Senjata Barcelona Berujung Bencana

Analisis

by Bayu Aji Sidiq Pramono

Bayu Aji Sidiq Pramono

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Senjata Barcelona Berujung Bencana

Barcelona dipastikan tidak lolos dari fase grup Liga Champions musim 2022/23. La Blaugrana ditundukkan Bayern Munich tiga gol tanpa balas di hadapan publik Spotify Camp Nou, Kamis (27/10). Hasil ini memastikan Barca turun ke kompetisi Europa League karena hanya finish di peringkat ke-3 Grup C dengan perolehan empat poin.

Xavi Hernandez tetap menggunakan 4-3-3 dengan komposisi pemain tengah yang di luar dugaan. Mantan pemain yang kini jadi pelatih Barcelona ini memasang Sergio Busquets, Frenkie De Jong, dan Franck Kessie dalam satu lini. Keputusan tersebut berdampak pada posisi Pedri yang biasa main di tengah harus melebar ke sisi kiri. Kejutan tidak hanya sampai di situ, Xavi memasangkan Jules Kounde dan Marcos Alonso sebagai bek tengah. Padahal, dua pemain ini belum pernah bermain bersama sebagai bek tengah.

Sementara Julian Nagelsmann cukup berani dengan tidak banyak memainkan para pemain berpengalaman dalam 11 pertama. Ia menyimpan Thomas Muller di bangku cadangan dan mempercayakan posisi gelandang serang kepada Jamal Musiala. Noussair Mazraoui menempati posisi bek kanan menggantikan Benjamin Pavard. Di depan, Sadio Mane bergerak di sayap kiri untuk memfasilitasi Eric Maxim Choupo-Moting sebagai ujung tombak.

Gambar 1 - Susunan Sebelas Pertama Barcelona dan Bayern Munich

Gambar 1 - Susunan Sebelas Pertama Barcelona dan Bayern Munich

Meski berstatus tim tamu, Bayern jauh lebih mengancam meski hanya menguasai 48,2% penguasaan bola. Mereka melepas 14 tembakan yang delapan diantaranya mengarah ke gawang Marc Andre ter Stegen. Sadio Mane menjadi pemain yang paling mengancam dengan torehan tiga tembakan ke gawang.

Barca bukan hanya mudah terancam, tapi juga sulit untuk menemukan ruang tembak meski menguasai penguasaan 51,8%. Sembilan tembakan yang mereka lepaskan tidak menemui sasaran ke gawang Sven Ulreich.

Hal ini menunjukan bahwa Bayern unggul hampir di segala aspek. Nagelsmann berhasil menerapkan taktik yang tepat untuk menjawab strategi Xavi.

Senjata Menjadi Bencana

Strategi Xavi terlihat jelas dari komposisi pemain yang diturunkan. Ide utamanya adalah mengeksploitasi sayap kiri. Pedri bergerak ke area half space sementara Alejandro Balde menyisir area flank. Memasang Busquets, Kessie, dan De Jong, sekaligus yang diperlukan untuk mengakomodasi skema ini justru mengherankan.

Ketika bola berhasil mendarat di kaki Balde, Busquets bergerak ke depan kotak penalti. Sementara De Jong mendekat ke arah Balde untuk menciptakan situasi unggul jumlah pemain di sana. Pada momen inilah Kessie bergeser ke tengah untuk menutup ruang yang ditinggalkan rekan-rekannya. Di sisi kanan, Dembele menjaga kelebaran sambil mengincar ruang di dekat tiang jauh. Sementara Hector Bellerin mendukung Kessie karena ruang yang harus dikawal cukup besar.

Nagelsmann cukup jeli melihat situasi ini sehingga menginstruksikan Serge Gnabry untuk terus mengikuti pergerakan Balde di sisi kanan pertahanan Bayern. Alhasil, tujuan Xavi yang ingin menciptakan keunggulan pemain di sayap kiri gagal dan justru tercipta situasi empat lawan empat.

Gambar 2 - Ilustrasi Situasi 4 vs 4 di Sisi Kanan Pertahanan Bayern Munich

Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa ide Xavi untuk mengeksploitasi sisi kanan pertahanan Bayern terpatahkan berkat pergerakan Gnabry yang rajin turun dan menjaga pergerakan Balde. Oleh karena itu, Noussair Mazraoui bisa fokus menjaga Pedri yang masuk ke area half-space.

Agresivitas Balde justru menjadi celah besar di barisan pertahanan Barca. Die Roten setelah berhasil mematahkan serangan dari sisi Balde, mereka langsung meluncurkan serangan ke area yang ditinggalkannya. Choupo-Moting yang bertahan di tengah lapangan (tidak turun membantu pertahanan) menjadi perhatian utama Konde dan Alonso. Padahal Gnabry yang sebelumnya menjaga Balde, telah mengisi ruang yang ditinggalkannya dan siap menerima umpan dari Kimmich atau Goretzka.

Situasi ini diperparah dengan kehadiran Mane yang memiliki keunggulan kecepatan yang sering masuk dari sisi yang berlawanan. Pola ini terjadi berulang kali hingga melahirkan tiga gol dari tim tamu. Gol tersebut tercipta dari sisi dan kronologi yang sama. Padahal, area tersebut merupakan area utama yang diincar Xavi untuk membongkar pertahanan lawan. Tapi kenyataannya, mereka justru banyak menderita dari sisi tersebut.

Situasi mungkin sedikit berbeda jika posisi Balde diganti oleh Jordi Alba atau Alonso meskipun tidak menjamin hasil pertandingan akan berbalik. Dua pemain ini lebih berpengalaman sehingga diharapkan lebih bijak dalam pengambilan keputusan. Selain itu, Alba dan Alonso dengan pengalamannya memiliki insting untuk mendeteksi ancaman sehingga mereka berpotensi bisa bermain lebih seimbang antara menyerang dan bertahan.

Minim Kreativitas dan Rencana Cadangan yang Tidak Efektif

Idealnya, ketika rencana utama gagal sebuah tim akan menjalankan rencana cadangan. Xavi sadar ketika di babak pertama rencana utama dengan mengincar sisi kanan pertahanan Bayern gagal. Maka dari itu, ia mencoba menggeser arah serangan ke kanan. Babak pertama, 39% serangan berasal dari sisi kiri. Sedangkan babak kedua 37% serangan dimulai dari kanan. Dembele mulai aktif melakukan dribble ke arah kotak penalti lawan untuk mencuri perhatian bek lawan.

Masalahnya, Pedri lebih dioperasikan di sisi kiri pada pertandingan ini. Jadi ketika mengubah arah serangan, La Blaugrana mengalami krisis kreativitas. Masuknya Raphinha dan Gavi tidak mengubah keadaan karena lawan telah sadar perubahan arah serangan tersebut. Situasi pelik ini sulit dipecahkan karena Xavi tidak memiliki banyak gelandang kreatif.

Kegagalan Xavi dalam membawa Barcelona lolos dari fase grup Liga Champions musim 2022/23 dapat menjadi cermin tepat agar segera berbenah. Belanja pemain di jendela transfer musim panas ternyata belum cukup untuk dapat bersaing di kompetisi tertinggi Benua Eropa. Salah satu aspek yang perlu ditingkatkan adalah kreativitas dan organisasi.

Komentar