Catatan yang Membuat Indonesia Optimis Menjuarai Piala AFF 2022

AFF

by Arienal A Prasetyo

Arienal A Prasetyo

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Catatan yang Membuat Indonesia Optimis Menjuarai Piala AFF 2022

Melihat penampilan Tim Nasional (Timnas) Indonesia di sepanjang tahun 2022 sejauh ini, muncul optimisme bahwa Garuda akan buka puasa gelar Piala AFF.

Di tahun 2022, Indonesia di bawah asuhan Shin Tae-yong menunjukkan penampilan yang cukup impresif, dengan hanya mencatatkan satu kali kekalahan, yakni ketika melawan Yordania di Kualifikasi Piala Asia 2023. Terakhir, Indonesia mampu menang dua kali melawan Curacao pada 24 dan 27 September 2022, masing-masing dengan skor 3-2 dan 2-1.

Kerangka skuad yang dibawa Shin ke Piala AFF 2022 sebenarnya tidak berbeda jauh saat menghadapi Curacao. Hanya saja, Elkan Baggott yang tampil impresif bersama Indonesia di laga menghadapi Curacao, tidak bisa tampil di Piala AFF lantaran lebih memilih memperkuat Gillingham FC.

Namun, posisi Elkan sebagai bek tengah digantikan oleh Jordi Amat. Ilija Spasojevic pun masuk skuad untuk menggantikan Dimas Drajad yang menderita cedera. Hansamu Yama Pranata kembali mendapat panggilan. Secara umum, hanya merekalah nama baru yang masuk ke dalam skuad.

Bisa dibilang, pembentukan skuad saat ini bermula ketika Shin meremajakan skuad untuk menghadapi lanjutan Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia pada Maret 2021 silam. Saat itu, nama-nama pemain muda seperti Pratama Arhan, Rizki Ridho, Asnawi Mangkualam, Yakob Sayuri, Egi Maulana Vikri, Rachmat Irianto, dan Witan Sulaiman, mulai mendapat tempat di timnas senior.

Setelah menjalani kualifikasi tersebut, Indonesia tampil apik di laga play off Kualifikasi Piala Asia 2023 melawan China Taipei dengan dua kali mengemas kemenangan. Nama baru seperti Ricky Kambuaya menjalani debut dan bahkan masih dipercaya Shin sampai sekarang. Fachrudin Arianto kembali mendapatkan tempatnya.

Skema pemain Indonesia makin terbentuk di Piala AFF 2020, meski Indonesia kembali menjadi runner up. Posisi yang paling kentara mengalami bongkar pasang adalah striker. Ezra Walian, Kushedya, dan Dedik Setiawan, tidak dipanggil lagi dalam Kualifikasi Piala Asia di bulan Juni 2022. Sebagai gantinya adalah Dimas Drajad yang juga mencetak gol ketika mengalahkan Curacao.

Di Piala AFF 2022 ini, skuad yang dibawa Shin adalah skuad yang terbentuk sudah cukup lama, serta bermain dalam beberapa turnamen dengan pergantian nama yang tidak terlalu banyak. Tentunya hal ini sangat menguntungkan, apalagi melihat calon-calon lawan yang sedang tidak dalam performa terbaiknya.

Lawan di Grup A yang Tidak Dalam Kondisi Terbaik

Di Piala AFF 2022, Indonesia tergabung di grup A bersama Thailand, Filipina, Kamboja, dan Brunei Darussalam.

Thailand tanpa dua pemain mereka yang bermain di J League, yakni Chanathip Songkrasin dan Supachok Sarachat. Supachai Chaided, Suphanat Muenta, Tristan Do, Kawin Thammasatchanan dan Narubadin Weerawatnodom yang menjadi andalan Tim Gajah Putih di Piala AFF 2020 lalu, juga tak disertakan ke dalam tim. Alexandre “Mano” Polking hanya mempertahankan delapan pemain yang menjadi juara Piala AFF 2020.

Absennya pemain-pemain tersebut tak serta membuat Thailand mudah dikalahkan. Thailand masih diperkuat pemain yang berpengalaman di level internasional, seperti Teerasil Dangda, Sarach Yooyen, Kritsada Kaman, dan Theerathon Bunmathan. Hadirnya pemain-pemain tersebut bisa menjadi kunci permainan, apalagi mereka sudah berpengalaman di turnamen Piala AFF.

Namun, kesempatan Indonesia untuk mengalahkan Thailand terbuka lebar karena Indonesia bermain di kandang dan dengan skuad yang jauh lebih lengkap.

Jika melihat pertandingan Filipina melawan Kamboja kemarin, Indonesia harus bisa memanfaatkan kelemahan pemain-pemain The Azkals. Pemain belakang Filipina kewalahan dengan kecepatan pemain-pemain sayap Kamboja. Hal itu bisa dimanfaatkan oleh kecepatan sayap-sayap Garuda untuk mengeksploitasi pertahanan Filipina.

Selain itu, Indonesia juga bisa memanfaatkan serangan balik. Gol ketiga Kamboja ke gawang Filipina berawal dari serangan balik. Dengan kecepatan dan penyelesaian akhir yang baik, bukan tidak mungkin Indonesia akan mencetak gol melalui serangan balik.

Di pertandingan itu juga terlihat bahwa Filipina di bawah pelatih Josep Ferre Ybarz belum benar-benar padu lantaran pemain-pemain muda mereka yang masih minim jam terbang di level internasional.

Peluang skuad asuhan Shin untuk lolos ke babak semifinal sebenarnya terbuka lebar. Pertandingan tandang menghadapi Brunei harus benar-benar dimaksimalkan untuk meraih poin penuh. Namun, laga pertama menghadapi Kamboja tentu tidak akan mudah meski bermain di kandang sendiri dan di atas kertas Indonesia lebih diunggulkan.

Apabila Indonesia berhasil lolos ke semifinal, lawan yang dihadapi dari grup B tidaklah mudah.

Mengintip Kekuatan Grup B

Grup B diisi oleh Vietnam, Malaysia, Singapura, Myanmar, dan Laos. Vietnam menjadi tim yang paling diunggulkan untuk lolos ke babak semifinal. Dengan tidak memandang sebelah mata Myanmar dan Laos, Singapura dan Malaysia akan saling sikut untuk memperebutkan satu posisi di semifinal.

Skuad Golden Warriors merupakan skuad yang menjadi tulang punggung tim dalam 3-4 tahun terakhir. Meski kalah dari Thailand di babak semifinal Piala AFF tahun lalu, Vietnam tetaplah berbahaya. Motivasi lain mereka juga datang dari faktor non-teknis, yakni motivasi untuk menghadiahkan trofi terakhir bagi Park Hang-seo yang memutuskan mundur dari posisi pelatih Vietnam setelah Piala AFF selesai.

Sementara itu, Malaysia datang dengan kekuatan yang pincang. 12 dari 41 pemain Malaysia mengundurkan diri dari pemusatan latihan dengan alasan masalah pribadi. Padahal, 12 pemain itu merupakan andalan Kim Pan-gon dalam meloloskan Harimau Malaya ke putaran final Piala Asia 2023.

Pemain yang mundur itu mayoritas berasal dari klub raksasa Liga Malaysia, Johor Darul Ta’zim, yakni Shahrul Mohd Saad, La`vere Lawrence Corbin-Ong, Muhammad Nazmi Faiz Mansor, Arif Aiman Mohd Hanapi, Muhammad Akhyar Abdul Rashid, Matthew Davies, Muhammad Syafiq Ahmad, Nathaniel Shio Hong Wan, dan Natxo Insa. Pemain Sri Pahang, Muhamad Nor Azam Abdul juga memperpanjang nama yang mengundurkan diri.

Meski dalam posisi sulit, pelatih Harimau Malaya, Kim Pan-gon, mengaku untuk selalu mencoba positif. “Dalam karir saya, ini adalah pertama kalinya (pemain mundur dari timnas). Saya harus positif, saya dapat melihat lebih banyak pemain yang telah kami gali bakatnya, dan saya dapat melihat mereka secara langsung, membantu, dan meyakinkan mereka,” ujar Kim dilansir dari Goal.

Sementara itu, Singapura harus kehilangan dua pemain kuncinya, yakni Ikhsan Fandi dan Adam Swandi, karena mengalami cedera di laga uji coba menghadapi Maladewa (17/12). Kedua pemain itu harus absen di Piala AFF 2022.

“Sangat disayangkan Ikhsan dan Adam tak bisa bergabung dengan tim dalam turnamen Piala AFF. Saya akan meninjau opsi saya untuk memilih skuad terakhir dan saya sepenuhnya percaya diri bahwa kami punya pemain yang bisa menggantikan mereka,” ujar pelatih The Lions, Takayuki Nishigaya dilansir dari situs resmi Asosiasi Sepakbola Singapura (FAS).

Meski kehilangan Ikhsan dan Adam, Singapura masih punya pelapis yang kualitasnya tak jauh berbeda. Di lini tengah, The Lions masih mempunyai Shahdan Sulaiman, M Anumanthan, dan Hafiz Nor. Sementara itu, di lini depan, Ilhan Fandi, yang merupakan adik Ikhsan Fandi siap memperkuat tim. Sepekan lalu, Ilhan baru saja resmi memperkuat tim divisi dua Liga Belgia, KMSK Deinze.

Singapura sedikit lebih beruntung dibanding Malaysia. The Lions akan bermain di kandang melawan Vietnam, sementara Malaysia harus bermain tandang. Jika Singapura dan Malaysia berhasil mendapat poin penuh saat menghadapi Myanmar dan Laos, pertandingan antara Singapura dan Malaysia di Stadion Bukit Jalil pada 3 Januari 2023 akan sangat menentukan.

Tidak Ada Pertandingan yang Mudah

Bagi Indonesia, tidak ada pertandingan yang mudah meskipun bermain melawan Kamboja dan Brunei yang di atas kertas levelnya masih berada di bawah Indonesia. Melawan Kamboja menjadi ujian pertama bagi Indonesia. Di pertandingan pertama Piala AFF 2020 lalu, Indonesia juga bertemu Kamboja. Meski Indonesia menang dengan skor 4-2, Kamboja memberikan perlawanan yang sangat kuat dan menciptakan peluang-peluang berbahaya lewat serangan balik.

Shin pun mengatakan bahwa pembuka melawan Kamboja di tahun ini bisa menjadi pertandingan yang sulit. “Untuk pertandingan pertama menurut saya bisa menjadi pertandingan yang sulit,” ujar pelatih asal Korea Selatan itu dilansir dari Youtube PSSI.

Jika pertandingan pertama berhasil dilewati dengan meraih kemenangan, pertandingan kedua melawan Brunei akan lebih mudah dan menjadi bekal yang bagus untuk menghadapi Thailand dan Filipina di dua laga terakhir.

Setelah fase grup terlampaui, kita baru bisa berbicara tentang semifinal. Entah Vietnam, Malaysia, atau Singapura, yang pasti Indonesia harus siap karena tidak ada lawan yang mudah. Tidak ada yang mudah hingga laga final, hingga Indonesia bisa juara.




Komentar