Meraba Skema Luis Milla di Persib Bandung

Analisis

by redaksi

Meraba Skema Luis Milla di Persib Bandung

Permainan Luis Milla mungkin dikenal sebagai dasar dari filosofi sepakbola Indonesia (Filanesia). Ia memberikan pengaruh besar dalam perkembangan pola permainan yang lebih efisien. Namun, kiprah Milla tidak terlalu mentereng dalam menangani sebuah tim, baik klub maupun timnas. Paling lama, ia mampu menukangi tim selama satu tahun dan itupun ketika menjadi pelatih Timnas Indonesia.

Bersama Al Jazira Club, ia hanya sanggup melatih selama delapan bulan saja. Dari 19 pertandingan, ia hanya mengumpulkan lima kali kemenangan, tujuh kali imbang dan tujuh kali kalah. Setelah hasil yang diperoleh itu, pihak klub memutuskan untuk memecat Luis Milla.

Pada 2015, ia melatih tim divisi dua Liga Spanyol, CD Lugo. Karirnya pun sama, hanya bertahan delapan bulan saja. Dari 28 laga, CD Lugo hanya mampu mendapatkan sembilan kali kemenangan, 12 kali imbang dan tujuh kali kekalahan. Ia mengaku mundur dari kursi pelatih karena adanya campur tangan manajemen dalam penentuan skuad. Ia menolak intervensi itu dan memutuskan untuk mundur dari jabatan pelatih.

Yang paling singkat adalah ketika Luis Milla menjabat sebagai pelatih Real Zaragoza di musim 2015/2016. Ia hanya mampu bertahan empat bulan saja. Dari 12 pertandingan, Real Zaragoza hanya mampu memenangkan tiga pertandingan, empat hasil imbang dan lima kali kekalahan.

Bersama timnas Indonesia, ia menjalani 30 kali pertandingan (termasuk bersama timnas U-23) di semua kompetisi. Skuad Luis Milla memenangkan 13 kali pertandingan, tujuh kali imbang, dan 10 kali kekalahan. Secara kualitas, Milla tidak begitu menjanjikan jika dilihat dari latar belakangnya melatih tim di beberapa kesempatan.

Persib Bandung telah mendatangkan Luis Milla di akhir pekan kelima BRI Liga 1 2022/2023. Robert Rene Alberts didepak karena tiga pertandingan awal Persib nihil kemenangan. Luis Milla diharapkan bisa mengangkat kualitas skuad Persib menjadi lebih baik.

Milla menjelaskan dalam konferensi pers di Kantor Persib Bandung, Senin 22 Agustus 2022, jika dirinya ingin membentuk karakter permainan Persib. “Sebelum skuad Persib Bandung bermain dengan baik, harus terlebih dahulu menemukan karakter dalam permainan,” ujarnya.

Baca Juga: Perjalanan Luis Milla Selama Melatih Timnas Indonesia

Menelaah karakter permainan yang dimaksud Luis Milla

Luis Milla terkenal dengan permainan kaki ke kaki ala Spanyol yang dikombinasikan dengan kecepatan sayap. Jika merujuk pada bagaimana ia bermain kala menangani Timnas Indonesia, bola-bola pendek akan dialirkan dari lini ke lini, bukan melakukan operan langsung ke lini depan atau diarahkan ke area sayap.

Melihat gaya bermain Milla tersebut, kemungkinan possession ball akan menjadi karakter permainan Persib di tangan Milla. 4-2-3-1 merupakan formasi yang kerap digunakan saat menukangi Timnas Indonesia. Terdapat tiga peran gelandang yang berbeda dalam formasi seperti ini. Gelandang bertahan bergerak statis menjaga kedalaman pertahanan dan menjadi penghubung antar lini pertahanan, tengah, hingga serang. Kemudian gelandang sentral bergerak lebih dinamis, memiliki kemampuan holding ball dan operan yang akurat. Dan di gelandang serang, biasanya memiliki kemampuan final pass, ataupun operan dengan visi menuju tiga penyerangnya.

Penguasaan bola yang dimiliki oleh Klok dan Irianto serta mampu mengendalikan ritme permainan merupakan modal awal Milla dalam membentuk komposisi yang ia inginkan. Untuk gelandang serang, Milla bisa menempatkan Beckham Putra atau Ricky Kambuaya. Jika Milla ingin memakai pemain dengan agresivitas tinggi opsinya adalah Kambuaya dan jika Milla ingin pemain yang lebih mengandalkan operan maka pilihannya ada di Beckham. Selain itu, mereka juga memiliki operan terobosan yang baik dan sesekali melakukan akselerasi dari lini tengah.

Di sektor pertahanan terdapat Achmad Jufriyanto yang bisa diduetkan dengan Nick Kuipers, pengamalan yang mereka miliki bisa memberikan ketenangan untuk urusan bertahan. Bukan hanya sekadar pengalaman saja, mereka juga nyaman saat menguasai bola. Hal ini sangat bisa membantu Milla dalam melakukan serangan dari lini pertahanan.

Di sisi full-back terdapat Daisuke Sato (kiri) dan Henhen Herdiana (kanan), mereka bisa menyelaraskan struktur pertahanan serta sesekali membantu serangan dengan overlap. Bahkan di pos sebelah kiri, jika Milla ingin mencoba dengan mengandalkan operan silang, maka opsi tertuju kepada Zalnando. Sang pemain lebih dominan menyerang dan melakukan operan silang.

Beranjak ke lini depan, angin segar akan berhembus kepada Febri Hariyadi, ia bisa saja menjadi opsi pertama melihat bagaimana peran ia saat berseragam timnas di bawah asuhan Luis Milla. Dan sisi sebaliknya kemungkinan Ciro Alves lah yang dipasang, ia bisa memberikan tekanan melalui cut inside yang sudah menjadi ciri khasnya.

Dengan formulasi seperti ini, Milla bisa menerapkan permainan bola pendek yang diselingi bola-bola cepat dari sisi sayap atau sesekali memberikan operan terobosan ke sayap, bahkan memberikan operan silang ke kotak penalti lawan.

Sebagai ujung tombak, David da Silva akan jadi opsi utama Luis Milla. Selain mampu menjadi predator di kotak penalti, David juga kerap turun ke lini kedua untuk meraih bola atau hanya sekadar menarik lawan agar tercipta ruang di lini pertahanan.

Pekerjaan berat Milla

Milla paham, jika suporter sebuah klub, terutama klub yang besar pasti selalu menginginkan hasil yang baik di setiap pertandingan. “Seluruh penggemar menginginkan hasil yang baik dalam setiap pertandingan yang dihadapi,” ujar Milla saat konferensi pers.

Pekerjaan rumah bagi Luis Milla adalah memberikan pemahaman strategi dan bagaimana para pemain menerapkan apa yang ingin ia inginkan dalam pola permainannya.

Kesalahan Persib di beberapa pertandingan terakhir yaitu operan. Jika Milla ingin menerapkan filosofi bermainnya di tubuh Persib, maka kesalahan ini harus bisa dihilangkan. Karena Milla merupakan pelatih yang mengutamakan possession ball dan jika para pemain tidak bisa melakukan operan dengan baik, serangan tidak akan berjalan dengan ideal.

Mengorganisasi struktur dalam melakukan serangan juga harus dibenahi oleh Milla di skuad Persib. David kerap kebingungan ketika melakukan serangan, karena para pemain lainnya terlampau jauh atau terlambat untuk membantu melakukan serangan.

Dengan waktu yang singkat, Luis Milla harus bisa memberikan perubahan struktur permainan Persib, dari segi menyerang, bertahan dan transisi.

Jika ingin mendapatkan hasil yang maksimal, Milla menjelaskan bahwa skuad Persib harus memiliki karakter permainan terlebih dahulu. Bentuk permainan seperti apa yang diinginkan oleh Milla, melihat pada polanya saat pertandingan tim nasional, ia kerap memainkan bola-bola pendek dengan kombinasi permainan di sektor sayap serta ia membutuhkan sosok penyerang yang mampu memaksimalkan peluang. Seperti yang ia ungkapkan di konferensi pers, bahwa ia ingin permainan Persib Bandung lebih efisien.

Persib kerap kebobolan dari skema serangan balik. Gol terjadi akibat lini pertahanan yang terlambat mundur atau pemain tidak mengantisipasi pergerakan tanpa bola yang dilakukan lawan.

Dalam konferensi persnya di hari Senin kemarin, Luis Milla mengatakan, “Saya telah melihat dan menganalisis lima pertandingan terakhir Persib Bandung, dan sudah tau apa yang harus dilakukan untuk kedepannya.”

Setidaknya Milla diuntungkan dengan pernah menangani Timnas Indonesia, jadi sedikit-banyak ia telah mengetahui bagaimana kultur permainan di Indonesia. Dengan pengalamannya ini, diharapkan Milla bisa membawa Persib mempertontonkan permainan yang progresif seperti yang ia terapkan bersama Timnas Indonesia.

Komentar