[Short Analysis] Borussia Dortmund vs Bayern Munchen

Analisis

by redaksi

[Short Analysis] Borussia Dortmund vs Bayern Munchen

Datang ke Berlin, Pep mendapatkan tekanan berat. Tidak ada yang dapat dilakukan kecuali memenangi gelar juara DFB Pokal.

Menghadapi seteru utamanya di liga, Borussia Dortmund, Pep Guardiola melakukan sebuah perombakan. Ia mengubah formasinya menjadi sesuatu yang baru. Tadi malam, turun dengan pola 3-4-3. Menempatkan Arjen Robben sedikit ke depan.  Hasilnya pun tak cukup buruk, Munchen menang 2-0 dan memastikan gelar DFB Pokal untuk ke-17 kalinya.

Statistik














































Borussia Dortmund



Statistik



Bayern Munchen



15



Jumlah Tendangan



15



3



Tendangan ke Gawang



8



34



Penguasaan Bola



66



6



Tendangan Pojok



5



20



Pelanggaran



21



70



% Umpan yang Berhasil



86



54



% Tekel yang Berhasil



38




Susunan Pemain

Jurgen Klopp mengalami dilema ketika Reus mengalami cedera ringan kala menghadapi Herta di liga. Namun, karena ini adalah pertandingan final< Klopp tetap memaksakan pemain  yang telah mencetak 16 gol dan 13 assist di Bundesliga itu untuk tetap bermain.

perubahan terjadi di kubu Munchen.  Pep menempatkan Javi Martinez, Dante dan Boateng di lini pertahanan secara bersamaan. Formasi tiga bek ini sebenarnya tidak lazim, karena dari 10 pertandingan terakhir, Munchen belum pernah memakai formasi tiga bek seperti saat ini. Tak hanya itu, Guardiola juga membuat kejutan dengan memasukkan nama Hojbjerg di pos gelandang kanan.

Hal itu bukannya tanpa maksut. Memang, saat menyerang Munchen memainkan pola 3-4-4, tapi lain halnya ketika bertahan. Saat bertahan Pep menginstruksikan anak didiknya untuk membentuk pola 4-2-3-1. Dimana Javi Martinez didorong sedikit ke depan, berdiri sejajar dengan Phillipp Lahm  lantas berperan sebagai poros ganda. Pun begitu dengan Hojbjerg dan Rafinha, ketika Munchen dalam mode bertahan, mereka sedikit turun dan berperan sebagi fullback. 



Grafis formasi Munchen ketika bertahan


Peforma Dortmund

Ketika Dortmund melakukan tekanan, para pemain Munchen menjadi panik dan dengan segera mengirimkan bola ke depan. Di babak pertama, strategi ini berhasil mengurangi kedigdayaan Munchen di lini tengah. Meski sempat berhasil ditembus, Dortmund harus berterimakasih kepada kiper mereka Weidenfeller yang bermain sangat apik selama 90 menit pertandingan.

Sayangnya, para pemain Dortmund harus merelakan kerja keras mereka selama 106 menit itu lewat satu kesalahan. Pasalnya, Boateng berhasil merebut bola lalu mengirimkan umpan crossing  yang berhasil disambut Robben dengan sontekan kaki kiri dan berujung gol bagi Munchen.

Dengan melakukan satu kali sentuhan, Boateng mengirimkan bola itu ke tiang jauh. Sokratis yang berdiri paling dekat dengan bola hanya membiarkan bola itu lewat di atas kepalanya. Ia tidak sadar Arjen Robben telah menunggu di sana. Fisik yang terkuras selama hampir dua jam itu semakin sia-sia ketika Pizzaro memanfaatkan kelemahan bek Dortmund untuk mencetak gol kedua Munchen.

Dortmund terlalu lelah untuk setelah melakukan pressing ketat selama lebih dari 90 menit. Dan hal itu pula yang tidak disadari Klopp yang terlambat memasukkan Aubameyang untuk menambah amunisi serangan.

Performa Bayern Munchen

Bayern tampil terburu-buru di babak pertama. Bola-bola pendek ciri khas Pep Guardiola sama sekali tidak terlihat mendominasi pada malam tadi. Karena saat  diserang, hampir seluruh pemain Dortmund berada di kotak pinalti.  Hal ini tentu menyulitkan Bayern untuk merangsak masuk.

Mereka menghadapi sebuah dilema di mana jika terlalu dalam menyerang, mereka akan rentan untuk menghadapi serangan balik Dortmund. Pep akhirnya menginstruksikan para pemainnya untuk melakukan pelanggaran ketika Dortmund melakukan serangan balik.

Ini terlihat dari lima kartu kuning yang mesti diterima para pemain Munchen karena melanggar paksa pemain Dortmund. Strategi yang terbilang riskan ini terbayar dengan tertundanya pertandingan untuk memberikan waktu jeda bagi pemain Munchen untuk menyusun pertahanan mereka. Ini membuat setiap serangan balik Dortmund selalu dapat diantisipai oleh Munchen. Dortmund tidak bisa menembus kotak pinalti Munchen. Maka tidak heran jika hanya ada tiga kali kesempatan tendangan ke gawang dari 15 kali percobaan tendangan.

Pergantian yang dilakukan Pep cukup tepat dalam memasukkan Claudio Pizzaro pada babak perpanjangan waktu. Ia menjadi pemberi asist bagi Muller yang mencetak gol kedua Munchen.

Pemain Terbaik

Arjen Robben. Penampilannya begitu impresif sebagai ujung tombak Munchen. Beberapa kali ia melakukan cutting inside dan memberi rekan-rekannya sejumlah peluang. Di pertandingan tadi, Robben mencetak attemp terbanyak dengan 6 tendangan dan lima mengarah langsung ke gawang. Dan tentu saja, satu gol yang dibuatnya menjadi pelecut semangan bagi anak-anak Munchen untuk mencetak gol kedua.

Momen Krusial

Ketika bola umpan Boateng melewati kepala Sokratis yang membiarkan bola tersebut lewat, Robben dengan tenang membawa Bayern unggul satu gol. Dari tayangan ulang terlihat bagaimana Sokratis yang terkejut karena Robben ternyata telah berdiri di belakangnya dan telah siap menyambut bola. Pertandingan malam tadi menunjukkan peran Robben yang begitu sentral bagi Munchen.

Performa Wasit

Performa wasit pada pertandingan malam tadi tidak terlalu baik, terutama  hakim garis yang menentukan off side dan memiliki posisi paling jelas dalam melihat bola yang masuk ke gawang. Banyaknya pelanggaran, membuat wasit harus bekerja ekstra dalam memimpin pertandingan. Beberapa kali ia salah memutuskan pelanggaran.

Momen terpenting yang tidak ia lupakan adalah bola yang telah disundul Matt Hummels. Dalam tayangan lambat, bola terlihat sudah melewati garis gawang, sebelum dibuang oleh Dante. Namun, wasit tidak mengesahkan gol tersebut, padahal dengan jelas Dante sudah ada di dalam garis gawang ketika membuang bola tersebut.

Analisa selengkapnya, bisa Anda simak di kanal About The Game Detik Sport. 

[fva]

Komentar