Pratinjau Curacao VS Indonesia: Laga Kedua Pertarungan High Pressing

Taktik

by redaksi

Pratinjau Curacao VS Indonesia: Laga Kedua Pertarungan High Pressing

Tim Nasional (Timnas) Indonesia akan melakoni pertandingan kedua dalam ajang FIFA Matchday melawan timnas Curacao di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, Selasa (27/9). Pada pertandingan sebelumnya, Indonesia mampu meraih kemenangan dengan skor tipis 3-2. Skuad yang dilatih Shin Tae-Yong ini berhasil membalikan keadaan meski tertinggal lebih dulu saat laga berjalan delapan menit.

Di pertandingan kedua nanti, Shin akan melakukan rotasi dengan mengembalikan Asnawi Mangkualam ke dalam skuad utama sebagai bek sayap kanan. Sebelumnya, posisi ini ditempati Yakob Sayuri karena Asnawi tidak dalam keadaan yang fit sehingga tidak dimainkan pada pertemuan pertama.

Kemungkinan Asnawi dimainkan pada laga kali ini cukup besar karena kondisinya sudah dalam situasi 80% - 90%. Namun Shin tidak akan mengambil risiko dan rencananya tidak akan memainkan Asnawi selama 90 menit.

“Asnawi memang sempat cedera ketika masih di Korea dan dia bilang bahwa kondisinya saat ini sudah delapan puluh hingga sembilan puluh persen fit, tetapi saya ingin menjaga kondisi Asnawi agar tidak kambuh lagi. Jadi sengaja untuk tidak menurunkan dipertandingan ini dan saya merencanakan untuk pakai ia di Piala AFF nanti” ujar Shin Tae-yong di konferensi pers pasca pertandingan Sabtu lalu.

Shin juga kemungkinan akan mencoba beberapa pemain mudanya di laga kedua melawan Curacao nanti. Marselino Ferdinan dan Muhammad Ferrari akan diberikan menit bermain sekaligus mematangkan permainan mereka guna menghadapi Piala Dunia U-20 nanti di Indonesia.

Prediksi 11 Pemain Pertama

Curacao (4-2-3-1)

Kiper: Tyrick Jeremy Bodak

Belakang: Shanon David Carmelia, Cuco Martina, Justin Shane Ogenia dan Dylan Timber

Tengah: Leandro Bacuna dan Juninho Bacuna, Michael Maria, Jermey Antonisse dan Kenji Joel Gorre

Depan: Rangelo Maria Janga

Indonesia (3-4-3)

Kiper: Nadeo Argawinata

Belakang: Elkan Baggott, Rachmat Irianto dan Fachruddin

Tengah: Pratama Arhan, Marc Klok, Ricky Kambuaya dan Asnawi Mangkualam

Depan: Witan Sulaiman, Dimas Drajad dan Egi Vikri Maulana

Kombinasi Umpan Cepat Untuk Membongkar Pertahanan Curacao

Dalam pertandingan sebelumnya, Indonesia berhasil membongkar pertahanan lini belakang Curacao dengan pola serangan umpan cepat. Umpan satu-dua sentuhan ditambah dengan pemain yang bergerak mencari ruang akan membuat organisasi pertahanan lawan menjadi berantakan. Situasi tersebut yang menjadi keunggulan Indonesia dalam melakukan serangan ke lini pertahanan Curacao nantinya.

Shin kemungkinan akan menggunakan senjata serangan seperti ini lagi pada laga kedua melawan Curacao nanti. Dengan pola serangan melalui umpan-umpan cepat Indonesia berhasil membongkar pertahanan Curacao dan berhasil melakukan 16 kali tembakan dan 9 kali mengarah ke gawang.

Dua dari tiga gol yang disarangkan oleh Indonesia ke gawang Curacao berasal dari pola kombinasi umpan yang cepat. Mulanya aliran bola bergulir dari lini belakang ke lini tengah dan kreasi umpan satu-dua pun mulai semakin terlihat dari kombinasi para pemain yang berada di lini serangan seperti Egy, Witan, Klok dan Dimas.

Klok berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1 di babak pertama. Proses gol yang dilakukannya berawal dari kemelut di area depan kotak penalti. Egy memberikan umpan kepada Dimas, lalu melihat Klok berdiri bebas di antara pemain Curacao, kemudian ia memberikan bola tersebut kepada Klok dan gol pun terjadi setelah Klok berhasil mengelabui kiper.

Kunci keberhasilan Indonesia adalah memberikan opsi umpan pemain yang lebih banyak. Maksudnya adalah bagaimana opsi kawan penerima umpan harus lebih banyak dari jumlah lawan yang memberikan tekanan.

Nantinya fungsi ini untuk melancarkan aliran bola agar tidak terputus dan menghindari momentum serangan hilang begitu saja. Sebanyak 10 kali intersep berhasil dilakukan para pemain Curacao lakukan ketika para pemain Indonesia melakukan serangan dan mereka juga berhasil melakukan tekel sebanyak 16 kali.

Kekurangan skuad Curacao tercermin dari kekalahan oleh Indonesia lalu, ketika melakukan bertahan mereka masih terlalu fokus pada pemain Indonesia yang sedang menguasai bola. Para pemain yang sedang melakukan pertahanan luput kepada pemain yang melakukan pergerakan tanpa bola. Ini bisa dilihat dari gol yang diciptakan oleh Klok dan Dimas.

Jika konsentrasi pertahanan mereka tidak diselesaikan di laga nanti, kemungkinan besar Indonesia mampu membuat gol dari apa yang pernah terjadi di pertandingan sebelumnya. Remko Bicentini perlu mewaspadai pergerakan tanpa bola pemain Indonesia.



Memberi Tekanan Di Pertahanan Lawan

Selain berhasil membongkar pertahanan Curacao dengan kombinasi umpan, Shin Tae-yong juga menerapkan high pressing kepada lini pertahanan Curacao saat dalam situasi tidak memegang kendali permainan.

Ini yang membuat Curacao tidak leluasa dalam membangun serangan dari lini pertama mereka. Lima pemain Indonesia akan menekan di sepertiga lapangan Curacao bahkan tidak hanya di sepertiga lapangan saja tetapi terkadang Dimas akan menekan di area kotak penalti saat bola berada di kaki kiper Curacao.

Jika Shin menginstruksikan para pemainnya untuk kembali melakukan hal tersebut di laga nanti, hal ini akan membuat kebingungan dalam membangun serangan karena tekanan yang diberikan oleh pemain Indonesia. Menutup aliran bola ke area tengah dan memaksa pemain yang sedang menguasai bola untuk langsung mengirimkan bola ke arah depan.

Dengan seperti itu bola akan lebih bisa diantisipasi oleh pemain Indonesia yang berada di area belakang atau para pemain depan Indonesia berhasil merebut bola ketika bola tersebut masih dikuasai oleh pemain belakang Curacao.

Kubu Indonesia pun perlu berhati-hati karena Remko Bicantini juga menerapkan strategi yang sama. Mereka akan menekan pertahanan Indonesia agar pola membangun serangan skuad Indonesia terhenti sejak bola masih berada di area pertama.

Membenahi Transisi dari Menyerang ke Bertahan

Dua gol yang bersarang ke gawang Nadeo, semestinya bisa terhindarkan jika transisi menyerang ke bertahan Indonesia terkoordinasi lebih baik. Transisi inilah yang membuat Curacao dengan mudah menceploskan dua bola ke dalam gawang Indonesia.

Sektor kanan pertahanan Indonesia menjadi sasaran Curacao dalam melakukan serangan balik cepat. Dua pemain yang berada di lini tengah (Marc Klok atau Ricky Kambuaya) perlu lebih disiplin dan sigap menutup ruang yang terbuka ketika Yakob Sayuri bergerak terlalu ke depan dan meninggalkan celah di belakang.

Klok dan Kambuaya terlambat melakukan cover ketika terdapat celah di area Yakob, saat Fachruddin mereposisi area Yakob maka semestinya Kambuaya atau Klok ikut turun untuk mengcover posisi Fachruddin yang bergeser ke area sebelah kanan.




Ketika salah satu dari kedua pemain tengah ini terlambat turun mengcover lini pertahanan, inilah yang mengakibatkan pertahanan Indonesia bisa ditembus serangan Curacao. Sebagian serangan Curacao ini memberikan ancaman kepada gawang Indonesia dengan melepaskan 15 kali percobaan tendangan. Dari itu semua, tiga berhasil mengarah ke gawang dan dua diantaranya menjadi gol untuk skuad besutan Remko Bicentini tersebut.

Diawali Elkan yang kalah dalam adu lari di area tengah dan sisi kanan pertahan Indonesia terbuka akibat Yakob yang berada di depan dan Kambuaya telat mengantisipasi bola tersebut sehingga gol penyama kedudukan itu tak terelakkan lagi.

Jika Asnawi yang diturunkan sebagai bek sayap kanan pada laga kali ini, Indonesia akan lebih kuat dalam bertahan. Sebab bek sayap kanan adalah posisi yang terbiasa diperani Asnawi. Berbeda dengan Yakob yang posisi aslinya adalah seorang sayap murni.

Kesalahan-kesalahan koordinasi dalam transisi seperti inilah yang harus cepat diselesaikan oleh Shin. Sebab Bicentini berkemungkinan besar akan kembali memanfaatkan kesalahan yang dilakukan Indonesia ini pada pertemuan sebelumnya.

Mewaspadai Kualitas Individu Pemain Curacao

Curacao sangat mengandalkan kondisi fisik para pemainnya dengan langkah-langkah yang cukup panjang. Faktor inilah yang membuat Curacao nampak cepat melakukan serangan balik kepada Indonesia. Kecepatan ini juga dimanfaatkan Curacao untuk melancarkan tekanan tinggi sampai area pertahanan Indonesia.



Pendekatan taktik ini terlihat pada laga pertama. Salah satu gol yang berhasil mereka masukkan ke gawang Indonesia merupakan buah dari skema yang yang memanfaatkan keunggulan fisik dan kecepatan para pemainnya. Punggawa tim nasional Curacao tidak ragu untuk melancarkan serangan cepat dengan tidak menitik beratkan pada aliran bola dari kaki ke kaki. Tapi, mencari cara cepat untuk bola bisa berada di area pertahanan Indonesia.

Di pertandingan nanti Shin Tae-yong dan Remko Bicentini akan menurunkan seluruh kemampuan seluruh pemainnya untuk meraih kemenangan, pada pertandingan sebelumnya empat gol bisa terjadi di babak yang pertama. Hal ini menunjukan bahwa kemenangan sangatlah penting bagi kedua tim diluar pencapaian apa yang akan mereka tuju nantinya. Pada laga kedua nantinya juga Shin Tae-yong dan Remko Bicentini juga akan kembali mengadu konsistensi mereka dalam menerapkan high pressing.



Komentar