Preview Piala Jenderal Sudirman: Pusamania Borneo FC vs Surabaya United

Analisis

by

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Preview Piala Jenderal Sudirman: Pusamania Borneo FC vs Surabaya United

Pusamania Borneo FC (PBFC) tetap melaju ke babak delapan besar meski ditinggal pelatih eksentrik Iwan Setiawan yang mengundurkan diri sesuai janjinya apabila PBFC dikalahkan oleh PS TNI. Pesut Etam – julukan PBFC, kini menatap babak delapan besar Piala Jenderal Sudirman dengan pelatih baru mereka Kas Hartadi.

Dalam pertandingan pertama Grup E, PBFC akan berhadapan dengan lawan yang sama ketika mereka bertanding babak penyisihan Grup C, yaitu Surabaya United. Tim besutan Ibnu Grahan tersebut melaju ke babak delapan besar dengan status runner-up dibawah PS TNI.

Pertemuan pertama antara kedua tim berakhir dengan skor 3-1 untuk kemenangan Surabaya United. Gol-gol Surabaya United yang dicetak oleh Tiago Dos Santos dan Ilham Udin Armayn yang memasukan dua gol hanya dibalas satu oleh Pesut Etam melalui gol Sultan Sama.

PBFC sebenarnya tampil tidak terlalu berbeda dibawah arahan Kas Hartadi. Pesut Etam tetap bermain cepat dalam menyerang. Legiun asing Srdjan Lopicic akan kembali menjadi motor penyerangan, ditopang oleh Terens Puhiri dan Sultan Samma.

Sultan Samma yang baru memperkuat PBFC di kompetisi kali ini langsung memiliki peran vital. Sejauh ini Samma menjadi pencetak gol terbanyak tim, dengan 3 gol. Kombinasi antara dirinya dan Terens sangat berbahaya bagi pertahanan lawan. Apalagi kebiasaan pemain yang pernah memperkuat Persiba Balikpapan ini untuk melakukan pergerakan merangsek masuk ke pertahanan lawan, setelah membawa bola dari sisi lapangan terlebih dahulu.

Sultan Samma Bergerak Dari Sisi Pertahanan Masuk ke Area Tengah
Sultan Samma Bergerak Dari Sisi Pertahanan Masuk ke Area Tengah

Proses seperti ini menjadi cara yang ditunjukannya saat mencetak gol kemenangan PBFC saat berhadapan dengan Persela Lamongan. Samma yang awalnya berada di sisi kiri pertahanan lawan, membawa bola dan terus menerobos pertahanan Persela hingga akhirnya tinggal berhadapan dengan kiper Chairul Huda.

Eksplosifnya lini serang PBFC jelas mesti diwaspadai oleh Surabaya United. Lini pertahanan Si Alligator – julukan Surabaya United sudah kemasukan enam gol sepanjang babak penyisihan, bahkan jumlah ini lebih banyak daripada jumlah kemasukan PBFC yang berada di peringkat ketiga.

Penyebab utamanya adalah kiper-kiper Surabaya United menunjukan peforma minor. Baik Jendri Pitoy maupun Thomas Bayu sering melakukan kesalahan yang merugikan tim saat mengawal gawang Surabaya United. Dosa besar Jendri, adalah ketika dirinya melakukan blunder di pertandingan pertama melawan PS TNI.

Sementara Thomas Bayu yang diplot menggantikan Jendri juga bermain sama tidak baiknya. Saat menang tipis atas Persela dengan skor 4-3, ketiga gol yang dicetak Persela merupakan kesalahan Thomas. Gol pertama dan ketiga Persela diakibatkan oleh tidak sempurnanya Thomas dalam mengantisipasi bola yang datang, sehingga bisa dimanfaatkan oleh pemain lawan. Sementara gol kedua yang dicetak melalui penalti Emile Mbamba disebabkan oleh pelanggaran yang dilakukan oleh Thomas.

Para pemain yang merupakan eks-Garuda Jaya jelas menjadi poros permainan Surabaya United. Tidak hanya Evan Dimas Dharmono dan Ilham Udin, tetapi juga I Putu Gede Juni Antara yang berposisi sebagai pemain bertahan.

Fandi Eko Utomo juga menjadi senjata lain yang dimiliki oleh Surabaya United. Kemampuannya menyisir sisi lapangan dan kemudian mengirimkan umpan ke jantung pertahanan lawan, jelas mesti diwaspadai.

Apalagi ada nama super-sub Rudi Widodo yang sudah mencetak tiga gol. Penyerang yang pernah memperkuat Persis Solo ini, selalu bermain luar biasa kala dimasukan di tengah pertandingan. ketiga gol yang dicetak Rudi baik saat berhadapan dengan Persela maupun Persib dicetak di babak kedua saat dirinya masuk menggantikan pemain lain.

Apakah PBFC akan berhasil membalaskan dendam mereka di babak penyisihan? Ataukah justru Surabaya United justru mampu kembali menaklukan tim asal Kalimantan Timur tersebut?

Komentar