[Short Analysis] Real Madrid - Atletico Madrid

Analisis

by redaksi

[Short Analysis] Real Madrid - Atletico Madrid

Ada hal yang kontras di ibukota Spanyol, Madrid, pada Sabtu (24/5) malam. Ada yang berduka, tidak sedikit pula yang bergembira. Dua klub asal Madrid saling terkam pada laga Final Liga Champions di Estadio da Luz, Lisbon, Portugal.

Real Madrid berhasil merebut gelar “La Decima” atau gelar ke sepuluh di Liga Champions. Setelah mereka mampu mengandaskan perlawanan saudara mudanya, Atletico Madrid, dengan skor mencolok 4-1.

Kemenangan ini tentu memupuskan keinginan manajer Atletico, Diego Simeone, untuk menyandingkan gelar juara Liga Spanyol dengan gelar juara Liga Champions.

Mimpi  Atletico yang sudah di depan mata itu, harus buyar di  30 detik terakhir pertandingan. Di babak perpanjangan waktu, mereka malah dibantai tiga gol oleh El Real dan tak mampu membalasnya.

Toh, hasil ini bukanlah hasil yang buruk bagi Atleti. Karena siapa yang menyangka  Atletico akan melaju sampai partai final  Liga Champions musim 2013/2014.












































Real MadridStatistikAtletico Madrid
20Jumlah Tendangan11
9Tendangan ke Gawang4
63% Penguasaan Bola37
9Tendangan Pojok9
19Pelanggaran27
84% Umpan yang Berhasil66
28% Tekel yang Berhasil42

Performa Real Madrid

Di babak pertama, serangan Real Madrid tidak berkembang. Trio Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, dan Gareth Bale di lini serang, tidak mendapatkan suplai bola yang cukup.

Di babak pertama, El Real hanya mampu menciptakan dua peluang. Pergerakan ketiga striker ini selalu mendapat pengawalan ketat dari para bek Atleti. Begitu pula dengan Angel Di Maria yang kerap dihentikan dengan cara apapun oleh pemain Atletico. Akibatnya, di babak pertama, serangan Real Madrid minim variasi. Serangan yang dibangun dari bawah, kerap diumpankan langsung ke dalam kotak pinalti Atletico.

Di awal-awal babak kedua, Real Madrid terus-terusan diserang dari kedua sayap. Akselerasi Adrian di sisi kiri kerap membuat kocar-kacir lini pertahanan Madrid. Untungnya, bek Real Madrid lebih siaga untuk menahan gempuran tersebut.

Kegemilangan El Real dimulai pada menit ke-60. Posisi Coentrao di sisi kiri, digantikan Marcelo. Sementara itu posisi Kheidira digantikan Isco. Pergantian ini membuahkan hasil. Sisi kiri Real Madrid kini menjadi lebih bertenaga.

Marcelo yang rajin naik ke depan, membuat Angel Di Maria lebih leluasa untuk membuka ruang. Gol yang dicetak Madrid, 30 detik menjelang pertandingan usai, sebenarnya menjelaskan dominasi El Real selama 30 menit akhir pertandingan.

Beberapa momen mencetak gol, justru tidak dimanfaatkan dengan baik. Ketika bola telah siap ditendang, beberapa kali malah dialirkan ke depan yang ternyata mampu di-clearance oleh lini pertahanan Atletico. Ketika gol tersebut terjadi, EL Real sudah unggul segalanya.

Jatah pergantian pemain sudah dihabiskan oleh kedua pelatih. Real Madrid juga beruntung karena Diego Godin tidak dalam kondisi prima. Ia harus bermain sambil terpincang-pincang. Keunggulan El Real juga terjadi karena kurangnya kosentrasi di lini pertahanan Atleti.

Tiga gol yang bersarang di babak tambahan, adalah upaya yang dilakukan Real dalam menghukum kesalahan yang dilakukan para pemain belakang Atletico.

Performa Atletico Madrid

Di babak pertama, Simeone menerapkan pressing ketat hingga tengah lapangan. Ia juga menerapkan garis pertahanan yang dalam. Ini membuat serangan El Real di babak pertama menjadi tumpul.

Dua attempts ke gawang Atletico menjadi bukti minimnya suplai bola bagi para penyerang El Real. Sayangnya, taktik sepert ini berakhir ketika Marcelo dan Isco masuk.

Terlihat adanya penurunan determinasi dalam melakukan pressing. Ketika bertahan, seluruh pemain Atletico turun ke jantung pertahanan. Akibatnya, sulit untuk mengandalkan serangan balik karena tidak ada pemain yang berjaga di depan.

Tidak adanya pressing ketat tersebut membuat Real Madrid leluasa untuk membangun serangan. Angel Di Maria bebas untuk mengeksploitasi sisi kiri pertahanan Atleti.  Karena para pemain lebih sibuk untuk menjaga daerah pertahanan.

Demikian juga dengan Bale yang mampu berakselerasi di sisi kanan. Eksploitasi El Real atas Atleti, dimulai sejak kick off perpanjangan waktu babak pertama digulirkan. Hasilnya, sebuah tendangan Angel Di Maria, yang sempat diantisipasi Courtois, berujung pada gol Gareth Bale. Skor berubah, 2-1 untuk keunggulan Real Madrid.

Sebelum menendang bola, Di Maria terlebih dahulu mengelabui tiga pemain Atletico. Sebuah hal yang langka jika dibandingkan dengan babak pertama. Di babak pertama, ketika lepas dari penjagaan dua pemain, ia langsung dihentikan dengan cara apapun oleh pemain lainnya.

Sementara ketika proses gol terjadi, para bek tidak bisa melakukan apa-apa. Dari proses gol tersebut, terlihat bahwa lini pertahanan Atletico tidak dalam konstentrasi penuh dalam melakukan pengawalan terhadap Di Maria. Sebuah hal yang tidak pernah terjadi di babak pertama.

Ini juga menunjukan kesalahan Simeone memasukkan Toby Alderweireld menggantikan Luis. Ketika gol kedua terjadi, ia bahkan tidak ikut dalam duel perebutan bola dengan Bale. Ia hanya tersungkur di dekat tiang gawang.

Sama halnya dengan gol ketiga Real Madrid. Ketika Marcelo melakukan tusukan ke tengah, lagi-lagi tidak ada upaya untuk menghalangi gerakan Marcelo tersebut. Meski dapat ditepis, namun bola yang terlalu deras meluncur ke gawang Atletico Madrid. Sedangkan gol keempat terjadi karena tidak fokusnya bek Atletico ketika mengatasi pergerakan Cristiano Ronaldo.

Ya, kebugaran memang berbicara lebih. Kegemilangan Atletico hanya pada babak pertama saja, sisanya, mereka sama sekali tidak memperlihatkan sebagai tim juara La Liga.

Pemain Terbaik

Marcelo. Meski banyak yang menganggap Sergio Ramos sebagai pemain terbaik, tapi kami memandang peran Marcelo dalam mengubah jalannya pertandingan cukup besar.

Coba kita lihat dengan membandingkan performa Angel Di Maria sebelum dan sesudah Marcelo masuk. Hingga menit ke-60 Di Maria hanya melakukan tujuh kali crossing. Ketika Marcelo masuk, ia berhasil melakukan 12 kali crossing dan satu attempts yang berujung dengan gol yang dicetak Bale.

Marcelo juga turut menyumbang gol ketiga Real Madrid. Meski berposisi sebagai fullback, kemampuannya menyisir sisi lapangan, lalu menusuk ke tengah diperlihatkan pada pertandingan tadi.

Gol Marcelo lahir ketika ia menggiring bola sendirian ke jantung pertahanan Atletico. Melihat ada celah, tanpa pikir panjang ia langsung menendang bola tersebut. Marcelo turut memberi ruang bagi Di Maria untuk bergerak.

Di babak pertama, Coentrao tidak rajin naik. Ini mengakibatkan Di Maria menjadi pusat perhatian pada bek Atletico. Sementara ketika Marcelo main, ia sering naik ke depan. Hasilnya, perhatian bek Atletico pun terpecah.

Lihat bagaimana gol ketiga Real tercipta. Dua bek tengah Atletico terlanjur mengikuti laju dua pemain depan Madrid. Demikian halnya dengan Juanfran yang terfokus pada Ronaldo di sisi kanan pertahanan Atletico. Hal yang kemudian  memudahkan Marcelo untuk merangsak ke sepertiga lapangan akhir lawan dan melepaskan tembakan.

Momen Krusial

Momen krusial di pertandingan tersebut adalah ketika Sergio Ramos mencetak gol di menit ke-4 injury time. Konsentrasi pemain Atletico pun terpecah. Demikian dengan Simeone yang sepertinya tidak siap menghadapi babak perpanjangan waktu. Ia kadung menghabiskan jatah pergantian pemain. Gol tersebut juga menjadi momen kebangkitan Real Madrid dalam memenangi laga ini.

Performa Wasit

Wasit asal Belanda Bjorn Kuipers memimpin pertandingan dengan tegas. Tercatat tujuh kartu kuning ia keluarkan untuk Atletico dan lima kartu kuning untuk Real Madrid.

Sumber gambar: CNN.com

[fva]

Komentar