Sejauh Manakah Klub Italia Melangkah di Liga Champions?

Analisis

by Aqwam Fiazmi Hanifan

Aqwam Fiazmi Hanifan

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Sejauh Manakah Klub Italia Melangkah di Liga Champions?

Dalam sebuah kompetisi siklus perputaran dominasi itu biasanya berputar selama empat tahun, atau mungkin lebih sebentar dari itu. Jika musim 2013 dipegang oleh Jerman, maka tahun ini dikuasai Spanyol. Dari empat negara besar yakni Inggris, Jerman, Spanyol dan Italia. Mungkin negara terakhir yang disebut itulah yang paling merana.

Italia sudah melewati batas empat tahun mereka tak berjaya. jika tak segera bangkit alih-alih mereka akan tenggelam di kancah eropa. Terakhir kali Italia berjaya di Liga Champions tahun 2010 lalu, saat Inter mengulang kejayaan La Grande Inter era modern bersama Jose Mourinho.

Setelah dari itu, tak ada lagi tim-tim Italia yang berjaya. AC Milan, Juventus, Inter Milan dan Napoli selalu mentok di babak delapan besar. Dan ironisnya, derita itu tampaknya mesti diperpanjang 2014/15 ini. Kegagalan Napoli melenggang ke fase grup menjadi pertanda awal kegagal Italia di Liga Champions. Kasus Napoli tentu saja aib bagi sepakbola Italia. Selain kini jatah Liga Champions mereka dipangkas tinggal tiga, jatah tersebut ternyata tak bisa dimanfaatkan Napoli dengan baik. Lantas tanggung jawab itu kini ada di punggung Juventus dan AS Roma.

Kans AS Roma untuk lolos ke babak 16 besar mungkin akan sangat sulit, mengingat mereka ditempatkan di pot 4. Keberadaan Roma di pot empat akan membuat salah satu grup di Liga Champions ini adalah grup neraka. Hal ini amatlah riskan, mengingat di pot 3 pun terdapat tim-tim kuat macam Ajax dan Liverpool. Tak menutup kemungkinan diantara tim-tim yang berada di pot 1 seperti Real Madrid, Barcelona , Arsenal dan Chelsea akan berada saru grup dengan AS Roma.

Kendati begitu, Roma tampaknya begitu serius untuk bermain maksimal di Liga Champions. Buktinya mereka banyak mendatangkan pemain-pemain baru dan menahan skuat musim lama. Nama-nama seperti Ashley Cole, Juan Iturbe, Davide Astori dan Kontastinos Manolas akan membuat kedalaman skuat Roma tangguh.Namun jika menilik tim-tim peserta lain, tampaknya Roma hanya akan melenggang hingga babak 16 besar.

Lantas ketika berbicara soal perwakilan Italia lainnya, yakni Juventus. Maka jika melihat perkembangan pelatih anyar Massimiliano Allegri bersama Juve, kans si nyonya untuk menjuarai Liga Champions amatlah tak realistis. Selain soal taktik baru yang belum padu, Juve pun kemungkinan besar akan ditinggal bintang-bintang seperti Arturo Vidal atau bahkan Paul Pogba.

Dalam soal kegarangan di ajang Eropa, kendati Juve mampu tampil dominan di serie A dengan menjuarai tiga musim berturut, nyatanya di Eropa tak bisa berbicara apa-apa. Namun dengan pembenahan yang mereka lakukan, maksimal raihan prestasi yang mereka dapat mungkin mentok di babak delapan besar.  Dengan kondisi yang dialami Juventus dan AS Roma musim ini, lantas Italia tampaknya harus kembali bermimpi. Namun andaikan lelah untuk bermimpi, setidaknya mereka bisa membolak-balik buku sejarah kejayaan sepakbola mereka.

Komentar