Transisi Serangan Argentina yang Harus Diantisipasi Belanda

Piala Dunia

by Bayu Aji Sidiq Pramono

Bayu Aji Sidiq Pramono

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Transisi Serangan Argentina yang Harus Diantisipasi Belanda

Salah satu pertandingan perempat final Piala Dunia 2022 yang menarik untuk ditonton adalah pertemuan antara Belanda dan Argentina. Laga ini akan dihelat pada hari Sabtu (10/12) pukul 02.00 WIB di Lusail Iconic Stadium, Lusail, Qatar. Antonio Mateu, wasit asal Spanyol, bertugas sebagai pengadil utama.

Belanda tidak mengalami masalah soal kebugaran pemain sementara Argentina terancam tampil tanpa Angel Di Maria. Pemain berusia 34 tahun tersebut absen pada babak 16 besar dan posisinya akan digantikan Papu Gomez. Julian Alvarez yang mencetak gol dalam dua pertandingan terakhir, berpotensi mempertahankan tempatnya.


Gambar 1 - Potensi Sebelas Pertama Belanda dan Argentina

Louis van Gaal kemungkinan besar tetap mempertahankan format 3-4-3 karena ia belum memiliki alasan cukup untuk mengubah skema secara makro. Belanda di tangan Van Gaal belum terkalahkan dalam 19 pertandingan. Hal ini menunjukan bahwa format yang dibawa Van Gaal cocok dengan kapabilitas pemain yang ia panggil.

Di kubu lawan, Lionel Scaloni mengawali turnamen dengan menggunakan format 4-4-2. Hasilnya cukup buruk. Salah satunya adalah kekalahan yang memalukan dari Arab Saudi pada laga perdana. Scaloni mengubah ke format 4-3-3 kala bertemu Polandia di laga pamungkas Grup C dan Australia di babak 16 besar. Hasilnya cukup positif, mereka mencetak empat gol dan kebobolan satu gol.

Kemungkinan besar, Argentina akan mengambil lebih banyak penguasaan bola. Jika meninjau statistik, La Albiceleste selalu mendominasi penguasaan bola dengan rataan 65 persen dalam empat pertandingan. Perolehan ini jauh lebih tinggi dari Belanda yang hanya memiliki rataan penguasaan bola sebesar 53 persen. Terlebih, Scaloni akan menurunkan tiga gelandang dibanding De Oranje yang menggunakan dua gelandang saja.

Scaloni memiliki lebih dari lima gelandang tapi ada satu pemain yang tidak pernah absen dari jajaran sebelas pertama. Ia adalah Rodrigo De Paul. Gelandang yang membela Atletico Madrid tersebut akan menjadi pemain penting dalam laga yang memperebutkan tiket semifinal ini. Mengapa demikian?

Mempercepat Transisi Serangan Melalui Rodrigo De Paul

Ketika bertahan, struktur pertahanan belanda cenderung melebar dengan Daley Blind dan Denzel Dumfries yang turun sejajar dengan tiga bek tengah membentuk pola 5-3-2. Pada situasi ini, secara tidak langsung De Oranje membebaskan lawan untuk menguasai bola di tengah lapangan. Kondisi ini masih bisa dikendalikan jika melawan tim yang terlalu mengandalkan bola-bola pendek. Tapi, bisa jadi senjata makan tuan bila bertemu tim yang mampu mengubah arah serangan melalui umpan-umpan panjang.

Kabar buruknya, lawan Belanda kali ini memiliki pemain dengan kemampuan umpan panjang akurasi tinggi dalam diri De Paul. Jika meninjau statistik, musim ini ia menjadi pemain Atletico Madrid yang paling sering mengirimkan umpan panjang (57 umpan dengan akurasi 71 persen). Hal ini berguna untuk mengurai pertahanan Belanda yang melebar. Umpan panjang andalan De Paul ini mampu mempercepat perubahan arah serangan Argentina.

Dengan mempercepat perubahan arah serangan, struktur pertahanan Belanda yang melebar perlahan akan menciptakan celah di area sekitar kotak penalti. Ketika celah tersebut muncul, Messi yang turun ke tengah lapangan bisa menggunakan visi dan kreativitasnya untuk menembus pertahanan Belanda.

Tidak hanya itu, kemampuan De Paul berguna pada situasi transisi dari bertahan ke menyerang melalui umpan-umpan panjang akuratnya. Van Gaal sering menginstruksikan pemainnya untuk melakukan high press dengan garis pertahanan tinggi. Keputusan ini bertujuan untuk memutus serangan balik lawan secepat mungkin. Pada situasi ini, peran De Paul sangat krusial untuk mempercepat serangan balik dengan mengirim umpan panjang ke arah Di Maria, Messi, atau Alvarez.

Menambah Tugas Davy Klaassen

Van Gaal memiliki setidaknya dua opsi untuk meredam kekuatan De Paul dengan memaksimalkan kontribusi Davy Klaassen. Sebab peran Klaassen pada situasi off possession adalah menekan bek lawan yang berusaha mengirimkan bola ke lini tengah. Tapi pada pertandingan ini, kontribusi Klaassen diharapkan lebih besar dari biasanya. Opsi pertama bisa dilakukan dengan menugaskan Klaassen agar melancarkan tekanan pada posisi De Paul, dibantu Memphis Depay atau Cody Gakpo.

Setelah itu, ia lebih sering menunggu untuk mempersiapkan serangan balik. Kali ini, Klaassen bisa diandalkan untuk mengganggu De Paul baik ketika menguasai bola atau pun tidak. Tugas ini cocok untuknya karena secara penempatan posisi, Klaassen tidak terpaut jauh dari posisi De Paul. Selain itu, akan ada aspek kejutan kepada De Paul jika Klaassen berusaha merebut bola dari titik buta.

Opsi kedua, adalah menggeser posisi Klaassen agar sejajar dengan De Jong dan De Roon. Dengan demikian, tiga gelandang Argentina akan berhadapan dengan tiga gelandang Belanda. Taktik ini akan membuat Denzel Dumfries dan Daley Blind lebih lebih fokus untuk menjaga kelebaran tanpa harus terbebani tanggung jawab mendukung dua gelandang yang kalah jumlah.

Komentar