Pratinjau Inter Milan vs Bayern Munich: Duel Dua Tim Dengan Penguasaan Bola Tinggi

Taktik

by Bayu Aji Sidiq Pramono

Bayu Aji Sidiq Pramono

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Pratinjau Inter Milan vs Bayern Munich: Duel Dua Tim Dengan Penguasaan Bola Tinggi

Inter Milan memulai petualangannya di Liga Champions musim 2022/2023 dengan menjamu Bayern Munich. Pertemuan terakhir mereka di kompetisi tertinggi antar klub Eropa ini terhelat tahun 2011 di babak 16 besar. Inter Milan berhasil lolos ke babak 8 besar berkat keunggulan gol tandang.

Bermain di Giuseppe Meazza, Inter Milan sedikit lebih diuntungkan. Terlebih, skuad asuhan Simone Inzaghi belum terkalahkan di kandang. Tapi, perlu diingat bahwa kemungkinan besar Romelu Lukaku tidak akan bermain. Lautaro Martinez, Joaquin Correa, dan Edin Dzeko akan menjadi tumpuan di lini depan Inter Milan. Tim tamu justru tidak memiliki masalah besar soal kebugaran pemain. Julian Nagelsmann bisa turun dengan skuad terbaiknya.

Simone Inzaghi memainkan tiga komposisi duet penyerang musim ini. Lukaku dengan Martinez, Dzeko dengan Correa, dan Martinez dengan Correa. Lukaku dan Martinez menjadi pasangan yang paling sering bermain bersama (3 pertandingan). Setelah Lukaku terpaksa absen, Inzaghi melakukan dua penyesuaian yang berbeda. Maka bukan tidak mungkin jika pada pertandingan menghadapi Bayern nanti, ia akan memasangkan Lautaro dengan Dzeko. Terlebih dua pasangan ini cocok untuk berhadapan dengan Bayern Munich, mengingat Dzeko memiliki atribut penyerang yang lebih lengkap dan berpengalaman.

Tim tamu justru lebih leluasa. Kehadiran Sadio Mane dari Liverpool sangat membantu ketajaman dan variasi lini serang Bayern Munich. Julian Nagelsmann memiliki banyak opsi di lini depan. Tapi, besar kemungkinan ia akan memainkan Thomas Muller sejak menit pertama. Bayern sangat membutuhkan suntikan mental dan pengalaman yang dimiliki Muller.

Pertandingan yang mempertemukan dua tim yang pernah mendapatkan predikat Treble Winner berpotensi menyajikan laga yang menarik. Kedua tim tentu mengincar kemenangan pertamanya. Inter Milan yang diuntungkan sebagai tuan rumah tidak akan semudah itu mengalahkan Bayern Munich yang belum terkalahkan di Bundesliga. Jika Anda tergolong sebagai penikmat sepakbola netral (tidak mengunggulkan atau mendukung salah satu tim), berikut “titik-titik” yang perlu menjadi perhatian agar bisa merasakan kenikmatan pertandingan ini.

Berebut Bola atau “Mengalah”

Jika bercermin pada performa Inter Milan dan Bayern Munich di liga masing-masing, mereka sama-sama berpredikat sebagai tim yang sering mengambil inisiatif penguasaan bola. Rata-rata penguasaan bola tuan rumah di atas 50%. Tim tamu lebih ekstrem lagi. Dalam lima pertandingan pertama Bundesliga, penguasaan bola Bayern Munich selalu lebih dari 60%.

Jika dua tim dengan tipe yang sama bertemu, apa yang akan terjadi? Kemungkinannya ada dua. Antara kedua tim bertarung untuk menguasai bola, atau salah satu tim mencoba “mengalah” dan lebih fokus terhadap aspek yang lain. Dua kemungkinan tersebut sangat berpengaruh terhadap jalannya pertandingan dan hasil pertandingan tapi tidak akan mengurangi seni dari pertandingan sepakbola.

Apabila kemungkinan pertama terjadi (berebut penguasaan bola), maka potensi laga berjalan intens dan “keras” lebih tinggi. Tapi, jika ternyata salah satu tim “mengalah” dan mencoba bermain lebih reaktif, maka bukan tidak mungkin pertandingan ini menghadirkan banyak kejutan.

Adaptasi Taktik di Tengah Pertandingan

Rancangan dan cara penerapan taktik tentu sudah disiapkan oleh setiap tim sebelum pertandingan dimulai. Keahlian pelatih bisa dilihat dari caranya menerapkan taktik yang paling efektif dan sesuai dengan kapabilitas pemain yang berdiri di lapangan. Tapi, tidak jarang pelatih harus melakukan adaptasi di tengah pertandingan ketika terjadi sesuatu di luar rencana.

Adaptasi taktik dalam sepakbola bisa dilakukan dengan berbagai cara. Di antaranya adalah dengan melakukan pergantian pemain, pergantian peran pemain, struktur dan organisasi pada setiap situasi, dan sebagainya. Umumnya, pelatih dan jajarannya juga sudah menyiapkan opsi-opsi adaptasi di tengah pertandingan. Tapi, tidak jarang sang pelatih berimprovisasi.

Pada pertandingan ini, adaptasi taktik dari kedua pelatih sangat mungkin terjadi. Terlebih Simone Inzaghi dan Julian Nagelsmann memiliki lima kesempatan untuk melakukan pergantian pemain. Kedua pelatih juga memiliki kapabilitas untuk melakukan adaptasi yang tepat sesuai dengan kondisi tim dan pertandingan.

Salah satu contohnya adalah kebijakan Simone Inzaghi ketika mereka tertinggal dari AC Milan pada Derby Della Madonnina akhir pekan lalu. Pelatih asal Italia ini memasukan Mkhitaryan, Dzeko, dan Dimarco untuk menggantikan Barella, Correa, dan Bastoni. Pergantian pemain ini membuat Inter Milan bermain banyak mengandalkan sayap, terutama sayap kiri yang mendapatkan suntikan tenaga baru. Adaptasi ini terbukti berhasil dan menghasilkan satu gol yang berawal dari akselerasi sayap kiri dan dituntaskan oleh pemain pengganti, Edin Dzeko. Setelah gol ini, Inter Milan mendominasi laga dan menekan AC Milan. Sayangnya, tidak ada gol penyama kedudukan hingga akhir laga.

Pertandingan antara Inter Milan dan Bayern Munich berpotensi alot dan menghibur. Kedua tim memiliki formasi dasar yang berbeda dan penerapan taktik yang berbeda. Selain itu, tidak ada masalah krisis pemain yang menerpa dua tim ini, kecuali Lukaku yang masih harus absen. Sehingga Inzaghi dan Nagelsmann bisa menurunkan skuad terbaiknya. Besar kemungkinan terjadi adaptasi taktik baik di awal pertandingan maupun di tengah pertandingan. Bagi penonton netral, pertandingan ini layak untuk dinikmati meskipun tayang dini hari.

Komentar