Lampu Kuning Kamboja untuk Garuda

AFF

by Bayu Aji Sidiq Pramono

Bayu Aji Sidiq Pramono

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Lampu Kuning Kamboja untuk Garuda

Misi Tim Nasional (Timnas) Indonesia meraih gelar Piala AFF 2022 pertamanya akan dimulai dengan menghadapi Kamboja, Jumat (23/12), di Stadion Gelora Bung Karno. Skuad Garuda akan menghadapi Kamboja yang berhasil mengalahkan Filipina pada laga pertamanya. Pertandingan ini akan menjadi pertemuan keenam kedua tim pada ajang Piala AFF.

Indonesia berhak tampil percaya diri karena belum terkalahkan dalam lima pertemuan terakhir. Bahkan, Indonesia berhasil mengalahkan The Angkor Warriors pada Piala AFF edisi sebelumnya dengan skor telak 4-2. Tidak hanya itu, tim besutan Shin Tae-Yong ini pernah mengalahkan Kamboja dengan skor lebih telak lagi, yaitu delapan gol tanpa balas.

Kendati demikian, keberhasilan Kamboja mengalahkan Filipina menjadi “lampu kuning” bagi Indonesia untuk menampilkan performa terbaiknya. Pasukan Angkor berhasil melepaskan 14 tembakan yang tujuh diantaranya menemui sasaran. Hal ini menunjukan bahwa mereka memiliki serangan yang berbahaya.


Gambar 1 - Potensi Sebelas Pertama Indonesia dan Kamboja

Belajar dari Filipina

Ketika melawan Filipina, Kamboja menggunakan formasi dasar 3-4-3 dengan Orn Chanpolin dan Sos Souhana sebagai dua poros serangan. Yeu Muslim dan Seut Baraing akan beroperasi di area sayap sebagai penyuplai umpan silang Reung Benhuing yang diplot sebagai penyerang tengah. Skema ini kemungkinan akan digunakan kembali karena pada pertandingan tersebut berhasil membongkar pertahanan Filipina.

Dengan skema ini, Ryu Hirose akan mengandalkan sektor sayap untuk mengancam pertahanan Indonesia. Keputusan ini wajar diambil karena tim yang menggunakan formasi dasar 3-4-3 memiliki keuntungan unggul jumlah pemain di sektor sayap.

Pada fase buil-up, Kamboja berusaha mengakses posisi dua poros, Chanpolin atau Souhana. Proses build-up dimulai dari satu bek tengah sementara dua bek tengah lainnya melebar. Gerakan ini bertujuan untuk memperlebar area permainan sehingga memungkinkan dua poros mendekat. Jika lawan berusaha melancarkan high press, mereka punya peluang lolos lebih besar karena ada lima pemain yang bisa berkombinasi.

Ketika Kamboja berhasil masuk ke area lawan, mereka membentuk struktur 3-3-4. Tiga bek tengah berdiri di belakang tiga gelandang untuk mengantisipasi serangan balik. Selalu ada empat pemain yang berdiri di antara lini belakang dan lini tengah lawan. Dua bek sayap bergerak seperti piston, jika Baraing overlap, maka Muslim bergerak ke tengah untuk mendukung dua poros. Begitupun sebaliknya seperti yang ditunjukkan oleh ilustrasi di bawah ini.


Gambar 2 - Ilustrasi Struktur Serangan Kamboja ketika Memasuki Area Pertahanan Lawan.

Taktik ini berhasil menciptakan tiga gol ke gawang Filipina. Proses gol pertama merupakan contoh sempurna dari rencana yang disiapkan Ryu. Terlihat jelas bahwa kombinasi di sayap kiri Kamboja cukup padu sehingga Baraing mendapat cukup ruang untuk memberikan umpan akurat kepada Bunheing.

Untuk mengantisipasi pola serangan tersebut, Indonesia perlu mewaspadai area sayap. Jangan sampai mengulangi kesalahan Filipina yang tidak menghiraukan kekalahan jumlah pemain di area sayap. Filipina justru bertahan dengan struktur 4-4-2 yang merapat ke tengah.

Indonesia Harus Menekan

Salah satu cara paling sederhana yang bisa Shin gunakan adalah dengan menggunakan formasi dasar yang sama, yaitu 3-4-3. Cara ini secara langsung menjawab permasalahan yang dialami Filipina pada pertandingan sebelumnya sebab keunggulan jumlah pemain di area sayap yang diincar Kamboja terpatahkan.. Beruntung, skema tersebut sering diterapkan oleh Shin pada beberapa pertandingan sebelumnya.

Pada laga melawan Curacao September lalu, Shin menggunakan formasi tersebut dan berhasil memenangkan pertandingan. Rachmat Irianto digeser sebagai salah satu bek tengah bersama Fachrudin dan Elkan Baggott. Posisi Elkan kemungkinan diganti oleh Jordi Amat atau Hansamu Yama. Komposisi ini bisa kembali digunakan untuk melawan Kamboja.

Untuk melengkapi taktik tersebut, Indonesia harus berani bermain dengan high press secara kolektif melibatkan empat sampai lima pemain. Rencana ini bertujuan untuk mencegah Kamboja membangun serangan. Pemain yang menekan harus fokus menutup jalur umpan ke arah dua pivot yang diturunkan Ryu.

Harapannya, terjadi banyak salah umpan dari kaki pemain Kamboja ketika berusaha keluar dari tekanan timnas Indonesia. Perlu dicatat bahwa pada pertandingan melawan Filipina, akurasi umpan pasukan Angkor hanya mencapai 78 persen. Kelemahan tersebut harus dimanfaatkan dengan maksimal sehingga memperlebar kesempatan Indonesia mengalahkan Kamboja.

Kendati demikian, high press saja belum cukup untuk dapat membobol gawang Kamboja. Taktik tersebut perlu dilengkapi dengan taktik lain yang mampu membongkar pertahanan lawan.

Klinis di Depan Gawang

Jika meninjau pada pertandingan Kamboja sebelumnya, mereka membentuk struktur 5-4-1 ketika bertahan. Bek sayap yang bergerak seperti piston ketika menyerang, ditugaskan untuk mundur sejajar dengan bek tengah untuk membentuk garis pertahanan yang memanjang. Di depan garis pertahanan, diisi oleh empat pemain yang terdiri dari dua gelandang dan dua penyerang sayap. Sementara penyerang tengah berdiri paling depan sebagai target serangan balik.

Meski terkesan rapat dengan menumpuk banyak pemain di belakang, ruang antara lini belakang dan lini tengah Kamboja ternyata cukup luas untuk dieksplorasi. Celah ini yang wajib dimanfaatkan sebanyak mungkin oleh Garuda. Witan Sulaeman, Egy Maulana Vikri, dan Ricky Kambuaya diharapkan mampu menjadi pemain yang memanfaatkan celah tersebut.

Oleh karena itu, jika Shin menurunkan Ilija Spasojevic sejak awal, opsi serangan Indonesia akan lebih variatif. Mereka bisa mencoba menerobos melalui kombinasi di ruang antar lini yang dijelaskan pada bagian sebelumnya. Skuad Garuda juga bisa mengandalkan sektor sayap untuk mengirimkan umpan silang ke kotak penalti atau penetrasi ke dalam kotak penalti. Asnawi Mangkualam dan Pratama Arhan merupakan dua pemain yang memiliki kemampuan tersebut.

Dengan demikian, seharusnya Indonesia tidak memiliki masalah berarti untuk menciptakan peluang. Mengingat Shin juga memiliki Marc Klok yang memiliki visi dan kreativitas. Satu aspek yang perlu ditingkatkan adalah efektivitas.

Masalah tersebut merupakan persoalan pelik yang muncul sejak Shin menjabat. Pada beberapa laga penting, Indonesia sangat sering membuang peluang karena kekurangan pemain yang klinis di depan gawang. Kali ini, Shin mencoba memanggil Spaso sebagai penyerang senior untuk memecahkan masalah tersebut.

Sejauh ini, Spaso mencetak tujuh gol dan satu asis dalam ajang BRI Liga 1 musim 2022/2023. Penyerang asal Bali United tersebut selalu menjadi andalan bagi Serdadu Tridatu. Musim sebelumnya, Spaso mendapat gelar sebagai pencetak gol terbanyak dengan torehan 23 gol dan dua asis.

Komentar