Pratinjau Manchester United vs Arsenal: Misi Mempertahankan Tren Positif

Taktik

by Bayu Aji Sidiq Pramono

Bayu Aji Sidiq Pramono

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Pratinjau Manchester United vs Arsenal: Misi Mempertahankan Tren Positif

Dua tim dengan perolehan hasil positif di tiga laga akhir akan berhadapan di pekan ke-6 Liga Inggris musim 2022/2023. Manchester United akan menjamu sang pemuncak klasemen sementara, Arsenal. Pertandingan penuh gengsi ini akan dihelat pada hari Minggu tanggal 4 September 2023 pukul 22.30 WIB.

Tuan rumah masih belum bisa menurunkan beberapa pemainnya. Anthony Martial terkonfirmasi belum bisa memperkuat tim. Victor Lindelof telah bergabung dengan latihan di pertengahan pekan tapi masih diragukan untuk tampil. Sama halnya dengan kondisi kebugaran Luke Shaw dan Aaron Wan-Bissaka yang membutuhkan tinjauan lebih lanjut. Erik ten Hag kemungkinan besar tidak akan mengubah susunan pemain yang ia percayakan dalam tiga pertandingan terakhir.

Dari pihak tim tamu, Mikel Arteta datang dengan pasukan yang tidak lengkap. Thomas Partey, Oleksandr Zinchenko, dan Mohamed Elneny dipastikan absen. Sementara Aaron Ramsdale, Martin Odegaard, dan Ben White yang pada pertandingan sebelumnya terindikasi cedera, masih diragukan untuk tampil. Kemungkinan besar akan ada rotasi besar-besaran di kubu Meriam London.

Gambar 1 - Potensi Susunan Pemain Manchester United vs Arsenal

Pertemuan ke-61 antara Manchester United dan Arsenal berpotensi menghasilkan banyak gol, atau setidaknya terhindar dari skor kacamata. Pasalnya dalam 13 pertemuan terakhir di Old Trafford dalam ajang Liga Inggris, pertandingan selalu berbuah minimal satu gol. Terakhir kali nirgol terjadi pada musim 2008/2009, tepatnya tanggal 16 Mei 2009.

Manchester United yang berstatus tuan rumah sedikit lebih diunggulkan. Apalagi tim tamu sedang bermasalah dengan kebugaran pemain dan memaksa mereka melakukan beberapa penyesuaian. Namun, sang Setan Merah masih dalam proses membangun skuad yang solid bersama pelatih baru dan beberapa pemain baru. Hal ini menunjukan bahwa kedua tim belum mencapai stabilitas yang kuat.

Selain itu, Manchester United berhasil mendatangkan Antony dari Ajax Amsterdam menjelang jendela transfer ditutup. Antony memungkinkan untuk bermain kala menjamu Arenal. Namun, Erik ten Hag nampaknya baru memberikan kesempatan kepadanya bermain dari bangku cadangan.

Hasil pertandingan ini sangat penting bagi kedua tim. Tuan rumah mengincar kemenangan keempat sementara tim tamu tidak ingin menghentikan rentetan kemenangannya. Bahkan, hasil pertandingan akan berdampak panjang. Tidak hanya satu atau dua pertandingan, tapi hingga pertengahan musim. Jika kedua tim sama-sama ingin menang, apa saja faktor yang akan mempengaruhi hasil pertandingan ?

Adaptasi Mikel Arteta

Liga baru berjalan lima pekan tapi Arteta sudah menggunakan tiga pemain bertahan yang berbeda. Thomas Partey yang dibekap cedera pasca kemenangan dari Bournemouth digantikan oleh Mohamed Elneny untuk meladeni Fulham. Setelah itu, Elneny mengikuti jejak Partey ke ruang perawatan. Posisinya digantikan oleh Albert Sambi Lokonga pekan lalu. Beruntung, Arsenal masih mampu mempertahankan tren kemenangannya.

Gambar 2 - Heatmap sentuhan bola Thomas Partey vs Borunemouth (arah serangan ke kiri)sumber : whoscored

Gambar 3 - El Neny vs Fulham (arah serangan ke kanan), sumber : whoscored

Gambar 4 - Lokonga vs Aston Villa (arah serangan ke kanan) sumber : whoscored

Prinsipnya, Arteta memberikan peran kepada Partey, Elneny, dan Lokonga sebagai gelandang bertahan di depan bek tengah. Tugas utamanya adalah distribusi dan sirkulasi sekaligus mengamati pergerakan bola dan lawan untuk mengantisipasi serangan. Jika melihat sirkulasi di atas, penempatan posisi tiga pemain ini memiliki kemiripan. Ini mengindikasikan bahwa Arteta ingin mempertahankan strateginya.

Kini, Arteta dipaksa beradaptasi lagi karena Martin Odegaard, Aaron Ramsdale, dan Ben White diragukan untuk tampil. Pengganti ideal untuk Odegaard adalah Emile Smith Rowe. Masalahnya, ia belum pernah turun sebagai pemain utama di awal musim ini. Arteta kemungkinan besar tidak terlalu dipusingkan andai Ben White tidak bisa tampil, karena ia masih punya Takehiro Tomiyasu yang kapabilitasnya tidak terlalu jauh dari White.

Khusus di posisi penjaga gawang, Arteta bisa saja memaksakan untuk tetap menurunkan Ramsdale jika sang pemain siap tampil. Tapi, jika Arteta memutuskan untuk menggantinya dengan Matt Turner, kemungkinan besar terjadi perubahan pola permainan dari kubu The Gunners. Ramsdale terbukti cukup mahir dalam berperan sebagai kiper yang turut berkontribusi dalam membangun serangan. Sementara Turner memiliki gaya bermain yang berbeda. Keahliannya adalah penempatan posisi dan refleks menghalau bola. Ia belum terbukti bisa bermain seperti Ramsdale yang mahir dan tenang untuk memulai serangan dari kakinya.

Jika Arteta melakukan adaptasi yang tepat sesuai dengan kapabiltas dan kebutuhan tim, tidak heran jika Arsenal pulang dengan tiga angka.

Efektivitas Manchester United

Bercermin pada empat laga terakhir, Manchester United bermain dengan mengandalkan umpan-umpan yang mengarah langsung ke titik kelemahan lawan (direct) tanpa melalui proses build-up yang panjang. Target utamanya adalah sisi sayap lawan dengan mengandalkan kecepatan dan penempatan posisi Rashford, Sancho, Elanga, atau Bruno. Skema ini terbukti efektif karena dalam empat pertandingan, mereka berhasil melepaskan 48 tembakan (12 tembakan per laga). Tapi, yang menjadi masalah adalah efektivitas.

Meninjau dari perbandingan antara tembakan tepat sasaran dengan jumlah gol, Manchester United masih jauh dari kata efektif. Hingga pekan kelima, skuad asuhan Erik ten Hag telah melepaskan 65 tembakan. Namun, hanya berbuah 5 gol. Selain itu, selisih antara angka harapan gol (xG) dan jumlah gol yang berhasil diceploskan si Setan Marah bernilai -2,05. Tanda minus menandakan Manchester United membutuhkan lebih banyak peluang hanya untuk mencetak satu gol.

Bagi Manchester United, efektivitas sangat penting. Jika berkaca pada pertandingan-pertandingan sebelumnya, Arsenal cukup kuat dan berani untuk menguasai bola. Beberapa kali mereka mampu keluar dari tekanan meskipun lawan berusaha menekan sejak bola masih di kaki pemain belakang. Maka dari itu, besar kemungkinan peluang yang hadir untuk kubu tuan rumah lebih sedikit dibanding tim tamu. Mereka harus mampu memanfaatkan peluang sekecil apapun untuk menjadi gol.

Set Piece

Sepakbola terdiri dari tiga situasi. Menyerang, bertahan, dan transisi. Tapi, jika dirinci lebih dalam. Tiga situasi bisa bisa dipecah menjadi lima situasi, yaitu menyerang, bertahan, transisi dari menyerang ke bertahan, transisi dari bertahan ke menyerang, dan situasi bola mati (set piece). Setiap tim perlu menyiapkan taktik pada setiap situasi, termasuk set piece.

Hingga pekan kelima, Arsenal adalah salah satu tim dengan skema set piece yang paling berbahaya. Empat dari 13 gol yang telah mereka cetak berasal dari situasi set piece. Otak dari perolehan ini adalah Nicolas Jover. Seorang pelatih spesialis set piece yang musim lalu didatangkan dari Manchester City.

Sementara tuan rumah adalah tim yang paling sering terancam dari situasi set piece. Tercatat Manchester United telah menderita 28 tembakan dari situasi set piece selama 5 pertandingan. Hal ini tentu akan menjadi perhatian Erik ten Hag untuk mengantisipasi situasi yang cukup menguntungkan lawan.

Kualitas pemain Manchester United di atas kertas masih lebih baik dari Arsenal. Tapi, pasukan Mikel sejauh ini mampu menunjukan bahwa tim dengan skuad muda mampu bersaing. The Gunners juga sedang dalam kondisi “pincang” akibat beberapa pemain kunci yang diterpa cedera. Jika Erik ten Hag mampu memanfaatkan “kepincangan” tim tamu, pertandingan ini bisa menjadi titik penting Manchester United untuk terus merangkak ke papan atas klasemen.

Komentar