Analisis Pertandingan Liverpool vs Newcastle: Jurgen Klopp Lagi-Lagi Menyelamatkan Liverpool

Analisis

by Bayu Aji Sidiq Pramono

Bayu Aji Sidiq Pramono

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Analisis Pertandingan Liverpool vs Newcastle: Jurgen Klopp Lagi-Lagi Menyelamatkan Liverpool

Liverpool berhasil mengunci poin penuh kala menjamu Newcastle United di depan publik Anfield. Tuan rumah tertinggal di babak pertama berkat gol sang debutan, Alexander Isak. Tapi, anak asuh Jurgen Klopp berhasil membalikkan keadaan berkat gol dari Roberto Firmino dan gol penghujung laga dari kaki Fabio Carvalho. Hasil ini membawa Liverpool ke peringkat lima sekaligus menyeret Newcastle United turun ke peringkat 11 klasemen sementara.

Jurgen Klopp tidak mengubah susunan pemainnya. Darwin Nunez yang sudah lepas dari hukuman kartu merah duduk di bangku cadangan. Ia masih percaya kepada Firmino yang pekan lalu berkontribusi terhadap lima gol The Reds ke gawang Bournemouth. Sementara tim tamu masih kehilangan Bruno Guimaraes. Alexander Isak yang baru direkrut dari Real Sociedad turun sejak menit pertama.


Gambar 1 - Susunan pemain sebelas pertama Liverpool vs Newcastle United

sumber : sofascore

Dalam lima pertandingan awal Liga Inggris, Liverpool selalu kebobolan terlebih dulu. Kabar baiknya, anak asuh Jurgen Klopp hampir selalu berhasil membalikkan keadaan atau setidaknya menahan imbang. Hanya pekan lalu mereka berhasil mencetak gol lebih cepat dan mengakhiri dengan pesta gol. Hal ini menunjukan bahwa gol pertama sangat penting.

Situasi ini terjadi lagi pada laga melawan Newcastle United. Keunggulan tim tamu bertahan hingga menit ke-61. Namun, Liverpool bereaksi dengan cepat. Alhasil mereka mampu membalikkan keadaan walaupun harus menunggu hingga detik-detik akhir pertandingan. Pertanyaannya, apa yang menyebabkan Jurgen Klopp dan anak asuhnya mampu membalikkan keadaan?

Menambah Daya Gedor di Sisi Kiri

Liverpool memang menguasai pertandingan sejak awal laga. Pada babak pertama, mereka memperoleh 72,2% penguasaan bola dengan 418 sentuhan. Dua kali lipat dengan apa yang tim tamu lakukan. Tapi, dominasi tersebut hanya membuahkan enam tembakan saja dan tidak satupun menemui sasaran. Sebaliknya, Newcastle justru lebih sering mengancam dengan melepaskan dua tembakan ke gawang meskipun hanya menguasai 27,8% penguasaan bola. Hal ini menunjukan bahwa Liverpool kesulitan menciptakan peluang meskipun mendominasi pertandingan.

Sepanjang babak pertama, Jurgen Klopp sangat mengandalkan sisi kanan untuk mendistribusikan bola ke depan dan menciptakan peluang, seperti yang biasanya mereka lakukan. Trent Alexander-Arnold menjadi pemain yang paling banyak melepaskan umpan silang (11 kali) dan Mohamed Salah menciptakan enam peluang tapi tidak berbuah gol.

Jurgen Klopp sadar bahwa eksploitasi di sisi kanan selama 45 menit memaksa lawan memberikan perhatian khusus pada area tersebut. Ia juga sadar bahwa dengan bermain reaktif (tidak mendominasi penguasaan bola) lebih menguras tenaga. Setiap pemain memiliki kapasitas fisik yang berbeda. Tapi, sekuat apapun kondisi fisik pemain, akan mengalami penurunan konsentrasi seiring dengan berkurangnya stamina.

Klopp beradaptasi dengan memindahkan arah serangan ke sisi kiri. Tepat setelah Firmino berhasil menyamakan kedudukan berkat umpan matang dari Salah. Alhasil, Liverpool di babak kedua jauh lebih sering mengancam gawang Nick Pope. Mereka melepaskan 18 tembakan yang 6 di antaranya menemui sasaran dan 2 berbuah gol.

Gambar 2 - Arah tembakan Liverpool saat melawan Fulham (atas), Bournemouth (tengah), dan Newcastle United (bawah)

sumber : WhoScored

Taktik Jurgen Klopp ini terlihat dari penambahan kuantitas tembakan yang berasal dari sisi kiri. Pada saat melawan Fulham, hanya 9% tembakan dari area kiri. Bahkan pekan lalu saat mereka menikmati pesta gol, tembakan dari sisi kiri hanya 10%. Puncaknya adalah di pertandingan ini, 17% tembakan berasal dari area kiri.

Pergantian Pemain Jurgen Klopp

Ide utama Jurgen Klopp di babak kedua untuk membalikkan keadaan memang memindahkan arah serangan ke kiri, seperti yang telah diuraikan poin sebelumnya. Tapi, Klopp juga melakukan penyesuaian komposisi pemain di lapangan untuk mendukung idenya agar berjalan optimal.

Tiga pergantian pemain Klopp ditujukan untuk memperkuat area kiri. Mantan pelatih Borussia Dortmund ini memasukkan Tsimikas menggantikan Robertson untuk memberikan tenaga segar di sisi kiri. Ia juga menarik Henderson yang digantikan oleh Milner sekaligus memberi kesempatan kepada Fabio Carvalho menggantikan Trent Alexander-Arnold. Yang menarik, Milner digeser menjadi bek kanan dan fokus menjaga pertahanan. Sementara Fabio Carvalho menempati area Henderson untuk mendukung Luiz Diaz dari tengah.

Di lapangan, adaptasi Jurgen Klopp cukup berjalan. Luiz Diaz melepaskan 5 tembakan yang 2 di antaranya menemui sasaran. Begitu juga dengan Fabio Carvalho yang baru masuk di menit ke-71 tetapi mampu melepaskan 2 tembakan dari kotak penalti. Puncaknya adalah di penghujung laga, Fabio Carvalho berhasil menceploskan bola pada momen kemelut di depan gawan Nick Pope. Sekali lagi, adaptasi Jurgen Klopp mampu menyelamatkan Liverpool.

Fakta bahwa Liverpool sering tertinggal di babak pertama menunjukkan celah yang sudah disadari lawan-lawannya di Liga Inggris. Memang ada faktor badai cedera yang membuat beberapa pemain kunci tidak bisa memperkuat The Reds. Beruntung, Jurgen Klopp masih mampu beradaptasi dan memanfaatkan kecerdasannya untuk menyelamatkan Liverpool. Berulang kali. Tapi, permasalahan “telat panas” yang belum terselesaikan harus tetap jadi perhatian. Jika diabaikan, bukan tidak mungkin juara bertahan Piala FA ini kesulitan untuk bersaing di papan atas.

Komentar