Membangun Ulang Newcastle Bersama Eddie Howe

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Membangun Ulang Newcastle Bersama Eddie Howe

Oleh: Muhammad Farhan Yazid

Setelah hampir degradasi pada musim 2021/22, Newcastle United mendapatkan pemilik baru yaitu Public Investment Fund (PIF) dan menunjuk Eddie Howe untuk menggantikan Steve Bruce sebagai pelatih. Sejak itu, Newcastle memiliki wajah dan ambisi baru.

Namun tidak banyak yang berpikir bahwa mereka akan berubah secepat ini. Sejauh 21 pekan EPL musim 22/23 berjalan, The Magpies cukup mengejutkan dengan bertengger di posisi 3 klasemen sementara, bersaing dengan Manchester United dan Tottenham di posisi lima besar. Semua itu tentu tak lepas dari peran Howe.

Karir Howe tidaklah secemerlang Pep Guardiola ataupun Jurgen Klopp. Jauh daripada itu, dia adalah pelatih yang membawa Bournemouth turun ke Championship - meski bersamanya pula Bournemouth naik ke EPL.

Sebagai pelatih Bournemouth, Howe berhasil membawa timnya itu 3 kali promosi (dari League Two ke League One, kemudian League One ke Championship, dan dari Championship ke Premier League). Bahkan mereka bisa langsung naik ke Premier League hanya setahun setelah mereka promosi dari League One ke divisi Championship.

Setelah 5 musim di Premier League, Bournemouth akhirnya kembali degradasi pada musim 19/20 dan di akhir musim Howe memutuskan untuk pergi karena menilai bahwa saat itu adalah saat yang tepat bagi The Cherries untuk memulai perubahan.

"Bournemouth akan selalu ada di hati saya, tetapi saya sangat yakin bahwa sekarang waktu yang tepat bagi klub untuk melakukan perubahan. Saya selalu memastikan, setiap keputusan yang pernah saya buat sebagai manajer adalah demi kepentingan terbaik klub dan pendukungnya, dan ini tidak berbeda,” katanya, dalam sebuah surat terbuka kepada para pendukung klub, dikutip dari Sky Sports.

Pelatih berkebangsaan Inggris ini akhirnya menerima pinangan Newcastle United dan menjadi seorang pemimpin di era baru The Magpies pada pertengahan musim 21/22. Direkrut pada tengah musim lalu, Howe mampu memberikan pencapaian positif dengan berhasil membawa The Magpies lolos dari jeratan degradasi dan finish di posisi 11.

Tak banyak pelatih kebangsaan Inggris yang bisa bertahan di zaman sepakbola modern ini. Bahkan, di Premier League musim 22/23 ini, hanya Graham Potter dan Gary O`neil yang bertahan. Terbaru, Frank Lampard akhirnya dipecat usai Everton tak kunjung membaik penampilannya.

Namun Howe mampu membuat Newcastle setidaknya menjadi tim yang tak hanya mengalahkan tim-tim kecil dan menyulitkan tim big six, tapi juga bersaing untuk menjadi juara.

Perkembangan Eddie Howe Sebagai Pelatih

Ketika melatih Bournemouth beberapa tahun yang lalu, Howe dipuji karena ia bisa memaksimalkan skuad yang ada dengan dana anggaran yang terbatas pula. Ia mendapatkan pujian saat itu karena The Cherries tampil menawan.

Namun salah satu keterbatasannya secara taktik kala itu adalah ketidakmampuannya untuk membuat pertahanan yang baik sebagaimana ketika menyerang.

Pada EPL musim 2016/17 contohnya, yang notabene adalah musim terbaik Howe ketika melatih Bournemouth karena berhasil membawa The Cherries finis di peringkat 9 klasemen Premier League. Saat itu, mereka berhasil mencetak 55 gol, namun kebobolan 67 gol. Bahkan mereka menjadi tim yang paling banyak kebobolan di antara tim 10 besar klasemen akhir.

Howe sadar bahwa pekerjaannya di Newcastle saat ini jauh lebih berat daripada di Bournemouth, dan ia mau belajar atas segala kritik tentangnya yakni dinilai tak bisa membangun pertahanan. Hal itu terlihat dari Newcastle yang saat ini berhasil menjadi tim dengan catatan paling sedikit kebobolan hingga pekan ke-21 dengan 11 gol.

Kebobolan paling sedikit bukan menandakan bahwa Newcastle adalah tim yang bertahan dan cenderung memainkan bola lebih banyak di belakang. Menurut Whoscored sebanyak 40% rata-rata pemain Newcastle memainkan bola di area tengah, 33% di daerah lawan, dan 27% di wilayah pertahanan sendiri.

Statistik itu menunjukkan bahwa Newcastle lebih sering bermain lini tengah sampai ke area lawan ketimbang di daerah pertahanan mereka sendiri. Ini juga menunjukkan bahwa Howe masihlah sama dengan ketika menukangi Bournemouth, hanya saja ia lebih berkembang sebagai pelatih.

Kieran Trippier, kapten tim Newcastle, juga mengaku bahwa Howe meminta kepada skuadnya untuk lebih berani dalam menguasai bola.

“Pelatih ingin timnya bermain di depan dan lebih berani,” ujar bek kanan timnas Inggris itu dikutip dari The Athletic.

Siap Bersaing Untuk Juara

Howe dalam konferensi pers sebelum pertandingan Piala FA melawan Sheffield Wednesday (8/1) menyatakan bahwa ia sama sekali tidak tertarik dengan pendapat orang lain tentang bagaimana pencapaian Newcastle saat ini. Ia menegaskan bahwa keberadaan Newcastle saat ini bukan untuk menjadi populer, tapi untuk bersaing.

“Kami di sini bukan untuk menjadi populer dan untuk membuat tim lain menyukai kami. Kami di sini untuk bersaing dan untuk bersaing. Anda harus memberikan segalanya untuk mencoba dan mendapatkan hasil yang positif,” kata Howe dilansir dari situs resmi klub.

Sejauh ini perkataan Howe ada benarnya jika melihat penampilan The Magpies yang kian hari kian menanjak. Mereka juga melakukan segalanya untuk meraih kemenangan.

Terbaru, mereka melakukan itu ketika mengalahkan Fulham 1-0 di kandang mereka, St. James Park (15/1). Kala itu, Newcastle menekan sepanjang laga dengan penguasaan bola mencapai 63% dan menciptakan 20 tendangan yang 5 di antaranya tepat sasaran. Meski mendominasi, Trippier dkk harus menunggu sampai menit ke-89 untuk mencetak gol lewat sundulan Alexander Isak.

Barangkali lewat perjuangan tanpa henti dan serangan bertubi-tubi itulah Newcastle seolah mengirim sinyal yang menandakan bahwa mereka siap untuk bersaing memperebutkan trofi musim ini.

Menarik menunggu kelanjutan kisah Eddie Howe dalam membangun kembali Newcastle United untuk menjadi salah satu kekuatan di EPL, tak hanya musim ini namun untuk musim-musim berikutnya.

Komentar