12 Orang Tewas Dalam Kericuhan di Estadio Cuscatlan, Presiden El Salvador: Pelakunya Tidak Akan Luput Dari Hukuman

Berita

by Arienal A Prasetyo

Arienal A Prasetyo

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

12 Orang Tewas Dalam Kericuhan di Estadio Cuscatlan, Presiden El Salvador: Pelakunya Tidak Akan Luput Dari Hukuman

Insiden memilukan terjadi di Liga El Savador pada pertandingan antara tim Alianza FC dan Club Deportivo FAS di babak play off leg kedua perempat final Salvadoran Primera Division yang berlangsung di Estadio Cuscatlan. 12 orang dilaporkan tewas dan ratusan lainnya luka-luka.

Akibat tragedi tersebut, Federasi Sepakbola El Salvador menangguhkan kompetisi di semua level dan berencana menggelar pertemuan dengan otoritas keamanan El Salvador.

Presiden El Salvador, Nayib Bukele pun mengatakan akan menyelidiki semua pihak, yakni tim, manajer, stadion, liga, hingga federasi. "Siapa pun pelakunya, mereka tidak akan luput dari hukuman," tulis Bukele melalui akun twitter resminya.

Menteri Kesehatan El Salvador, Fransisco Alabi mengatakan korban luka yang berada di rumah skit berada dalam kondisi yang stabil dan belum ada laporan korban yang meninggal di rumah sakit.

Baca Juga:

Panggung Eropa Pertama untuk Si Burung Camar

Penyebab Kericuhan

Kericuhan itu terjadi diduga karena banyak fans di luar stadion yang memaksa masuk ke dalam stadion. Selain itu, petugas keamanan mengklaim ada pihak yang diduga menjual tiket palsu.

Pertandingan Alianza vs Club Deportivo FAS pun dihentikan. Dalam sebuah video, salah satu gerbang masuk tribun dipenuhi penonton yang berdesak-desakkan.

Wasit menghentikan pertandingan dan tim medis segera bergerak mendekat ke arah tribun untuk menolong penonton yang terluka.

Salah satu korban bernama Sandra Guzman, mengaku ia ditimpa banyak orang dalam kericuhan itu.

"Kerumunan besar orang menimpa saya. Saya bahkan tidak bisa bernapas, mereka mencekik saya," kata Guzman kepada AFP setelah sadarkan diri di rumah sakit.

"Peristiwa itu adalah longsoran penonton yang menyerbu gerbang," ujar salah seorang relawan penyelamat kepada jurnalis, dikutip dari BBC. "Beberapa masih di bawah besi-besi di dalam terowongan. Yang lain berhasil sampai ke tribun dan kemudian ke lapangan."

Luis Alonso Amaya, Direktur Jenderal Protección Civil de El Salvador, sebuah lembaga keamanan sipil mengatakan bahwa sekitar 500 orang telah mendapatkan perawatan medis di mana banyak yang dipindahkan ke rumah sakit.

Baca Juga:

Honduras vs El Salvador: Football is War!

Cerita Kelam Sepakbola El Salvador: Dari Kematian Hingga Match Fixing

Sepakbola di El Salvador pernah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perang saudara dengan negara tetangga mereka, Honduras.

Konflik itu bermula dari migrasi warga El Salvador ke Honduras untuk menghindari kemiskinan dengan bercocok tanam. Honduras, yang mempunyai lahan subur tempat tumbuhnya kopi dan pisang, menjadi tempat yang menarik bagi warga El Salvador yang akan menganggur selepas musim tanam usai.

Konflik pun tak terhindarkan. Penolakan terhadap warga El Salvador terjadi di Honduras. Pertandingan play off Kualifikasi Piala Dunia 1970 menjadi ajang sepakbola menjadi bentuk lain dari perang antartetangga.

Saat Honduras bertandang ke El Salvador, polisi menyembunyikan skuad Honduras di sebuah hotel yang jauh dari San Salvador, ibu kota El Salvador. Namun, jelang pertandingan, kerusuhan pecah di kota tersebut yang menyebabkan tiga orang tewas.

Alasan polisi menyembunyikan tim Honduras adalah karena saat El Salvador bertandang ke Honduras, pendukung tuan rumah melakukan teror sepanjang malam.

Cerita buruk sepakbola El Salvador pun tersaji dalam bentuk lain, yakni korupsi. Pada 2021, mantan Presiden Federasi Sepakbola El Salvador, Reynaldo Vasquez, diduga melakukan korupsi hak siar pertandingan Timnas El Salvador.

Vasquez menerima suap sebesar $350,000 pada 2012. Uang tersebut berasal dari Miami-based Media World untuk menyiarkan pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2018. Vasquez pun dijatuhi hukuman penjara 16 bulan pada September 2022 lalu.

Sepakbola El Salvador pun cukup lekat dengan kasus suap. Pada 2016, Federasi Sepakbola El Salvador (FESFUT) menangguhkan 22 pemain dari aktivitas sepakbola karena diduga terlibat kasus suap. Kasus serupa juga terjadi pada 2013, saat FESFUT menangguhkan 14 pemain Timnas dari aktivitas sepakbola selama seumur hidup karena terlibat dalam match fixing di pertandingan persahabatan melawan Amerika Serikat pada 2010.

Tragedi Estadio Cuscatlan menambah panjang deretan cerita kelam sepakbola El Salvador.



Komentar