Qatar dan Nasibnya yang di Ujung Tanduk

Berita

by redaksi

Qatar dan Nasibnya yang di Ujung Tanduk

Belakangan ini, media mulai marak membicarakan Piala Dunia. Baik persiapan Brasil menjadi tuan rumah, maraknya aksi protes masyarakat Brasil menentang gelaran Piala Dunia 2014, maupun terkuaknya kasus suap penetapan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.

Lewat dokumen-dokumen yang dibeberkan The Sunday Times, beberapa waktu lalu, bau amis korupsi di tubuh FIFA pun  lambat laun mulai tercium. Dari laporan yang dilansir media Inggris tersebut, Qatar terindikasi melakukan suap, agar negara petrodollar itu memenangi bidding sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.

Untuk menindaklanjuti kasus tersebut, FIFA lantas menugaskan Michael Garcia, penyidik dan pengacara asal New York, untuk melakukan investigasi dugaan korupsi tersebut. Memang, laporan investigasi yang dikerjakan oleh Garcia itu sebenarnya akan selesai pekan depan, namun hasil penyelidikan itu mungkin akan diumumkan selepas gelaran Piala Dunia 2014 usai.

“Setelah melakukan investigasi dan mewawancarai para saksi, kami menargetkan penyidikan ini selesai pada 9 Juni mendatang. Meski begitu, laporan itu akan sampai ke meja Adjudicatory Chamber, enam pekan berselang,” ujar Garcia seperti yang dirilis FIFA.

Ya, hidup mati Qatar akan ditentukan dari hasil laporan yang disusun oleh Garcia dkk. Karena jika Qatar terbukti melakukan suap, maka hak mereka sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 akan dicabut. Dan FIFA akan melakukan votting ulang untuk menentukan negara mana yang akan menjadi pengganti Qatar.

“Nantinya, laporan ini akan disusun dengan mempertimbangkan semua temuan yang berhubungan dengan proses tender Piala Dunia 2022, termasuk bukti-bukti yang telah dikumpulkan sebelumnya,” tambah Garcia.

Jika sudah begini, bukan hanya Qatar saja yang harus waspada. Para petinggi FIFA pun juga harus waspada. Barangkali nama mereka juga tertera dalam laporan yang disusun oleh Garcia.  

(mul)

Komentar