Agresi Napoli Siap Curi Angka di Kandang Serigala

Taktik

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Agresi Napoli Siap Curi Angka di Kandang Serigala

AS Roma akan menjamu SSC Napoli pada pertandingan pekan ke-11 Serie-A 2022/23 di Stadion Olimpico, Senin (24/1) dini hari. Menariknya, dua tim ini sama-sama sedang dalam tren positif. Roma belum terkalahkan dalam tiga pertandingan terakhir di seluruh ajang yang diikutinya.

Tim berjuluk I Lupi (Serigala) ini juga meraih tiga kemenangan beruntun dalam tiga laga Serie-A terakhirnya. Sementara Napoli lebih gila lagi karena memenangkan 10 laga terakhir di seluruh ajang yang diikutinya. Tim ini pun tidak ingin kehilangan poin untuk tetap berada di puncak klasemen sementara Serie-A musim ini.

Jika kalah, Napoli bisa saja disusul Atalanta yang terpaut dua poin di bawahnya pada klasemen sementara. Begitu pun dengan Roma yang ingin mengamankan posisinya di peringkat empat. Kekalahan juga bisa disusul oleh Lazio yang hanya terpaut dua poin di klasemen. Maka kedua kesebelasan ini akan tampil saling ngotot.

Roma Bisa Apa Tanpa Dybala?

Roma (3-4-2-1):

Patricio, Ibanez, Smalling, Mancini, Spinazzola, Matic, Cristante, Zalewski, Zaniolo, Pellegrini, Abraham

Napoli (4-3-3):

Meret, Di Lorenzo, Kim, Jesus, Rui, Ndombele, Lobotka, Zielinski, Politano, Kvaratskheila, Raspadori

Kedua tim ini akan tampil dengan formasi yang berbeda. Roma masih akan mengandalkan formasi 3-4-2-1 di bawah tangan Jose Mourinho. Tammy Abraham diperkirakan bakal tetap menjadi ujung tombak meski tidak mencetak gol dalam sembilan laga terakhir. Semakin pelik ketika Paulo Dybala tidak akan dimainkan karena masih berkutat dengan cedera.

Padahal torehan lima golnya adalah yang terbanyak di skuad Roma saat ini. Posisinya akan digantikan oleh Lorenzo Pellegrini yang dinaikan sebagai salah satu gelandang serang. Biasanya, Pellegrini dimainkan menjadi gelandang sentral ketika Dybala diturunkan sejak 11 pertama. Selain Dybala, Roma juga tidak bisa memainkan Georginio Wijnaldum, Marash Kumbulla, dan Zeki Celik karena cedera.

Napoli pun tidak akan bisa menurunkan Andre-Frank Zambo Anguissa dan Amir Rrahmani karena cedera. Pos Anguissa akan digantikan Taguy Ndombele dalam formasi 4-3-3 yang biasa dipakai Napoli. Sementara Rrahmani, posisinya akan diisi oleh Juan Jesus di bek tengah. Absensi mereka tidak akan menjadi masalah karena rotasi Napoli di bawah kepelatihan Luciano Spalletti cukup baik.

AS Roma Harus Berani Menciptakan Peluang

Meski berstatus sebagai tuan rumah, Roma tidak akan bisa menang dengan mudah. Sebab selain sedang superior, Napoli memiliki apa yang tidak dimiliki oleh pasukan Serigala. Apa saja? Hal pertama adalah produktivitas gol yang perbedaannya cukup jauh antara kedua tim ini. Jumlah 13 gol Roma tentu kalah jauh dibandingkan 25 gol Napoli dalam 10 laga Serie-A musim ini.

Terakhir kali Roma mencetak gol melalui open-play juga ketika Dybala menjebol gawang Inter pada 1 Oktober lalu. Sisanya, Roma mencetak gol melalui bola-bola mati. Tentunya ini tidak akan mudah menghadapi Napoli yang memiliki defending set piece yang sangat baik. Mengingat jika dua bek tengah kesebelasan berjuluk Partenopei ini memiliki duel udara yang mumpuni.

Kim Min-Jae dan Jesus, memiliki rataan duel udara lebih baik daripada Chris Smalling yang sering mencetak gol melalui sundulan melalui proses sepakan pojok. Sejauh ini, Smalling adalah pemain yang memiliki rataan duel udara paling tinggi di Roma, yaitu berasio 2,1 per laga.

Tapi ia tidak akan mendapatkan keleluasaan dalam duel udara dalam proses sepak pojok nanti. Sebab Kim memiliki rataan 3,6 kemenangan duel udara per laga. Jesus pun punya rataan 3,5 per laga. Tapi lagi-lagi, bisa jadi hanya melalui proses bola matilah Roma bisa mencetak gol jika dilihat dari tiga laga terakhir.

Sebab Roma sangat buruk dalam penyelesaian akhir ketika proses open play. Abraham pun cuma mampu mencetak dua gol dari 2,7 tembakan ke gawang. Rataan ini sama dengan Khvichava Kvaratskhelia yang justru sudah mencetak lima gol. Maka Roma perlu lebih berani untuk menciptakan peluang-peluang agar semakin sering mendapatkan situasi bola-bola mati.

Sebab melalui proses itulah para Serigala mampu menciptakan keunggulan dalam liga pertandingan terakhir. Atau setidaknya Roma bisa mendapatkan kesempatan mengeksekusi penalti jika menciptakan banyak peluang. Hal-hal itu bisa dimanfaatkan oleh Roma yang cukup mahir dalam memberikan umpan terobosan.

Nicolo Zaniolo akan berperan penting dalam urusan tersebut. Sebab ialah pemain paling sering melepaskan umpan terobosan dalam 11 pertama Roma yang akan dimainkan pada laga ini. Pemain berusia 23 tahun ini melepaskan 0,2 umpan terobosan per laga. Proses inilah yang menjadi kelemahan terbesar Napoli karena sering menciptakan ruang-ruang bagi lawan untuk melakukannya.

Akan Menjadi Panggung Bagi Kvara

Pada bagian tulisan sebelumnya bisa menjadi salah satu faktor Napoli akan lebih tenang pada laga ini. Yah, agresivitas serangan yang lebih tinggi akan menentukan raihan poin Napoli di kandang Roma. Hanya saja agresivitas Napoli pun tidak akan mudah karena Roma memiliki pertahanan yang cukup kuat.

Pellegrini dkk belum pernah kebobolan lebih dari satu gol sejak dikalahkan Udinese dengan skor 4-0 pada 5 September lalu. Torehan ini membuat Roma menjadi kesebelasan yang sama dengan Napoli soal urusan kebobolan. Meski kalah peringkat, Roma pun baru kebobolan sembilan gol yang sama seperti Napoli.

Kendati demikian, pertahanan para serigala bukan berarti tanpa kesalahan. Sebetulnya, lini belakang Roma pun memiliki beberapa catatan kelemahan yang bisa dimanfaatkan Napoli. Meski kuat, lini belakang Roma memiliki kesalahan individu yang sering menjadi peluang bagi lawan-lawannya.

Para anak asuh Mourinho itu sering terburu-buru ketika merebut bola. Tak ayal juga rusuhnya merebut bola justru menjadi pelanggaran sehingga membuahkan eksekusi bola mati untuk lawan. Dalam 10 pertandingan, Roma memberikan 62 tendangan bebas untuk lawan dari 113 pelanggaran.

Bahkan koleksi kartu kuning Roma ketika melakukan aksi bertahan sudah terjadi 15 kali. Tentu ini bisa dimanfaatkan Napoli yang memiliki pemain-pemain dengan skill individu sangat ciamik. Terutama dua penyerang sayap Napoli yang sejauh ini menjadi senjata paling berbahaya.

Posisi yang diisi oleh Kvara dan Matteo Politano itu adalah pemain yang paling banyak melakukan giringan paling sukses di Napoli. Kvara berhasil melakukan 1,5 giringan bola sukses dan Politano berhasil sebanyak 1,2 di setiap laganya. Ini adalah ancaman bagi pertahanan Roma yang sering melakukan kesalahan individual.

Terutama bagi Nicola Zalewski yang akan diturunkan sebagai bek sayap kanan Roma nanti. Sebab posisi ini tidak murni dikuasai oleh Zalewski. Sebab area yang dikuasai sebenarnya adalah sisi kiri. Zalewski dimainkan di sisi berbeda dalam empat laga terakhir karena Roma kehabisan stok bek sayap kanan karena cedera.

Kesimpulan

Roma akan sangat kesulitan menghadapi Napoli meski berstatus sebagai tuan rumah. Diperkirakan bahwa Roma akan bermain lebih pasif dengan `parkir bus` yang kemudian mengandalkan serangan-serangan balik cepat. Sementara Napoli akan lebih dominan dan Kvara akan kembali mendapatkan panggungnya sendiri pada laga ini.

Tapi Napoli tidak boleh terlalu terlena menyerang dan melupakan ruang-ruang yang bisa dijadikan sasaran umpan terobosan dari Roma. Hal ini yang perlu diredam agar Roma lebih minim menciptakan peluang, sehingga Napoli lebih berpeluang menang atau mencuri satu poin pada laga ini.

Komentar