Bola-bola Piala Dunia

Piala Dunia

by Arienal A Prasetyo

Arienal A Prasetyo

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Bola-bola Piala Dunia

Adidas memproduksi bola untuk Piala Dunia 2022 dengan nama Al Rihla. Bola ini dilengkapi dengan teknologi Inertial Measurement Unit (IMU) yang bisa mengirimkan 500 data per detik. Teknologi tersebut digunakan untuk membuat keputusan yang lebih presisi soal offside atau tidaknya seorang pemain.

Bola yang digunakan di Piala Dunia terus berevolusi baik dari segi motif, warna, dan teknologinya. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari makin berkembang industrialisasi sepakbola. Awalnya belum ada pihak yang memproduksi bola khusus Piala Dunia sampai 1970. Tepatnya ketika Adidas memproduksi bola bernama Telstar pada Piala Dunia Meksiko.

Motif bola yang digunakan dari Piala Dunia 1930 hingga Piala Dunia 1966 cenderung sama yang terdiri dari panel-panel. Perubahan signifikan terjadi pada 1970, saat Telstra diproduksi dengan 12 pentagon berwarna hitam dan 20 heksagon berwarna putih.

Lalu, seperti apa evolusi bola yang digunakan untuk Piala Dunia? Panditfootball telah menyusunnya.

Piala Dunia 1930 - T-Model (dan Tiento)

Ada dua bola di final Piala Dunia pertama. Sebenarnya, bola yang digunakan di Piala Dunia 1930 bernama T-Model. Bola ini terdiri dari 12 panel yang membentuk huruf T. Di partai final, Uruguay bertemu dengan Argentina. Uniknya, Argentina ingin menggunakan bola mereka sendiri yang bernama Tiento.

Di babak pertama, bola yang digunakan adalah bola Tiento dan di babak kedua menggunakan T-Model. Di babak pertama, Argentina menang 2-1. Namun, Uruguay berhasil membalikkan keadaan di babak kedua dengan skor 4-2 dan menjadi juara Piala Dunia untuk yang pertama kalinya.

Piala Dunia 1934 - Federale-102

Piala Dunia 1934 digelar di Italia dengan menggunakan bola bernama Federale-102. Bola ini terdiri dari 13 panel poligonal yang dipotong dan dipasang dengan jahitan tangan. Tali kulit Federale-102 dibuat dengan kapas cokelat yang membuat permukaan bola lebih lembut.

Piala Dunia 1934 sangat lekat kaitannya dengan campur tangan rezim Benito Mussolini yang menguasai Italia saat itu. Di partai final, bola yang digunakan adalah bola dari Inggris. Italia keluar sebagai juara dengan mengandaskan Cekoslowakia dengan skor 2-1.

Piala Dunia 1938 - Allen

Di Piala Dunia Prancis, bola yang digunakan adalah bola bernama Allen, sebuah nama yang sama dengan produsennya. Ini kali pertama sebuah jenama tercetak di bola resmi. Sama seperti Federale 102, Allen juga terdiri dari 13 panel dan dijahit dengan tangan.

Piala Dunia 1950 - Superball

Perang Dunia II membuat Piala Dunia sempat terhenti. Brazil ditunjuk menjadi tuan rumah ketika Piala Dunia dihelat kembali pada 1950, dengan menggunakan bola bernama Superball . Bola ini terdiri dari 12 panel dengan tepiannya lebih melengkung. Superball dijahit dengan tangan dan FIFA mengizinkan pabriknya untuk mencetak logo dan tulisan pada bola.

Piala Dunia 1954 - Swiss World Champion Match Ball

Bola pertandingan resmi Piala Dunia Swiss 1954, bernama Swiss World Champion Match Ball. Bola ini terdiri dari 18 panel dengan tepi zigzag dan saling bertautan. Warna bola tersebut adalah kekuningan. Kost Sports, perusahaan dari Basel, tidak bisa memasang nama mereka di bola buatannya karena FIFA melarang.

Piala Dunia 1958 - Top Star

Top Star memiliki 24 panel dengan warna kuning, coklat, dan putih yang dilapisi dengan lilin anti air, sehingga membuat bola lebih tahan air. Ketika hujan datang saat permainan digelar seperti di partai final antara Brasil dan Swedia, maka bola yang berwarna putih akan digunakan.

Top Star dipilih melalui sayembara. Banyak produsen mengirimkan bola yang mereka produksinya untuk dipilih menjadi bola resmi. Akhirnya, bola yang dipilih adalah buatan perusahaan dari Angelhom.

Piala Dunia 1962 - Crack

Bola Crack yang digunakan untuk Piala Dunia 1962 diproduksi oleh sebuah perusahaan bernama Custodio Zamora. Crack terdiri dari 18 panel poligon tidak beraturan dan memiliki tiga bentuk panel yang berbeda. Inovasi yang paling berpengaruh dari bola Crack adalah penggunaan katup lateks baru yang membuat udara tertahan lebih lama sehingga bola tetap terbentuk dengan baik. Negara-negara Eropa tidak menyukai bola ini, dan mereka mengirim 100 bola Top Star yang digunakan dalam Piala Dunia 1958 ke Chili.

Piala Dunia 1966 - Challenge 4-Star

Piala Dunia 1966 di Inggris menggunakan bola bernama Challenge 4-Star yang diproduksi oleh perusahaan Slazenger. Challenge 4-Star terbuat dari kulit berkualitas tinggi yang seluruhnya dijahit dengan tangan. Terdiri dari 25 panel persegi panjang, katup Challenge 4-Star katup berada di tengah panel kecil di antara dua panel lain yang bahkan lebih pendek.

Bola tersebut bulat sempurna dan komposisinya diadopsi selama bertahun-tahun oleh merek lain. Challenge 4-Star juga menjadi saksi bagaimana Inggris merebut trofi Piala Dunia di rumah sendiri sekaligus masih menjadi satu-satunya trofi yang mereka rengkuh.

Piala Dunia 1970 - Telstar

Piala Dunia Meksiko 1970 menjadi titik perubahan bola yang digunakan dalam Piala Dunia. Bola hitam putih yang pertama kali digunakan dalam sejarah dinamai Telstar. Nama tersebut berasal dari gabungan dua kata: televisi dan star (bintang) yang diproduksi oleh Adidas. Ada alasan mengapa telstar berwarna hitam putih, yakni kombinasi dua warna itu akan memperkuat visibilitas bola di televisi. Saat itu, siaran televisi berwarna dan hitam putih. Piala Dunia Meksiko pun merupakan Piala Dunia pertama yang disiarkan di TV di seluruh dunia.

Telstar terdiri dari 32 panel, yakni 20 heksagonal putih dan 12 pentagonal hitam. Permukaan luar Telstar menggunakan lapisan plastik khusus yang disebut "Durlast" yang membuat bola lebih tahan air. Telstar masih merupakan salah satu desain bola yang paling ikonik.

Piala Dunia 1974 - Telstar Durlast

Adidas tidak memproduksi bola baru untuk Piala Dunia FIFA 1974. Telstar untuk Piala Dunia 1974 dilapisi oleh lapisan Durlast yang lebih kuat, untuk mencegah air masuk ke bola melalui jahitannya.

Piala Dunia 1978 - Tango

Bola Piala Dunia 1978 di Argentina merupakan salah satu desain yang paling ikonik dan mempengaruhi desain bola di Piala Dunia setelahnya. Adidas meluncurkan bola bernama Tango, dengan desain revolusioner, yang terdiri dari 20 segitiga hitam melengkung, masing-masing dicetak ke permukaan berwarna putih dari setiap panel heksagonal.

Karena panel pentagonal berwarna putih, segitiga hitam menciptakan serangkaian lingkaran hitam di permukaan bola yang putih. Desain bola Tango diterapkan pada bola resmi Adidas hingga Euro 2000.

Piala Dunia 1982 - Tango España

Kesuksesan Tango membuat Adidas tidak merancang dan memproduksi bola baru yang revolusioner untuk Piala Dunia Spanyol. Adidas memodifikasi Tango menjadi Tango España, dengan menyertakan sedikit perubahan dari pendahulunya.

Piala Dunia 1986 - Azteca

Bola Piala Dunia 1986 di Meksiko dinamai Azteca. Desainnya hampir sama dengan desain Tango, namun di bagian segitiga hitam terdapat riasan-riasan khas Aztec, kebudayaan khas Suku Aztec di Meksiko. Hal tersebut membuat Adidas memproduksi bola yang berkaitan dengan kondisi kebudayaan negara tuan rumah.

Azteca tidak terbuat dari kulit asli, dan menjadi bola Piala Dunia pertama yang terbuat dari bahan sintetis. Hal tersebut membuat Azteca lebih awet dalam, bahkan pada ketinggian dan pada permukaan yang kasar atau selama kondisi basah.

Piala Dunia 1990 - Etrusco

Etrusco, nama bola Piala Dunia 1990, terinspirasi dari sebuah peradaban kuno yang terdapat di Italia. Sama seperti Azteca, Etrusco dibuat dengan bahan sintetis. Etrusco diproduksi di banyak negara tetapi hanya buatan Prancis yang digunakan selama Piala Dunia 1990.

Piala Dunia 1994 - Questra

Quest of Stars atau Questra, dipilih menjadi nama bola Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat (AS) dengan alasan bendera AS memiliki elemen bintang dan Piala Dunia digelar bertepatan dengan peringatan 25 tahun misi Apollo 11.

Questra merupakan bola Piala Dunia berwarna hitam putih terakhir. Dibuat dengan lima bahan berbeda, Questra memiliki lapisan luar yang fleksibel dan tahan lama serta sangat tahan air.

Piala Dunia 1998 - Tricolore

Tricolore merupakan bola Piala Dunia pertama yang berwarna, meski motifnya masih sangat terpengaruhi oleh desain bola Tango. Menggunakan warna biru, merah, dan putih, Tricolore mengadopsi tiga warna bendera tuan rumah.

Tricolore menjadi bola Piala Dunia terakhir yang terpengaruh oleh desain bola Tango. Piala Dunia 2002 menggunakan desain yang sama sekali berbeda.

Piala Dunia 2002- Fevernova

Fevernova adalah bola yang digunakan untuk Piala Dunia di abad baru. Tak ada lagi panel Tango dalam Fevernova, sekaligus menjadi bola Piala Dunia terakhir yang dijahit menggunakan tangan.

Bola ini telah mengalami banyak peningkatan terkait materialnya, karena terdiri dari lebih banyak lapisan daripada pendahulunya, tetapi selain itu, bola ini menjadi lebih tipis. Bola ini memiliki pola segi enam serta gelembung udara seperti yang terlihat dalam kasus Tricolore empat tahun sebelumnya. Nama bola mengacu pada demam sepakbola di Asia.

Piala Dunia 2006 - Teamgeist

Adidas memproduksi bola bernama Teamgeist untuk Piala Dunia 2006. Terdiri dari 14 panel, kemungkinan pemain menendang bola pada sendi panel menjadi berkurang. Namun demikian, beberapa pemain konon tidak menyukai bola ini lantaran terdapat efek “knuckle” saat bola berada di udara.

Di partai final antara Italia melawan Prancis, Adidas mengeluarkan edisi Teamgesit yang berbeda, yakni versi emas yang disebut Teamgeist Berlin.

Piala Dunia 2010 - Jabulani

Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan menggunakan bola bernama Jabulani yang mempunyai arti ‘merayakan’ atau ‘bersenang-senang’. Adidas memproduksi Jabulani dengan delapan panel dan menggunakan 11 warna yang menyimbolkan 11 bahasa yang digunakan dan 11 koloni yang terletak di Afrika Selatan.

Seperti yang terlihat dalam tayangan televisi atau cuplikan pertandingan Piala Dunia 2010, Jabulani terlihat melayang dan sulit diprediksi berbelok ke arah mana jika ditendang dengan keras.

Piala Dunia 2014 - Brazuca

Karena Jabulani dikritik, Adidas mencoba memproduksi bola yang lebih sempurna untuk Piala Dunia 2014 dengan nama Brazuca, yang berarti "Brasil", atau untuk menggambarkan cara hidup orang Brasil. Warna dan pita dari enam panel bola melambangkan gelang harapan multi-warna tradisional yang dikenakan di negara ini (fita do Senhor do Bonfim da Bahia).

Piala Dunia 2018 - Telstar 18

Telstar 18 yang digunakan di Piala Dunia 2018 terinspirasi dari bola yang digunakan pada 1970. Dilengkapi dengan teknologi Near Field Communication (NFC) yang ditanamkan dalam bola, para pecinta sepakbola bisa melacak keberadaan bola melalui gawai.

***

Bola di Piala Dunia terus mengikuti perkembangan zaman. Bukan tidak mungkin di masa mendatang, bola-bola yang digunakan dalam Piala Dunia mempunyai teknologi yang tak terbayangkan oleh kita di masa sekarang, misal mengeluarkan efek cahaya atau animasi khusus ketika ditendang seorang pemain seperti di Captain Tsubasa. Siapa yang tahu?



Komentar