Peta Kekuatan Grup A - Piala AFF 2022

AFF

by Bayu Aji Sidiq Pramono

Bayu Aji Sidiq Pramono

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Peta Kekuatan Grup A - Piala AFF 2022

Penikmat sepakbola tanah air tidak perlu khawatir meski Piala Dunia 2022 telah berakhir. Selain liga-liga Eropa yang akan berlaga kembali tepat satu pekan setelah partai puncak, kita akan disuguhkan dengan Piala AFF 2022 yang akan digelar mulai tanggal 23 Desember 2022.

Piala AFF edisi ke-14 ini akan menggunakan format yang digunakan pada tahun 2018, yaitu kandang dan tandang. Tim yang berlaga adalah sembilan negara dengan ranking FIFA tertinggi ditambah satu tim yang berduel pada babak kualifikasi karena menduduki ranking FIFA terendah.

Tahun ini, Brunei Darussalam lolos ke babak fase grup setelah mengalakan Timor Leste di babak kualifikasi. Setiap tim terbagi menjadi dua grup yang terdiri dari lima tim. Setiap tim akan bertanding dalam empat laga, dua laga kandang dan dua laga tandang.

Indonesia tergabung dalam Grup A bersama Thailand, Filipina, Kamboja, dan Brunei Darussalam. Selama perjalanan Piala AFF, Indonesia empat kali tidak lolos dari fase grup yaitu tahun 2007, 2012, dan 2014. Agar sejarah tersebut tidak terulang, penting untuk meninjau peta kekuatan tim yang tergabung dalam Grup A untuk mengukur langkah Indonesia di Grup A.

Kembalinya Brunei Darussalam

Untuk pertama kalinya sejak 1996, Brunei Darussalam akan bersaing dalam babak grup Piala AFF. Tim berjuluk Tebuan ini absen dalam 12 edisi berturut-turut. Hal ini disebabkan berbagai faktor mulai dari faktor teknis maupun non teknis. Termasuk hukuman FIFA pada tahun 2009 yang baru dicabut tahun 2011.

Kali ini, Brunei lolos ke fase grup berkat kemenangan meyakinkan kontra Timor Leste dengan agregat 6-3. Pada leg pertama, Brunei membuat selisih gol yang cukup besar dengan kemenangan 6-2. Tapi, di leg kedua Timor Leste hanya menang 1-0 sehingga tidak cukup untuk membawa mereka lolos ke fase grup Piala AFF 2022.

Hasil ini menjawab rasa penasaran Brunei yang telah absen selama 26 tahun. Dalam kurun waktu tersebut (1996-2022), Brunei berusaha memperbaiki performa tim. Salah satu caranya adalah dengan mengganti pelatih. Terhitung sudah ada 26 pelatih yang telah mencoba menarik Brunei dari lubang keterpurukan. Hingga akhirnya, Mario Rivera, pelatih asal Spanyol berhasil menjawab rasa penasaran tersebut.

Hal ini perlu menjadi perhatian bagi timnas Indonesia bahwa Rivera bukan pelatih sembarangan. Sebelum melatih Brunei, Mario Rivera sempat melatih East Bengal (klub asal India), berhasil menjadi runner-up I-League musim 2019/2020 (kompetisi kasta kedua) sekaligus promosi ke Liga Super India.

Mario Rivera membawa 23 pemain yang bermain di liga lokal. Sebagian besar (14 pemain) diisi oleh pemain dari klub asal Bandar Seri Begawan, Duli Pangiran Muda Mahkota FC. Keuntungan tim yang diisi oleh pemain lokal adalah komunikasi yang lebih lancar dan ikatan antar pemain yang telah terjalin lebih kuat. Kekuatan ini berpotensi menjadi pembeda dan kejutan bagi tim-tim lain di Grup A.

Jika meninjau dari segi taktikal, Rivera sering menggunakan formasi dasar 4-4-2 menggunakan dua sayap dan dua poros. Rivera mengandalkan penetrasi dari arah sayap untuk mengirimkan umpan silang baik ke tiang dekat maupun tiang jauh sebab dua penyerang akan mengisi dua pos tersebut. Taktik ini kemungkinan menjadi andalan mereka untuk dapat melangkah jauh di Piala AFF 2022.

Skuad Brunei Darussalam

Kiper : Haimie Abdullah Nyaring (DPMM FC), Ishyra Asmin Jabidi (MS ABDB), Jefri Syafiq Ishak (KB FC)

Bek : Fakharrazi Hassan (DPMM FC), Hanif Hamir (DPMM FC), Yura Indera Putera Yunos (DPMM FC), Khairil Shahme Suhaimi (Kasuka FC), Abdul Mu`iz Sisa (DPMM FC), Shafie Effendy (MS ABDB), Wafi Aminuddin (DPMM FC), Alinur Rashimy Jufri (Kasuka FC).

Gelandang :

Azwan Saleh (DPMM FC), Najib Tarif (DPMM FC), Azwan Ali Rahman (DPMM FC), Hendra Azam Idris (DPMM FC,) Nurikhwan Othman (DPMM FC), Hakeme Yazid Said (DPMM FC), Nazirrudin Ismail (MS PPDB), Haziq Kasyful Azim Hasimulabdillah (Kasuka FC).

Penyerang :

Adi Said (Kota Ranger), Abdul Azizi Ali Rahman (DPMM FC), Razimie Ramlli (DPMM FC), Hamizan Aziz Sulaiman (Indera SC).



Kamboja Mengirim Pemain Muda

Sejak Piala AFF pertama kali bergulir, Kamboja hanya delapan kali lolos dari kualifikasi dan bertarung pada fase grup. Artinya, ada lima edisi yang tidak diikuti karena berbagai faktor. Fakta tersebut menunjukan bahwa Kamboja bukan salah satu tim yang memiliki rekor bagus di Piala AFF.

Selain itu, Kamboja belum pernah lolos dari babak grup. Salah satu sebab utamanya adalah kualitas individu pemain yang masih tertinggal dari tim lain.

Tapi, kali ini cerita bisa berbeda karena Kamboja memiliki dua pemain keturunan yang bermain di luar negeri. Mereka adalah Boris Kok yang membela Sarawak United yang bermain di Liga Super Malaysia dan Nick Taylor yang merumput di Major League Soccer Next Pro bersama Orlando City B.

Tidak hanya itu, Kamboja membawa banyak pemain muda. Rata-rata pemain yang dipanggil masih berusia 24,5 tahun. Tercatat hanya tiga pemain senior yang dipanggil yaitu Thierry Bin, Sos Souhana, dan Keo Sokpheng. Kebijakan ini diambil oleh sang pelatih, Ryu Hirose bersama Keisuke Honda yang juga menjabat sebagai General Manager sejak Maret tahun 2021.

Jika ditinjau dari filosofi Ryu Hirose dan Keisuke Honda yang berasal dari Jepang, Kamboja kemungkinan besar mengandalkan fisik dan determinasi. Hal ini sejalan dengan pemain muda yang mereka panggil sebab para pemain muda memiliki motivasi dan determinasi yang lebih besar dibanding pemain tua.

Untuk mengakomodasi rencana tersebut, kemungkinan Ryu akan menggunakan formasi dasar 4-3-3 dan menerapkan taktik bertahan high press. Hal ini akan berbahaya bagi calon lawannya jika mereka mampu bergerak secara kolektif. Dengan demikian, kekurangan individu yang cenderung masih tertinggal bisa tertutupi.

Skuad Kamboja

Kiper :

Keo Soksela (Visakha FC), Vireak Dara (Visakha FC), Hul Kimhuy (Boeung Ket).

Bek :

Choun Chanchav (PhnomPenh Crown), Seut Baraing (PhnomPenh Crown), Chheng Meng (Visakha FC), Tes Sambath (Visakha FC), Ouk Sovann (Visakha FC), Tang BunChhai (Boeung Ket), Souey Visal (Preah Khan Reach Svay Rieng), Sareth Krya (Preah Khan Reach Svay Rieng), Kok Boris (Sarawak United FC).

Gelandang :

Yeu Muslim (PhnomPenh Crown), Orn Chanpolin (PhnomPenh Crown), In Sodavid (Visakha FC), Thierry Chantha Bin (Visakha FC), Sos Suhana (Nagaworld).

Penyerang :

Lim Pisoth (PhnomPenh Crown), Keo Sokpheng (Visakha FC), Sa Ty (Visakha FC), Reung Bunheing (Visakha FC), Mat Noron (Boeung Ket), Seang Chanthea (Boeung Ket), Nick Taylor (Orlando City SC B).

Panggung Regenerasi Fillipina

Seperti halnya Kamboja, Fillipina memboyong skuad muda untuk berkompetisi di Piala AFF edisi kali ini. Keputusan ini didukung oleh federasi yang menyasar Piala AFF 2022 sebagai ajang pemain muda untuk mendapatkan pengalaman dan memperbanyak jam terbang. Dukungan tersebut disampaikan langsung oleh Palami kepada Manila Standard

Kami selalu pergi ke turnamen atau kompetisi dengan target untuk menjadi juara. Tetapi pada saat yang sama, kami realistis. Kami juga ingin turnamen ini benar-benar untuk pemain muda mendapatkan pengalaman di kompetisi internasional” ujar Palami dikutip laman Manila Standard.

Kami berada dalam fase transisi tim. Kami ingin fans menyambut Azkals wajah baru dan muda dengan cara yang sama seperti mereka menyambut para pemain senior. Kebanyakan dari mereka adalah pemain lokal, dan sangat ingin menunjukkan kemampuan mereka.” pungkasnya.

Filipina memanggil 23 nama dengan usia rata-rata 24,5 tahun. Harry Nunez adalah anggota termuda yang baru saja beranjak dari usia 18 tahun. Tidak hanya pemain, Filipina juga dibesut oleh pelatih muda. Josep Ferre Ybarz yang masih berusia 39 tahun.

Pemilihan Cuco, panggilan akrab Ybarz, sebagai pelatih Filipna tidak sembarangan. Ia memiliki catatan menarik sebagai pelatih akademi Barcelona. Ia juga sempat melatih di Thailand dan India. Dengan pemain dan pelatih muda, kekuatan Filipina secara tidak langsung akan berkurang sebab terjari kekurangan pada aspek mental bertanding dan jam terbang.

Walaupun demikian, Cuco memiliki keleluasaan taktikal untuk mendapatkan skema terbaik untuk timnya. Pada beberapa pertandingan terakhir, Fillipina bermain dengan formasi dasar 3-4-3. Skema tersebut bisa saja berubah menjadi 3-5-2 tapi tetap menggunakan dua bek sayap. Kenshiro Daniels, Hikaru Minegishi dan Stephan Schrock kemungkinan besar akan menjadi pemain kunci di lini tengah yang menentukan hasil pertandingan.

Skuad Fillipina

Kiper :

Kevin Ray Hansen (Kuala Lumpur City), Anthony Pinthus (United City), Julian Schwarzer (ADT/Azkals Development Team).

Bek :

Simen Alexander Lyngbø (United City), Paul Tabinas Jefferson Tabinas (Mito HollyHock), Amani Aguinaldo (Nakhon Ratchasima), Michael Menzi (Kaya–Iloilo), Christian Rontini (Penang FA).

Gelandang :

Kamil Jaser Amirul (ADT), Sandro Miguel Reyes Jesus Joaquin Melliza (Kaya–Iloilo), Arnel Amita (Kaya–Iloilo), Yrick Gallantes (ADT), Javier Augustine Gayoso (Kaya–Iloilo), Oliver Bias (Chiangmai United), Stephan Markus Schröck (ADT), Hikaru Minegishi (United City), Pocholo Bugas (United City), Harry Nuñez (ADT).

Penyerang :

Andres Rafael Aldeguer (ADT), Kenshiro Daniels (United City), Mark Hartmann (United City).

Thailand dalam Misi Mempertahankan Gelar

Thailand merupakan paling berprestasi dalam ajang Piala AFF dengan enam gelar juara dan tiga runner-up. Mereka bahkan dua kali meraih gelar dalam dua edisi berturut-turut (2000-2002 dan 2014-2016). Kali ini, Thailand mengincar gelar ketujuhnya sekaligus dua gelar beruturut-turut yang ketiga. Misi tersebut tidak akan mudah karena mereka tidak memanggil beberapa pemain andalan.

Chanatip Songkrasin dipastikan absen. Ia perlu istirahat setelah jadwal padat bersama Kawasaki Frontale. Selain Chanatip, Supachok Sarachat yang bermain untuk klub asal Hokkaido, Consadole Sapporo tidak memenuhi panggilan. Ratthanakorn Maikami, Supachai Chaided, Suphanat Mueanta, dan Narubadin Weerawatnodom melengkapi kepincangan skuad Gajah Perang karena harus melanjutkan latihan bersama klub Liga Inggris, Leicester City. Meski pincang, Thailand masih berstatus sebagai tim unggulan.

Masih ada beberapa pemain senior yang memperkuat Thailand diantaranya Teerasil Dangda (115 penampilan), Theerathon Bunmathan (74 penampilan), Sarach Yooyen (59 penampilan), dan Adisak Kraisorn (46 pemain). Tidak hanya soal pemain, Thailand masih dilatih oleh Alexandre Polking yang membawa mereka ke gelar juara Piala AFF edisi sebelumnya.

Menurut Polking, satu faktor yang bisa memperkuat mereka adalah kembalinya bermain di kandang. Thailand akan jadi tuan rumah pada duel lawan Filipina dan Kamboja. Sedangkan Thailand bakal bermain tandang melawan Timnas Indonesia dan Brunei/Timor Leste.

"Saya sangat gembira karena kami bisa bermain di kandang pada tahun ini. Sebelumnya, kami jarang punya kesempatan bermain di kandang, terutama dalam kejuaraan di level Asia Tenggara. Dalam dua pertandingan di kandang, kami harap suporter bisa memenuhi stadion" ujar Polking.

Dengan hadirnya Dangada dan Kraisorn, kemungkinan besar Poling akan memaksimalkan dua pemain tersebut di lini serang. Ia bisa bermain dengan formasi dasar 4-4-2. Penggunaan skema tersebut sekaligus menjadi bentuk adaptasi Thailand tanpa kehadiran Chanatip. Biasanya jika Chanatip bermain, Thailand bermain dengan skema 4-2-3-1. Taktik tersebut sempat dicoba ketika Thailand melawan Myanmar dan berhasil mencetak enam gol tanpa balas.

Skuad Thailand

Kiper :

Kittipong Phu Thaew Chueak (BG Pathum), Kampol Pathomakul (Ratchaburi FC), Saranon Anuin (Chiang Rai United).

Bek :

Theerathon Bunmathan (Buriram United), Sasalak Haiprakhon (Buriram United), Pansa Hemvibul (Buriram United), Kritsada Kaman (Chonburi FC), Chalermsak Akkee (Police Tero FC), Supanan Burirat (Thai Port), Chakpan Praisuwan (BG Pathum), Chatmongkol Ruangthanaroj (Chonburi FC).

Gelandang :

Sumanya Purisai (Chonburi FC), Bodin Phala (Thai Port FC), Charoensak Wongkorn (Muang Thong United), Sarach Yuyen (BG Pathum), Siwakorn Teatrakul (Chiang Rai United), Peeradon Chamrasamee (Buriram United), Channarong Promsrikaew (Chonburi FC), Weerathep Pompan (Muangthong United), Ekanit Panya (Muang Thong United), Sanwat Dejmitr (Kedah Darul Aman).

Penyerang :

Teerasil Dangda (BG Pathum United), Adisak Kraisorn (Muangthong United), Poramat Artwilai (Muangthong United).

Peluang Indonesia Meraih Gelar Pertama

Tidak seperti Thailand, prestasi terbaik Indonesia sepanjang sejarah Piala AFF hanya menjadi runner-up sebanyak enam kali tanpa sekalipun meraih gelar juara. Pada edisi sebelumnya, Indonesia berhasil mencapai babak final namun dipermalukan Thailand dengan agregat 6-2. Kali ini, Indonesia bertekad untuk meraih gelar pertamanya.

Target ini dikonfirmasi oleh sang pelatih, Shin Tae-yong melalui kanal YouTube resmi federasi sepakbola Indonesia.

“Dengan adanya tragedi Kanjuruhan, saya merasa bertanggung jawab atas kesedihan masyarakat. Jadi, target timnas dan saya adalah menjadi juara di Piala AFF 2022,” ujar Shin Tae-yong melalui kanal YouTube resmi PSSI.

Shin Tae-yong telah mengumumkan 23 nama yang akan berlaga dalam ajang Piala AFF 2022. Di antara 23 nama tersebut, terdapat nama Jordy Amat yang baru menyelesaikan proses naturalisasi nya. Selain itu, nama Ilija Spasojevic mengisi daftar penyerang timnas Garuda. Beberapa pemain yang merumput di luar negeri seperti Witan Sulaeman dan Asnawi Mangkualam dipastikan akan memperkuat timnas Indonesia.

Jika melihat kondisi pesaing di Grup A, Indonesia termasuk salah satu tim yang diunggulkan. Skuad Thailand tidak diperkuat beberapa pemain andalan dan diisi oleh banyak pemain lama yang jarang menjadi andalan, Filipina sedang regenerasi, sementara Kamboja dan Brunei masih dalam proses “mengejar”.

Jika melihat komposisi pemain yang dipanggil Shin, ada kemungkinan Indonesia akan bermain dengan dua formasi dasar. Antara 3-4-3 atau 4-2-3-1. Opsi pertama tetap memungkinkan dengan menggeser Rachmat Irianto sebagai salah satu bek tengah. Pilihan ini akan cocok digunakan melawan tim yang memiliki serangan berbahaya. Opsi kedua cocok digunakan untuk melawan tim yang mengandalkan penguasaan bola dengan lini tengah yang dominan.

Skuad Indonesia

Kiper :

Nadeo Argawinata (Bali United), Muhammad Riyandi (Persis Solo), Syahrul Trisna (Persikabo).



Bek :

Fachrudin Aryanto (Madura United), Pratama Arhan (Tokyo Verdy), Asnawi Mangkualam (Ansan Greeners), Hansamu Yama (Persija Jakarta), Rizky Ridho (Persebaya Surabaya), Edo Febriansyah (RANS Nusantara), Jordi Amat (Johor Darul Ta`zim).

Gelandang :

Rachmat Irianto (Persib Bandung), Witan Sulaeman (AS Trencin), Ricky Kambuaya (Persib Bandung), Egy Maulana Vikri (tanpa klub), Saddil Ramdani (tanpa klub), Syahrian Abimanyu (Persija Jakarta), Marselino Ferdinan (Persebaya Surabaya), Marc Klok (Persib Bandung), Yakob Sayuri (PSM Makassar).

Penyerang :

Muhammad Rafli (Arema), Ilija Spasojevic (Bali United), Dendy Sulistyawan (Bhayangkara) , Ramadhan Sananta (PSM Makassar).



Prediksi Grup A dan Mengukur Langkah Indonsia

Thailand, Filipina, dan Indonesia merupakan tiga tim yang berpeluang menjadi juara Grup A. Dua diantara tim tersebut akan berebut tempat untuk mendapatkan kursi terakhir di babak semifinal. Brunei Darussalam dan Kamboja diperkirakan masih kesulitan untuk bersaing dari tiga tim tersebut.

Jika meninjau lebih jauh dan berkaca pada komposisi pemain yang diboyong masing-masing tim, peluang Indonesia menjadi juara Grup A sangat besar. Shin Tae-yong yang memiliki banyak pengalaman membawa pemain-pemain “langganan” sekaligus beberapa pemain baru yang bisa menjadi kejutan untuk lawan. Di sisi lain, Thailand yang berstatus juara bertahan kehilangan tiga pilarnya. Sementara Filipina terkonfirmasi tidak memiliki target tinggi pada Piala AFF edisi kali ini.


Apabila Indonesia berhasil menjadi juara Grup A, kemungkinan besar akan ditemani oleh Thailand sebagai runner-up. Meski tidak diperkuat tiga pemain andalan, sang Gajah Perang masih diperkuat para pemain senior. Sementara Filipina bergantung pada para pemain muda yang belum berpengalaman.

Komentar