Chelsea vs Tottenham: Adu Kuat 3-4-3

Taktik

by redaksi

Chelsea vs Tottenham: Adu Kuat 3-4-3

Tampil beringas di pekan pertama, pasukan Antonio Conte harus bertamu ke Stamford Bridge untuk melakoni pekan kedua Liga Inggris musim 2022/2023. Laga bertajuk reuni bagi Conte dan Chelsea direncanakan akan dihelat pada hari Minggu, 14 Agustus 2022 pukul 22.30 WIB.

Thomas Tuchel memiliki sedikit masalah dengan kelengkapan skuadnya. Matteo Kovacic masih harus menepi akibat cedera lutut. Sementara Marcos Alonso sudah bukan jadi pilihan Tuchel setelah kedatangan Marc Cucurella diikuti kabar kepindahanya ke Spanyol yang semakin nyaring terdengar. Selebihnya, mantan pelatih Paris Saint Germain tersebut bisa menurunkan skuad terbaiknya.

Di sisi sebrang, Antonio Conte datang dengan penuh rasa percaya diri. Selain berbekal kemenangan besar pada pekan pertama, mantan pelatih Inter ini tidak terlalu dipusingkan dengan kebugaran pemain. Hanya Oliver Skipp dan Clement Lenglet yang terkonfirmasi akan absen pada laga ini. Selain itu, ia sudah bisa menurunkan Richarlison yang pada pekan pertama dilarang bertanding. Mengingat pentingnya laga ini, kemungkinan besar Conte tidak akan banyak mengubah susunan pemain.

Sebaik apapun performa Spurs tiga musim terakhir, mereka selalu kesulitan menghadapi The Blues. Pada lima pertemuan sebelumnya, Chelsea tidak pernah sekali pun menelan kekalahan. Bahkan Spurs hanya mencetak satu gol saja. Dari fakta ini Antonio Conte memiliki beban tambahan agar bisa menghentikan rekor buruk tersebut.

Laga ini penting bagi kedua tim sekaligus menarik bagi penonton. Penting karena Chelsea dan Spurs tentu mengincar angka penuh. Menarik karena dua tim ini memiliki kemiripan di beberapa aspek.

Formasi Dasar

Kedua pelatih menerapkan formasi dasar yang sama, yaitu 3-4-3. Meskipun penerapan di lapangan memunculkan detail teknis yang berbeda, pemilihan pemain antara Tuchel dan Conte banyak kesamaan.

Tiga pemain belakang terdiri dua pemain dengan atribut fisik mumpuni dan satu pemain dengan keunggulan kecepatan. Chelsea mengandalkan duet Thiago Silva dan Koulibaly yang punya keunggulan fisik didukung Azpilicueta yang memiliki kecepatan. Sementara Spurs menempatkan Romero dan Dier untuk memenangkan duel fisik dibantu Ben Davies untuk urusan adu kecepatan.

Di tengah, Tuchel dan Conte mengandalkan dua gelandang yang bertugas sebagai penyeimbang dan distributor bola saat fase menyerang, tapi juga berperan sebagai gelandang penghancur (destroyer) pada fase bertahan atau transisi dari menyerang ke bertahan. Tugas berat ini nampaknya akan diemban oleh Kante dan Jorginho dan akan berhadapan dengan Hojbjerg dan Bentancur dalam posisi dan peran yang sama. Dalam skema 3-4-3, posisi dan peran ini sangat krusial.

Urusan menyerang, Tuchel dan Conte mengandalkan tiga penyerang depan dengan keunggulan kecepatan dan mobilitas tinggi. Chelsea memiliki surplus pemain dengan karakteristik tersebut, tapi The Blues kemungkinan besar masih memperceyai Sterling, Mount, dan Havertz. Sementara tim tamu ada kemungkinan melakukan rotasi di posisi penyerang kanan. Kembalinya Richarlison sedikit “menggoyangkan” posisi Kulusevski. Tapi, berkat penampilan gemilangnya di pekan pertama (satu gol dan satu asis), nampaknya Conte berani menjamin tempat untuk Kulusevski.

Duel Eksplosivitas Sayap

Apabila bercermin dari hasil pekan lalu, kedua tim sangat mengandalkan sektor sayap untuk menciptakan peluang dan mencetak gol. Emerson Royal dan Reece James adalah aktor utamanya. Emerson melesatkan 3 tembakan dan dua diantaranya dari dalam kotak penalti (terbanyak untuk posisi bek). Sedangkan James merupakan pemain yang paling rajin melepaskan umpan silang (17 kali) dan pemain belakang yang paling sering mengirim umpan ke kotak penalti (27 kali). Data ini menjelaskan dengan gamblang eksplosivitas sayap yang dimilili oleh kedua tim.

Uniknya, Emerson Royal dan Reece James beroperasi di sisi yang sama (sayap kanan). Sehingga mereka tidak akan berhadapan langsung. Oleh karena itu, selain mengandalkan mereka untuk menyerang, Conte dan Tuchel perlu memikirkan cara meredamnya. Kemungkinan besar yang diberikan mandat meredam Emerson adalah Ben Chilwell sementara tim tamu memberi kepercayaan kepada Ryan Sessegnon untuk mengawal Reece James.

Anthony Taylor

Terlepas soal fisik, mental, hingga taktikal, pertandingan Derbi termasuk laga yang sulit ditebak. Penentu pertandingan bisa hadir dari mana saja, termasuk wasit. Laga yang bertajuk Derbi London ini akan dipimpin oleh Anthony Taylor. Menurut data dari fantasy football scout, ia adalah wasit yang musim lalu paling sering memberikan keputusan kontroversial (18 kali). Ia juga tidak jarang memberikan penalti bagi tuan rumah (lima kali).

Chelsea yang berstatus sebagai tuan rumah dalam hal ini sedikit diunggulkan. Pekan lalu mereka juga berhasil menang berkat gol tunggal Jorginho melalui titik putih. Selain itu, musim lalu, The Blues adalah tim yang paling sering dihadiahi penalti (sembilan kali). Sementara Spurs tidak terlalu akrab dengan hadiah penalti. Musim lalu, dari 38 pertandingan mereka hanya mendapatkan lima penalti saja.

Pertandingan yang mempertemukan dua tim di kota yang sama selalu menarik untuk disaksikan. Selain soal menang kalah, adu gengsi menjadi bumbu yang pas untuk disantap. Sehingga tidak jarang pada laga derbi memunculkan pertandingan bertensi tinggi, keputusan kontroversial, dan riuh penonton yang lebih nyaring.

Dua tim yang akan bertanding memiliki formasi dasar dan penerapan taktik yang cukup mirip. Maka dari itu, hasil pertandingan dapat ditentukan dari seberapa besar kesadaran pelatih dan pemain dengan kelemahannya dan cara mengantisipasinya.

Komentar