Analisis Pertandingan Arsenal vs Liverpool

Analisis

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Analisis Pertandingan Arsenal vs Liverpool

Arsene Wenger yang ingin tren positif Arsenal berlanjut kembali menurunkan formasi andalannya untuk menghadapi Liverpool; 4-2-3-1. David Ospina masih dipercaya sebagai penjaga gawang utama. Duet bek tengah, seperti biasa, dipercayakan kepada Laurent Koscielny dan Per Mertesacker. Peran bek sayap kanan kembali dimainkan Hector Bellerin. Kieran Gibbs, bek sayap kiri andalan Arsenal, didaftarkan sebagai pemain cadangan; Nacho Monreal mengisi posisinya.

Sementara itu Brendan Rodgers mempercayakan tugas mengobrak-abrik pertahanan Arsenal kepada trio pemain muda Lazar Markovic, Raheem Sterling, dan Philippe Coutinho; sedangkan Daniel Sturridge dan Balotelli tidak turun sebagai starter. Sturridge ada di bangku cadangan, sementara Balotelli bahkan tidak ada di daftar pemain cadangan.

Formasi Starting Line Up Arsenal v Liverpool pekan ke 31

Di lini tengah, Francis Coquelin dan Aaron Ramsey berhadapan langsung dengan Jordan Henderson, Lucas Leiva, Joe Allen, dan Alberto Moreno. Daniel Sturridge yang sedang tidak fit membuat Lazar Markovic didorong kedepan sehingga perannya sebagai fullback kanan Liverpool dimainkan oleh Henderson yang biasanya bermain sebagai gelandang tengah. Beruntung bagi Liverpool, Lucas Leiva sudah sembuh dari cedera. Sehingga gelandang asal Brasil ini bisa mengisi posisi gelandang bersama Joe Allen.

Penyerang tunggal Arsenal, Olivier Giroud, berhadapan langsung dengan eks kapten Arsenal Kolo Toure, yang diapit oleh Emre Can dan Mamadou Sakho. Toure mengisi pos yang ditinggalkan oleh Martin Skrtel yang masih harus menjalani larangan bertanding. Memastikan Giroud tidak bekerja sendirian melawan tiga bek tengah Liverpool, trio kreatif Mesut Ozil, Santi Cazorla, dan Alexis Sanchez memberi sokongan untuk Giroud.

Arsenal langsung memainkan permainan pressing tinggi. Mereka tahu Liverpool akan memainkan bola-bola pendek untuk membangun serangan. Untuk itu mereka langsung mengganggu para pemain bertahan Liverpool sehingga tidak bisa membangun serangan dengan baik.

Liverpool yang terlihat tidak siap pada awal pertandingan pun harus kewalahan menghadapi permainan Arsenal. Hal ini membuat aliran bola mereka sama sekali tidak berjalan.

Kondisi ini diperburuk oleh jarak antara dua gelandang dengan 3 penyerang Liverpool. Jarak antara gelandang dan penyerang ini terlalu jauh. Hal ini membuat kedua gelandang kesulitan untuk meneruskan bola ke depan ketika mereka menguasai bola. Dengan kondisi dua gelandang Liverpool harus berhadapan dengan pemain Arsenal yang melakukan pressing dan sulitnya mencari opsi operan ke depan, menjadi semakin menyulitkan Liverpool membangun serangan.

Hasilnya Arsenal pun berhasil 2 kali mendapatkan peluang mencetak gol. Pertahanan Liverpool yang panik menerima pressing akhirnya melakukan kesalahan dan kehilangan bola. Beruntung bagi Liverpool peluang yang tercipta berhasil digagalkan oleh Simon Mignolet.

Arsenal memaksa Toure bekerja keras dengan memainkan Alexis lebih ke tengah sebagai tandem Giroud. Santi Cazorla bergerak bebas sementara Ozil beroperasi di sisi kiri dan Ramsey meninggalkan posnya di samping Coquelin untuk mengisi area kosong di sisi kanan serangan Arsenal. Menanggapi jumlah Arsenal, Henderson dan Moreno lebih sering turun membantu pertahanan.

Namun Arsenal tetap mengungguli Liverpool di area pertahanan tim tamu karena ada ruang kosong antara lini pertahanan Liverpool dan dua gelandang tengah mereka, Leiva dan Allen. Di daerah kosong itulah Monreal dan Bellerin beroperasi membantu serangan. Hasilnya, Bellerin berhasil membuka keunggulan Arsenal pada menit ke-37.

Sisi kiri pertahanan Liverpool yang diisi Sakho dan Moreno kembali terbukti menjadi titik masalah. Pergerakan dinamis barisan serangan Arsenal memaksa Sakho melanggar Ozil. Tendangan bebas yang dihasilkan dari pelanggaran ini dieksekusi oleh Ozil sendiri, yang menempatkan bola ke sisi sebelah kanan Mignolet, sama seperti Bellerin, untuk mencetak gol kedua Arsenal.

Bellerin kembali memberi kontribusi nyata dengan memenangi bola liar dan meneruskannya kepada Ramsey. Ramsey bergerak ke arah dalam bersama bola dan melepas umpan terobosan kepada Alexis yang mendapatkan ruang berkat bantuan pergerakan tanpa bola yang dilakukan Giroud. Setelah melewati Toure, Alexis melepas tendangan kaki kanan yang tak mampu dibendung Mignolet.

Selepas turun minum, Brendan Rodgers merepsons rapuhnya lini belakang Liverpool dengan mengubah formasi kesebelasannya. Daniel Sturridge masuk menggantikan Lazar Markovic dan bermain sebagai penyerang tunggal. Raheem Sterling, penyerang tengah di babak pertama, bergeser ke pos gelandang sayap kiri dalam formasi 4-1-4-1. Di lini belakang, Emre Can mengisi pos bek sayap kanan sementara Moreno mundur untuk memainkan peran bek sayap kiri. Lucas Leiva menjadi gelandang bertahan, dengan Allen dan Coutinho di hadapannya.

Arsenal, sementara itu, lebih mengendurkan tekanan. Masuknya Mathieu Flamini menggantikan Aaron Ramsey pun menjadi indikasi. Kesebelasan tuan rumah lebih banyak menunggu bola di daerah permainan sendiri sembari menunggu peluang melakukan serangan balik. Pendekatan tanpa bola ini membuat Liverpool lebih leluasa menyerang. Walau demikian, Liverpool tidak berhasil memanfaatkan semua keleluasaan yang mereka dapatkan karena minimnya kreativitas serangan. Hal tersebut membuat serangan Liverpool mudah dipatahkan.

Satu-satunya gol Liverpool tercipta lewat tendangan penalti. Satu gol tambahan dari Olivier Giroud membuat skor akhir menjadi 4-1 untuk Arsenal.

Kemenangan ini membawa Arsenal naik ke peringkat kedua, empat angka di belakang Chelsea dan dua poin di atas Manchester City yang belum bertanding di pekan ini. Liverpool, sementara itu, tertahan di peringkat kelima dan sangat mungkin dilewati oleh Southampton atau Tottenham Hotspur.

Komentar