Mengapa Gol Pertama Enner Valencia Dianulir?

Piala Dunia

by Arienal A Prasetyo

Arienal A Prasetyo

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Mengapa Gol Pertama Enner Valencia Dianulir?

Ekuador menang dengan skor 2-0 atas tuan rumah Qatar dalam laga pembuka Piala Dunia 2022, 20 November 2022. Enner Valencia menjadi bintangnya karena memborong seluruh gol kemenangan, menjadikannya sebagai top skorer Ekuador dalam sejarah keikutsertaannya di turnamen (lima gol). Namun, justru yang menjadi bahan perbincangan adalah dianulirnya gol pertama Valencia pada menit ketiga karena offside.

Sekilas memang tidak ada pemain Ekuador yang berada dalam posisi offside. Ketika wasit Daniel Orsato berkomunikasi dengan Massimilliano Irrati dan Paolo Valeri sebagai asisten wasit yang bertugas untuk mengontrol VAR, kita menduga mungkin terjadi pelanggaran yang dilakukan pemain Ekuador. Namun, ternyata yang terjadi adalah offside. Bagaimana penjelasannya?

Situasi ketika Ekuador mendapat tendangan bebas. Sumber: Youtube QAZ Sport

Di menit kedua, Ekuador mendapatkan tendangan bebas di dekat lingkaran tengah lapangan. Di tiang jauh sebelah kanan, ada tiga pemain La Tricolor. Saat Pervis Estupinan mengangkat bola ke tiang jauh, kiper Qatar, Saad Al Sheeb, keluar untuk meninju bola.

Situasi ketika Al Sheeb keluar dari posisinya. Sumber: Youtube QAZ Sport.

Ketika Al Sheeb keluar dan berduel dengan Felix Torres, Ia itu tak bisa menangkap bola. Di belakang Torres, Michael Estrada sudah menunggu untuk menyambut bola. Di sinilah momen kuncinya.

Lutut Estrada berada satu langkah di depan pemain yang sejajar dengannya, yakni Abdulkarrem Hassan. Al Sheeb bukan lagi menjadi pemain terakhir Qatar karena ia sudah maju. Karim Boudiaflah yang menjadi pemain terakhir Qatar di momen itu, sehingga dia pula yang menjadi patokan offside atau tidaknya posisi Estrada.

Ketika bola memantul, Estrada menyundul bola dan Torres melakukan tendangan salto sebelum bola itu disundul oleh Valencia.

Visualisasi posisi offside Michael Estrada. Sumber: BBC.

FIFA sendiri, dalam peraturan offside yang diatur dalam IFAB, menuliskan bahwa seorang pemain tidak berada dalam posisi offside jika berada dalam posisi sejajar dengan lawan terakhir atau sejajar dengan lawan kedua terakhir.

Dalam penjelasan itu, posisi Estrada memang sudah berada dalam posisi offside, karena lututnya tidak lutut dan kakinya berada satu langkah di depan pemain kedua terakhir.

Teknologi dalam Bola Al Rihla

Sempat terjadi kebingungan ketika VAR mereview gol Valencia. Di sisi lain, cukup lama bagi pihak penyiar untuk menampilkan grafis visualisasi posisi offside Estrada.

Al Rihla, bola Piala Dunia 2022 yang diproduksi di Madiun itu dilengkapi dengan teknologi sensor Inertial Measurement Unit (IMU) yang bisa mengirimkan 500 data per detik. Teknologi tersebut digunakan untuk mendukung Semi Automated Offside Technology (SAOT) yang membuat keputusan yang lebih presisi soal offside atau tidaknya seorang pemain.

Untuk menghadirkan teknologi itu pada Al Rihla, Adidas bekerja sama dengan KINEXON, sebuah perusahaan dalam bidang jaringan sensor canggih dan edge computing.

Dengan kemampuan mengirim 500 data per detik, SOAT akan membantu menginformasikan situasi offside dengan lebih teliti, serta membantu mendeteksi sentuhan yang tidak jelas yang pada akhirnya meningkatkan kualitas dan kecepatan proses pengambilan keputusan VAR.

SAOT akan ditunjang dengan pemasangan kamera di bawah atap stadion, yang bisa melacak pergerakkan 22 pemain yang berlaga di atas lapangan. Ada 29 titik data di semua bagian yang relevan untuk memutuskan offside, termasuk di bagian lengan atas, jari kaki, lutut, dan kepala sehingga sistem SAOT tersebut bisa mengetahui posisi pasti pemain pada saat tertentu.

Jadi, jika sebelumnya kamera VAR hanya bisa ditampilkan dari kamera penyiar, SAOT memungkinkan wasit tak perlu lagi mengecek kamera dari layar.

Komentar