Malcolm Glazer dan Hutang Manchester United

Cerita

by redaksi

Malcolm Glazer dan Hutang Manchester United

Setelah tak mampu melawan sakitnya, Malcolm Glazer akhirnya tutup usia pada Rabu (28/5), waktu New York. Ya, stroke telah menggerogoti kesehatan pebisnis 86 tahun ini.

Nama Malcolm Glazer  mulai dikenal di dunia sepakbola sejak melakukan takeover atas kepemilikan klub besar Inggris, Manchester United. Sebelum membeli Manchester United pada tahun 2005, nama Glazer tidak terlalu populer di dunia sepakbola. Ia lebih dulu populer  di dunia American Football, karena melakukan pembelian Tampa Bay Bucaneers, klub National Football League, 10 tahun sebelum membeli United.

Glazer besar di Rochester, New York, dari keluarga berkebangsaan Lithuania yang melakukan emigrasi ke Amerika Serikat. Keluarga Glazer yang besar membuat ayahnya melakukan usaha yang cukup beragam. Usaha yang dilakukan keluarga Glazer dulunya berbentuk usaha kecil-kecilan.

Sejak usia belia, Malcolm sudah dekat dengan dunia bisnis. Pada tahun 1943, dia telah melakukan bisnis berupa penjualan perhiasan dan perbaikan jam tangan setelah ayahnya wafat.  Selepas itu, Malcolm melakukan banyak perkembangan usaha dari tahun ke tahun.

Pada tahun 1989, suami dari Linda Glazer ini berhasil melakukan  pembelian saham Harley Davidson. Hingga akhirnya, pada tahun 1995, ia berhasil membeli klub American Football, Tampa Bay Bucaneers, dengan mahar 192 juta dollar.

Malcolm Glazer melakukan pembelian Manchester United pada Mei 2005 dengan mahar sebesar 790 juta poundsterling. Pembelian United kala itu disokong oleh peminjaman dana dari jaminan aset klub yang belakangan menjadi hutang-hutang yang bertumpuk bagi United.

Sejak Malcolm mengalami stroke pada tahun 2006, Joel Glazer dan Avram Glazer, anak Malcolm, yang menjadi penanggung jawab harian Man. United. Keluarga Glazer memiliki 90% dari kepemilikan United, 10% lainnya dijual di New York Stock Exchange.

Namun, di bawah pimpinan keluarga Glazer, United kini malah berhutang 400 juta poundsterling. Nilai ini berarti mencapai lebih dari 50% dari dana Glazer untuk pembelian United pada tahun 2005. Walaupun begitu, United masih memiliki pemasukan yang besar di musim 2013-2014 sebesar 418 juta poundsterling.

United sebetulnya mengalami masa keemasan saat Glazer melakukan pembelian. Entah karena upaya Glazer atau tidak, trofi-trofi juara pun tak sedikit yang berdatangan semenjak tahun 2005.  Keberhasilan United meraih lima trofi Premier League dan satu trofi Champions League sejak tahun 2005, tentu tak terlepas dari campur tangan  Glazer.

Salah satu langkah penting Glazer adalah merekrut David Gill sebagai Chief Executive Manchester United pada tahun 2005. Gill menjadi aktor penting dalam pembelian pemain-pemain hebat United, seperti Anderson, Patrice Evra, dan Michael Carrick. Kini, Gill telah berpindah jabatan sebagai Executive Board  FA.

Sejarah kepemilikan United sendiri sebenarnya cukup panjang. United menjadi perusahaan terbatas pada tahun 1892 dan menjualnya kepada fans lokal mereka dengan harga satu poundsterling saja. Selepas itu, United sempat mengalami pasang-surut ekonomi karena pernah hampir mengalami kebangkrutan.

Pada  awal 2000-an, kepemilikan United sempat dipegang oleh John Magnier dan J.P. Mc Manus sebagai pemilik mayoritas saham. Dua orang tersebut adalah teman Sir Alex Ferguson saat menyaksikan balap kuda. Namun, tak berlangsung lama, Malcolm mengambil alih kepemilikan Magnier dan McManus pada tahun 2005.

Kepemilikan United yang telah berpindah tangan ke keluarga Glazer membuat sebagian fans United kecewa. Kekecewaan mereka pun masuk akal, karena tingginya hutang yang dimiliki United. Selain itu, kepemilikan United pun seakan dijauhkan dari fans United yang pada abad ke-19 lebih bebas dimiliki.

Menanggapi berita meninggalnya Glazer, Sean Bones sebagai wakil direktur Manchester United Supporters’ Trust pun angkat bicara. “Menjadi tidak pantas bila saya mengomentari meninggalnya Malcolm karena saya tidak mengenal dia secara personal. Sebagai fans, saya cukup paham mengenai efek  dari pembelian Glazer dan tingginya hutang Manchester United.”

Sekumpulan fans setia United yang berlatar belakang bankir dan pengacara sempat ingin membeli United dari Glazer pada tahun 2010. Mereka menamakan diri mereka sebagai Red Knights. Namun, usaha mereka berakhir gagal. Usaha lain fans United atas kepemilikan Glazer adalah dengan melakukan kampanye “Love United, Hate Glazer” yang telah berjalan sejak 2005.

Aksi lain fans United adalah dengan mendirikan FC United of Manchester (FCUM). FCUM didirikan dengan dana mandiri dari fans-fans United yang kecewa atas pembelian Glazer atas United. Kini, FCUM sedang berkompetisi di Northern Premier League, enam tingkat di bawah Premier League.

foto: forbes.com

(rd)

Komentar