Drama Hingga Menit Akhir: Die Roten Juara, Die Borussen Menangis

Berita

by Arienal A Prasetyo

Arienal A Prasetyo

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Drama Hingga Menit Akhir: Die Roten Juara, Die Borussen Menangis

Drama hingga menit terakhir. Borussia Dortmund yang berada di puncak klasemen harus meraih kemenangan atas Mainz 05 jika ingin mengunci gelar. Di menit 24, Mainz unggul 2-0. Die Borussen memperkecil baru bisa keunggulan di menit 69 melalui sepakan Raphael Guerreiro.

Dua puluh menit tersisa, anak asuh Edin Terzic hanya mampu menciptakan satu gol tambahan melalui sepakan Niklas Sule di ujung laga. Skor 2-2 bertahan hingga peluit panjang sekaligus memastikan gelar juara FC Bayern.

Di pertandingan lain, FC Bayern unggul 1-0 hingga menit 81 sebelum Koln berhasil menyamakan angka melalui sepakan penalti. Seandainya hasil ini bertahan hingga akhir laga, Dortmund akan keluar sebagai juara.

Namun, di menit 89, Jamal Musiala mengubah kedudukan. 2-1 untuk Bayern. Die Roten juara, Die Borussen menangis.

***

Sejak musim 2012/2013, tim Bundesliga selain FC Bayern seakan bertanding untuk sekadar memperebutkan tiket kompetisi Eropa. Musim ini sedikit berbeda. Borussia Dortmund setidaknya memberi harapan bahwa mereka akan menjadi juara, meski akhirnya menjadi runner-up jua.

Dortmund gagal mengamankan posisi puncak klasemen setelah ditahan imbang 2-2 oleh Mainz 05 di Signal Iduna Park. Kemenangan FC Bayern di kandang Koln menjadi kabar buruk lain.

Trofi Bundesliga yang diraih di tikungan terakhir ini sedikit mengobati rentetan hasil minor Die Roten di bawah asuhan Thomas Tuchel.

Bayern meraih trofi Bundesliga ketika sedang menjalani musim yang penuh gejolak dalam sebelas tahun terakhir.

Mereka mendepak Julian Nagelsmann dan menunjuk Thomas Tuchel sebagai pelatih pada akhir Maret 2023 dengan harapan mereka mampu menyalip Dortmund yang saat itu sudah bersaing ketat memperebutkan posisi puncak Bundesliga, meraih trofi DFB Pokal, serta meraih trofi Liga Champions.

Namun, harapan itu sirna. Pada 5 April, mereka tumbang di fase perempat final DFB Pokal dari SC Freiburg. Masih di bulan yang sama, mereka juga harus tumbang di perempat final Liga Champions atas Manchester City. Takluk 0-3 di Etihad, Bayern hanya mampu bermain seri 1-1 di Allianz Arena.

Harapan meraih trofi hanya ada pada Bundesliga, dan penampilan apik Mainz membantu mewujudkan mimpi itu.

Hingga pekan ke-32, Bayern sebenarnya masih berada di puncak klasemen dengan selisih satu poin dari Dortmund yang menempel ketat di posisi dua.

Namun, Thomas Muller dkk tumbang di kandang sendiri di pekan ke-33 dari RB Leipzig dengan skor 1-3. Di hari yang sama, Dortmund sukses mengalahkan tuan rumah Augsburg dengan skor 3-0. Dortmund pun menyalip Bayern saat mendekati tikungan terakhir.

Dortmund yang sudah siap menggelar pesta kini harus berurai air mata. Mereka harus menahan lagi dahaga gelar Bundesliga yang terakhir kali diraih pada musim 2011/2012, saat diarsiteki oleh Jurgen Klopp.

Dalam sejarah Dortmund, Klopp memang spesial. Ia bersanding dengan Helmut Scheider dan Ottmar Hitzfeld sebagai manajer yang bisa mengantarkan trofi Bundesliga dua musim berturut.

Klopp, sayangnya, belum mampu membawa gelar Liga Champions seperti yang dilakukan Hitzfeld pada musim 1996/1997. Klopp nyaris melakukannya pada 2013 seandainya bisa mengatasi perlawanan FC Bayern di final musim 2012/2013.

Terzic memang belum mampu menyejajarkan namanya dengan Hermann Eppenhoff dan Matthias Sammer sebagai pelatih yang mampu mengantarkan satu gelar Bundesliga untuk Dortmund.

Tapi, setidaknya, pelatih berdarah Bosnia-Kroasia itu pernah meraih gelar DFB Pokal pada 2021.

Komentar