Mengapa Tidak Ada Pemain Arab Saudi yang Bermain di Eropa?

Piala Dunia

by Arienal A Prasetyo

Arienal A Prasetyo

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Mengapa Tidak Ada Pemain Arab Saudi yang Bermain di Eropa?

Arab Saudi berhasil mengalahkan Argentina dengan dramatis di pertandingan pembuka grup C pada 22 November lalu. Tim Tango, yang mayoritas pemainnya bermain di tim-tim elit Eropa, tidak mampu mengalahkan The Green Falcon yang semua pemainnya bermain di Saudi Pro League.

Keberhasilan Arab Saudi lolos Piala Dunia 2018 dan 2022 dengan bekal pemain-pemain yang berlaga di liga lokal setidaknya menunjukkan bahwa Saudi Pro League menjadi salah satu yang terbaik di Asia.

Menjelang Piala Dunia 2018, tepatnya pada jendela transfer Januari, memang ada sembilan pemain Arab Saudi yang bermain di Spanyol. Enam pemain junior bermain di divisi 2 dan divisi 3, sementara tiga pemain bermain di La Liga, yakni Salem Al Dawsari (Villarreal), Fahad Al Muwallad (Levante), dan Yahya Al Shehri (Leganes).

Namun, perekrutan tersebut bukan didasari oleh keinginan murni klub-klub La Liga itu. Perekrutan itu bisa terjadi lantaran Saudi Arabia Football Federation (SAFF) yang menjalin kerja sama dengan La Liga. Salah satu poin kerja sama itu adalah menempatkan pemain-pemain Arab di klub-klub La Liga.

Karena tidak dilandasi oleh keinginan klub, maka jam terbang para pemain Arab itu pun sangat minim. Al Dawsari, misalnya hanya bermain total selama 33 menit bersama Villareal, dan Al Muwallad hanya bermain selama 22 menit. Al Muwallad dan Salem Al Dawsari saat ini bermain untuk Al Hilal dan dua pemain itu masih menjadi andalan Arab Saudi di bawah arahan Herve Renard.

Gaji yang Tinggi di Saudi Pro League

Yasser Almisehal, Presiden SAFF mengatakan, alasan mengapa tidak ada pemain Arab Saudi yang bermain di luar negeri adalah klub-klub Saudi Pro League menawarkan gaji yang sangat menarik.

“Selalu ada pertarungan atau persaingan untuk mendapatkan pemain terbaik Arab Saudi, terutama ketika kontrak mereka habis, sehingga mereka mendapat tawaran yang sangat-sangat tinggi,” ujar Almisehal, dilansir dari Irish Examiner.

Terkait tingginya gaji di Saudi Pro League, Herve Renard berkomentar dengan cukup jenaka. “Dengan apa yang mereka dapatkan di sini (Arab Saudi), mungkin mereka harus bermain untuk Manchester City,” ujar pria Prancis itu kepada Irish Examiner.

Klub-klub Arab memang terkenal jor-joran dalam mengeluarkan gaji bagi pemainnya. Kesejahteraan pemain memang terjamin, namun, di sisi lain, pernah terdapat permasalahan yakni klub Arab tidak mengizinkan pemainnya untuk berkembang lebih lanjut. Hal itu disampaikan oleh mantan pemain Al Hilal, Saleem Al Jaber.

Di tahun 2000, Al Jaber tampil impresif bersama Al Hilal dan membuat Wolverhampton tertarik merekrutnya. Namun, Al Hilal hanya bersedia meminjamkannya selama satu musim. Padahal, Al Jaber ingin terus bermain bersama Wolves.

“Klub tidak ingin memberikan kepada pemain apa yang pantas mereka dapatkan. Tapi jika Arab Saudi ingin memiliki pemain bagus di masa depan, maka mereka harus melepaskan pemainnya (untuk bermain di Eropa),” ujar Al Jaber dikutip dari The Guardian.

Kualitas Saudi Pro League

Lalu, apakah Arab Saudi membutuhkan pemain yang bermain di liga Eropa? Herve Renard menganggap Arab tetap butuh. Tetapi, Renard menekankan bahwa sulit bagi pemain yang saat ini berumur 27/28 tahun untuk bermain di Eropa, karena tentu saja mereka akan jauh dari keluarga dengan gaya hidup, gaya latihan, dan bahasa yang berbeda.

"Tapi, seandainya Arab Saudi mengirim pemain muda ke Eropa, di umur 15, 16, atau 17, saya yakin Arab akan melihat sesuatu yang berbeda karena para pemain muda itu mempunyai potensi," kata Renard, dilansir dari The Athletic. "Sekarang Arab punya beberapa orang yang menjadi pemilik klub Eropa, jadi saya berharap mereka akan mengambil beberapa pemain muda Arab Saudi dan suatu hari saya harap mereka akan bermain di Liga Champions. Saya yakin ini tidak mustahil."

Saudi Pro League jadi salah satu liga terbaik di Asia. Al Hilal menjadi salah satu raksasa Arab Saudi, sekaligus menjadi klub yang menjuarai Asian Champions League terbanyak, yakni dengan koleksi empat gelar. Al Ittihad, rival Al Hilal, dua kali menjuarai ajang yang sama.

Al Hilal, An Nasr, Al Ittihad, dan Al Ahli menjadi penyumbang rutin pemain-pemain bagi timnas Arab. Bagi Renard semua pemainnya bermain di Saudi Pro League bukan merupakan sebuah kerugian. "Terkadang itu merupakan keuntungan karena pemain-pemain Arab Saudi bermain di Saudi Pro League, mencoba menjadi yang lebih baik, dan level di sini meningkat. Ini musim keempat saya berada di Arab dan saya tahu Saudi Pro League dengan sangat baik.”



Komentar