Laga Penuh Pertaruhan untuk Barcelona

Taktik

by Bayu Aji Sidiq Pramono

Bayu Aji Sidiq Pramono

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Laga Penuh Pertaruhan untuk Barcelona

Barcelona akan menjamu Bayern Munich dalam pertandingan Grup C Liga Champions 2022/23 di Stadion Spotify Camp Nou, Kamis (27/10). Hasil dari pertandingan ini sangat mempengaruhi posisi klasemen untuk memperebutkan tiket menuju babak berikutnya.

Bayern telah memastikan tempat di babak knock out setelah berhasil memenangkan empat pertandingan dengan perolehan 13 gol. Sementara Barca masih harus bertempur dengan Inter Milan yang bertengger di posisi kedua dengan selisih tiga poin. Jika anak asuh Xavi Hernandez berhasil memenangkan pertandingan ini, mereka akan memiliki poin yang sama andai Inter kalah dari Viktoria Plzen. Tapi jika kalah, peluang La Blaugrana untuk lolos semakin sempit.

Xavi tidak akan diperkuat oleh empat pemain akibat cedera. Mereka adalah Memphis Depay, Andreas Christensen, Ronald Araujo, dan Sergi Roberto. Hal ini berakibat pada terbatasnya pilihan pemain terutama di lini belakang.

Di kubu tim tamu, Julian Nagelsmann tidak memiliki masalah serius soal kebugaran pemain. Hampir semua pemain bisa diturunkan. Hanya saja Manuel Neuer, Leroy Sane, dan Lucas Hernandez yang harus absen akibat cedera. Walaupun demikian, Nagelsmann masih memiliki sejumlah nama yang diharapkan mampu mengganti peran dengan kualitas yang setara.

Gambar 1 - Potensi Sebelas Pertama Barcelona dan Bayern Munich

Gambar 1 - Potensi Sebelas Pertama Barcelona dan Bayern Munich

Meski bermain di depan publik sendiri, menghadapi Bayern tidak pernah mudah. Laga besar tidak selalu dipengaruhi oleh kualitas fisik dan teknis, tapi mental justru punya porsi lebih besar. Oleh karena itu, akan lebih bijak jika Xavi menurunkan para pemain berpengalaman tanpa menyampingkan rencana dan strategi di lapangan.

Pada pertemuan pertama di Allianz Arena, mayoritas pemain yang diturunkan Xavi adalah pemain muda dan pemain baru. Hanya Sergio Busquets, dan Marc-Andre Ter Stegen saja yang terhitung sebagai pemain senior. Maka dari itu, kali ini jangan sampai komposisi pemain yang kurang seimbang tersebut kembali terulang.

Di lini belakang, kehadiran Jordi Alba sangat penting. Meski bermain sebagai bek kiri, pengalaman dan kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan dari seorang Alba cukup krusial. Kehadirannya akan memberikan ketenangan bagi para pemain baru atau pemain muda di lini belakang seperti Eric Garcia, Jules Kounde, dan Hector Bellerin. Terakhir kali Alba bermain adalah saat menjamu Villarreal (20/10). Hasilnya, La Blaugrana menang dengan selisih tiga gol tanpa kebobolan.

Di tengah, kemungkinan besar Xavi masih mempercayakan posisi gelandang bertahan kepada Sergio Busquets. Meskipun dalam aspek kecepatan lemah, Busquets dibutuhkan untuk mengatur tempo dan memberi kenyamanan kepada Pedri, Frenkie De Jong, dan Gavi agar mampu memunculkan potensi terbaiknya. Jika ia membutuhkan tandem, Frank Kessie bisa menjadi opsi yang tepat karena ia memiliki keunggulan fisik yang berguna dalam duel.

Organisasi Pertahanan dan Kebebasan Gelandang Kreatif

Salah satu kelemahan tim besutan Xavi adalah aspek pertahanan. Selama babak grup Liga Champions musim 2022/2023 berjalan, mereka telah kebobolan tujuh gol dari empat penampilan. Padahal, Barca merupakan tim yang paling jarang terancam di antara seluruh tim di Grup C (9,3 ancaman per pertandingan). Bayern justru lebih banyak terancam. Mereka menderita 13 tembakan per pertandingan tapi hanya kebobolan dua gol.

Penyebab utama permasalahan tersebut adalah organisasi dan koordinasi di barisan pertahanan. Hal ini disebabkan karena Xavi dalam empat pertandingan terakhir terlalu sering merombak empat pemain bertahan. Bahkan, ia tidak pernah menurunkan empat pemain yang sama dalam dua pertandingan. Kebijakan ini terlihat sederhana tapi berdampak besar karena koordinasi antar pemain terjalin semakin baik jika sering bermain bersama. Di sisi lain, Xavi berulang kali terbentur dengan kendala cedera sehingga memaksanya untuk melakukan banyak perubahan.

Permasalahan ini harus segera diselesaikan oleh Xavi. Terlebih, Die Roten mencatatkan 17,5 tembakan per pertandingan. Jumlah ini persis sama dengan capaian tuan rumah. Tapi, Bayern berhasil mengkonversi peluang tersebut menjadi 13 gol sementara Barca hanya 8 gol. Hal ini menunjukan bahwa tim tamu sangat produktif.

Ancaman utama Bayern banyak muncul dari sisi kanan (39%) yang dihuni oleh Leroy Sane. Pemain tim nasional Jerman ini merupakan top scorer sementara Bayern di ajang Liga Champions. Jika Sane absen, Nagelsmann masih memiliki Kingsley Coman atau Eric Maxim Choupo-Mouting. Selain itu, Jamal Musiala dan Thomas Mueller yang berperan sebagai gelandang serang banyak beroperasi dari sisi kanan untuk mendukung sayap kanan.

Bercermin dari kekuatan Bayern yang telah diuraikan, La Blaugrana perlu tampil sangat impresif untuk dapat unggul dari sang tamu. Jika imbang, asa mereka lolos dari fase grup sangat tipis. Maka tidak heran jika Xavi harus berani melakukan beberapa pertaruhan agar usahanya berakhir manis.

Agar mampu tampil lebih impresif, Xavi perlu melakukan pertaruhan terutama di lini belakang dan tengah. Ia bisa memainkan Hector Bellerin di sisi kanan untuk mendukung Ousmane Dembele. Gelandang kreatif yang bermain di depan Busquets perlu diberi keleluasaan untuk saling bertukar posisi meskipun berisiko karena struktur (shape) jadi lebih rentan. Tujuannya untuk menciptakan peluang dan gol sebanyak mungkin meski sangat berisiko.

Memperbanyak Pemain Bernaluri Menyerang

Efektivitas sebuah tim erat kaitannya dengan pengambilan keputusan sesaat setelah peluang hadir di kaki sang pemain. Maka dari itu, tidak heran jika banyak penyerang yang usianya lebih dari 33 tahun justru semakin berbahaya karena mereka efektif dan ahli dalam mengkonversi sebuah peluang menjadi gol. Contoh paling mudah tentu Karim Benzema dan Robert Lewandowski.

Pada pertemuan sebelumnya, masalah Barcelona bukan hanya di lini pertahanan, tapi juga efektivitas. Mereka mampu mendominasi 53,2 persen penguasaan bola. Punggawa La Blaugrana juga melepaskan 18 tembakan tapi hanya empat yang menemui sasaran. Hal ini menunjukan bahwa Barca punya banyak kesempatan menembak, tapi terlalu mudah untuk dimentahkan. Oleh karena itu, efektivitas harus menjadi isu yang perlu segera diselesaikan saat bertemu Bayern.

Salah satu caranya adalah dengan memperbanyak pemain dengan kecenderungan menyerang. Posisi tiga gelandang bisa diisi oleh dua gelandang menyerang dan hanya menyisakan Busquets sebagai penyeimbang. Dua bek sayap yang dipasang perlu lebih sering melakukan overlap untuk mengisi area flank sehingga memberikan ruang kepada penyerang sayap untuk masuk ke kotak penalti atau melepaskan tendangan dari luar kotak penalti.

Xavi bahkan memiliki opsi lebih ekstrem yaitu mengorbankan satu bek tengah dan menempatkan De Jong pada posisi tersebut. Tujuan untuk menambah pemain menyerang atau kreatif di lini tengah sementara De Jong berperan sebagai distributor bola dari lini belakang ke tengah. Terakhir kali ia bermain di posisi ini ketika bertemu Real Madrid dalam laga pra musim. Ia bermain di babak kedua menggantikan Andreas Christensen.

Laga yang sangat penting sekaligus berat bagi Barcelona perlu dihadapi dengan beberapa pertaruhan. Keberhasilan pertaruhan tersebut bergantung pada mental dan kesiapan teknis lainnya. Jika La Blaugrana berhasil keluar sebagai pemenang, bukan tidak mungkin mereka bisa berbicara banyak dalam ajang Liga Champions musim 2022/2023.

Komentar