U-20 Gagal, U-17 Pun Jadi?

Nasional

by Arienal A Prasetyo

Arienal A Prasetyo

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

U-20 Gagal, U-17 Pun Jadi?

FIFA resmi membatalkan Peru sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 2023 yang rencananya akan digelar pada 10 November hingga 2 Desember mendatang. FIFA menyampaikan pembatalan tersebut pada rilis yang disiarkan pada Senin (3/4/2023) malam.

Menurut FIFA, langkah tersebut diambil karena Peru tidak mampu memenuhi kelengkapan infrastrukturnya sebelum turnamen dimulai.

"Meskipun FIFA dan FPF menjalin hubungan kerja yang positif, telah ditentukan bahwa sekarang tidak ada cukup waktu untuk mengamankan investasi yang diperlukan dan menyelesaikan pekerjaan yang diperlukan dengan pemerintah Peru sebelum tanggal dimulainya Piala Dunia U-17," tulis FIFA dalam rilisnya.

Peru memang terkendala dalam mempersiapkan infrastruktur karena dilanda bencana alam. Peru memang sedang dilanda banjir, angin topan, dan tanah longsor yang menyebabkan 6 orang meninggal dan menyebabkan banyak warga harus mengungsi. Pada 12 Maret lalu, pemerintah Peru menetapkan status keadaan darurat, khususnya di wilayah Lambayeque, Piura dan Tumbes yang dilanda topan Yaku.

Dalam bidang politik pun, Peru sedang tidak stabil. Pada Januari 2023, pemerintah menetapkan status darurat di ibukota Lima dan wilayah sekitarnya akibat demonstrasi berminggu-minggu yang dilakukan pengunjuk rasa untuk memprotes Presiden Dina Boluarte. Protes tersebut sebagai buntut digulingkannya Presiden Pedro Castillo pada Desember 2022. Castillo dimakzulkan karena mencoba membubarkan Kongres Peru.

Berkenaan dengan situasi tersebut, khususnya karena faktor bencana alam, pemerintah Peru mengusulkan kepada Presiden Asosiasi Sepakbola Peru (FPF) Agustin Lozano Saavedra untuk memusatkan pagelaran Piala Dunia U-17 di kota Lima.

"Pemerintah memberi tahu kami bahwa karena adanya hujan lebat dan fenomena yang diumumkan terutama untuk daerah Chiclayo dan Piura, pekerjaan renovasi tidak mungkin dilanjutkan. Pemerintah telah meminta kami untuk memindahkan pelaksanaan Piala Dunia hanya di ibu kota dengan stadion National, Gallardo, San Marcos dan Callao," kata Saavedra dilansir dari situs resmi FPF.

Saavedra juga mengatakan bahwa federasi tidak menyerah untuk tetap menyelenggarakan turnamen dan tetap menaruh solidaritas kepada para korban bencana.

"Sebagai federasi, kami berdiri dalam solidaritas dengan semua orang yang terkena dampak bencana alam ini, tetapi kami juga memahami bahwa penyelenggaraan Piala Dunia harus memperhatikan, ada komitmen internasional dan kami harus mematuhinya karena kami yakin turnamen ini akan meninggalkan warisan penting berupa infrastruktur bagi pemuda dan anak-anak," katanya.

Sebagaimana Indonesia, Peru sudah menandatangani surat garansi untuk menjamin terselenggarakannya Piala Dunia U-17 pada April 2022 kala Castillo masih menjabat sebagai Presiden.

FIFA berterima kasih kepada Peru dan menyatakan Peru akan menjadi tuan rumah turnamen lain di masa mendatang.

Indonesia sebagai Pengganti Peru?

Ditanya mengenai potensi Indonesia menggantikan Peru sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17, anggota Exco PSSI Arya Sinulingga menjawab yang menjadi fokus PSSI saat ini adalah menghindari sanksi FIFA.

"Karena banned ini yang berbahaya bagi kita. Jadi kita nggak usah bicara tentang (tuan rumah Piala Dunia) U-17, masih jauh. Nggak akan bisa U-17 kalau kita di-banned FIFA. Jadi sekarang kita fokusnya bagaimana kita lepas dari banned FIFA," kata Arya ketika dihubungi redaksi Panditfootball.

"Kan kita tahu ya, kita itu dicabut kemarin itu bukan karena infrastruktur seperti Peru, tapi lebih ke hal-hal kecil seperti masalah intervensi-intervensi yang mengarah kepada diskriminasi. Itu kan udah melanggar statuta FIFA ya. Makanya kita jangan bicara ke sana dulu, kita bicara mengenai gimana kita lepas dari banned FIFA," tegas Arya.

Mengenai infrastruktur, Indonesia bisa dikatakan lebih siap daripada Peru. Indonesia punya enam stadion yang dipersiapkan untuk Piala Dunia U-20, lebih banyak dari yang sedang dipersiapkan oleh pemerintah Peru, yakni hanya empat stadion yang terpusat di ibu kota.

"Keputusan pembatalan itu didasarkan pada penundaan dimulainya pelaksanaan pekerjaan infrastruktur olahraga selain peristiwa cuaca baru-baru ini di Peru yang telah menyebabkan kerusakan dan membuat banyak keluarga terkena dampaknya,” ujar FPF.

Barangkali, jika benar-benar ditunjuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17, Indonesia akan sedikit memulihkan kepercayaan dunia internasional tentang kapabilitasnya untuk menyelenggarakan event internasional, meski hanya berstatus tuan rumah pengganti dan, tentu saja, dengan catatan karena Israel pun tidak lolos Piala Dunia U-17.

Namun, yang lebih penting dari itu adalah proyeksi menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034 dan Olimpiade 2036 harus ditinjau ulang bukan hanya dari perspektif olahraga saja, melainkan juga dari perspektif politik luar negeri.

Sudah jelas, polemik Israel di Piala Dunia U-20 membuat banyak kalangan menafsirkan kembali makna konstitusi, serta kaitannya dengan politik luar negeri dan sepakbola, agar ditemui solusi sehingga tidak terulang di masa mendatang.

Dari perspektif sepakbola, Timnas Indonesia U-17 pun sangat minim persiapan. Terakhir, timnas U-17 bermain di kualifikasi Piala Asia pada Oktober 2022 dan gagal lolos ke putaran final.

Piala Dunia memang ajang bergengsi. Namun, jika dihitung secara kuantitas, pertandingan dari babak grup hingga babak final hanya enam pertandingan. Toh, Indonesia rasa-rasanya sulit melangkah hingga ke babak final mengingat level permainan dan kualitas pemain masih sangat jauh dengan negara-negara dengan pembinaan yang sudah rapi.

Komentar