berhasil memanfaatkan kelelahan yang dialami oleh bek kanan Ganjar Mukti karena sebelumnya sepanjang laga ia terus beradu sprint dengan Febri.

Gol Persib Berasal dari Set-Piece

Gol yang ditunggu-tunggu akhirnya justru datang melalui situasi bola mati. set-peice cepat antara Kim Kurniawan dan David Laly yang kemudian mengirimkan bola ke jantung pertahanan lawan, hingga berakhir dengan sundulan Tantan yang kemudian berhasil menjadi gol.

Gol ini menjadi tren tersendiri bagi Persib. Ini adalah keempat kalinya sepanjang turnamen Piala Bhayangkara ini Maung Bandung berhasil menciptakan gol melalui proses yang berawal dari situasi bola mati. Meskipun demikian efektivitasnya masih perlu ditingkatkan. Contohnya dalam pertandingan kali ini Persib sebenarnya mendaptkan 28 situasi bola mati, dengan rincian 22 berasal dari pelanggaran yang dibuat oleh lawan. Dan enam lain berasal dari sepak pojok.

Komentar