MSV Duisburg Empat Kali ke Final, Empat Kali Gagal

Cerita

by redaksi

MSV Duisburg Empat Kali ke Final, Empat Kali Gagal

Pernahkah Anda mendengar nama Meidericher Spielverein 02 e. V Duisburg atau MSV Duisburg? Mereka adalah bagian dari sejarah Bundesliga dan DFB Pokal. Kini, mereka tengah berjuang di kasta ketiga Liga Jerman untuk promosi ke pentas utama Bundesliga.

Ketika Bundesliga mulai bergulir pada 1963, MSV Duisburg menjadi salah satu klub yang diunggulkan untuk meraih juara. Setahun berselang, mereka mencapai peringkat kedua di klasemen. Pada 1966, untuk pertama kalinya mereka menginjakan kaki di partai Final DFB Pokal. Laga yang dihelat di Waldstadion Frankurt ini menyedot perhatian 62 ribu pasang mata.

Pertandingan menghadapi Bayern Munchen tersebut berlangsung ketat. Di babak pertama mereka bermain imbang 1-1. Namun, Munchen terlalu perkasa bagi Duisburg. Munchen mencetak tiga gol di babak kedua untuk memastikan kemengangan 4-2. Inilah kegagalan pertama mereka di Final DFB Pokal.

Sembilan tahun berselang, The Zebras, julukan Duisburg, kembali ke Final DFB Pokal. Musim 1974-75 kembali menjadi final yang berat bagi mereka. Duisburg mesti menghadapi juara bertahan DFB Pokal,  Eintracht Frankurt.

Bertanding di Niedersachsenstadion, Hannover,Duisburg memberikan perlawanan sengit. Di babak pertama mereka berhasil menahan imbang sang juara bertahan 0-0. Namun, di babak kedua gempuran Eintracht membuahkan hasil. Satu gol cukup untuk membuat Duisburg pulang tanpa gelar.

Duisburg dijuluki sebagai “German Elevator Team” karena inkonsistensi mereka di liga. The Zebras kerap kali naik turun kasta dengan cepat. Ini yang menyebabkan minimnya prestasi mereka pada medio 1978-1998. Padahal, pada 1974, 1977, dan 1978 mereka sempat memenangi Piala Intertoto.

Musim 1996-97 menjadi musim yang menyenangkan bagi mereka. Setelah semusim sebelumnya terdegradasi, pada musim 96-97 mereka naik kasta ke Bundesliga. Setahun kemudian, mereka mencapai Final DFB Pokal untuk ketiga kalinya. Sebuah capaian yang luar biasa bagi klub yang minim prestasi domestik.

Final DFB Pokal 1997-98 seolah menjadi ulangan final 32 tahun silam. MSV Duisburg kembali berjumpa Bayern Munchen. Sebuah partai ulangan yang emosional karena di final pertama, mereka kalah lewat adu pinalti. Bertanding di Olympiastadion Berlin, Duisburg tampil baik di babak pertama. Asa untuk meraih juara terbuka lebar setelah mereka terlebih dahulu mencetak gol. Babak pertama berakhir, harapan juara kembali menggelora di dada para pemain Duisburg.

Naas, konsentrasi Duisburg terpecah di 20 menit terakhir. Sebuah gol tercipta untuk Munchen. Kedudukan pun sama imbang 1-1. Momen 1965-66 sepertinya akan terulang setelah hingga menit ke-88 kedudukan masih sama imbang.

Petaka pun muncul, menit ke-89 Mario Basler mencetak gol untuk Munchen. Sisa satu menit pertandingan sepertinya tidak berarti apa-apa bagi Duisburg. Mereka mencetak hattrick sebagai runner-up DFB Pokal. Harapan pun musnah. Inkonsistensi The Zebras juga muncul di liga. Musim 1999-00 mereka terdegradasi (lagi).

Sejak saat itu, Duisburg menjalani musim yang “dinamis” dengan dua kali naik kasta ke Bundesliga, dan dua kali pula menjadi juru kunci.

Musim 2010-11 adalah musim yang biasa saja bagi Duisburg di liga. Menghuni papan tengah tidak berarti apa-apa bagi klub yang senang berpetualang ini. Tapi ada yang istimewa. Satu tempat di partai Final DFB Pokal telah menanti mereka. Ini merupakan final keempat bagi Duisburg, dan final kedua di Olympiastadium Berlin. Lawan yang dihadapi tidak sesuperior final terakhir mereka. Lawan mereka hanyalah FC Schalke 04, penghuni peringkat 14 klasemen Bundesliga saat itu.

Sama seperti Duisburg, Schalke adalah kontestan Bundesliga yang paling sering tampil di final, namun gagal juara. Dari 11 kali masuk babak final, Schalke gagal tujuh kali. Di final yang ke-12 ini, Schalke memiliki ambisi yang sama seperti Duisburg, yaitu menjadi juara.

Ambisi kedua tim ternyata tidak terlihat ketika pertandingan berlangsung. Sebuah malam yang membosankan bagi 75 ribu pasang mata di Olympiastadium. Mereka dikecewakan oleh penampilan Duisburg yang loyo. The Zebras dibantai Schalke di partai final dengan skor yang memalukan. Schalke menang lima gol tanpa balas.

Tampil di final adalah suatu hal yang akan dikenang bagi Duisburg, terlebih jika mereka menjadi juara. Ya, dengan menjadi juara, setidaknya mereka dapat memenuhi halaman “prestasi” Si Zebra Biru di Wikipedia.

Sumber gambar: Sueddeutsche.de

[fva]

Komentar