Pandit FPL: Gelandang Unggulan Gameweek 2

Fantasy Premier League

by redaksi

Pandit FPL: Gelandang Unggulan Gameweek 2

Hampir semua manajer FPL pasti sudah mengerti pentingnya Salah dan Son dalam tim masing-masing. Mereka tentu paham bagaimana konsekuensi jika tidak memasang Salah, Son, atau keduanya di awal musim. Kami juga telah merekomendasikan dua pemain ini pada artikel gelandang unggulan gameweek 1. Jadi, kali ini kami fokus untuk memberikan alternatif gelandang-gelandang unggulan lainnya.

Kevin De Bruyne (MCI)

Sebetulnya, De Bruyne bisa disejajarkan dengan Salah dan Son. Musim lalu, pemain andalan timnas Belgia ini merupakan pencetak gol sekaligus pencipta assist terbanyak di dalam skuad Pep Guardiola (15 gol dan 8 assist).

Musim ini, pemain berambut pirang tersebut langsung menunjukan tajinya dengan mencetak satu assist untuk Erling Haaland. Ia juga hampir tidak tergantikan posisinya meskipun Manchester City memiliki beberapa pemain yang bisa bermain di posisinya. Faktor penting lainnya adalah kehadiran Haaland yang sangat berpotensi menjadi partner sempurna bagi Kevin De Bruyne dalam hal menciptakan peluang dan mencetak gol. Pada gameweek perdana, Kevin De Bruyne merupakan salah satu gelandang yang paling sering mengirimkan umpan terobosan.

Menjamu Bournemouth, De Bruyne dan Manchester City lebih diunggulkan. Status juara bertahan dan kualitas pemian The Citizens masih di atas skuad Scott Parker. Meskipun The Cherries berhasil menekuk Aston Villa tanpa kebobolan. Selain alokasi budget, risiko memasang De Bruyne hampir tidak ada.

Jarrod Bowen (WHU)

Pada gameweek kedua, West Ham United akan menghadapi Nottingham Forest. Peluang kemenangan The Hammers cukup terbuka mengingat Forest cukup tersika di gameweek pertama. Tercatat ada 23 tembakan yang tercipta dan 9 diantaranya mengarah ke gawang Dean Henderson.

Selain itu, West Ham berstatus sebagai tuan rumah dan dihuni oleh beberapa pemain yang berpengalaman seperti Jarrod Bowen. Musim lalu, Bowen menyumbang banyak poin di sepertiga pertama musim 2021/2022. Harapannya, catatan tersebut kembali terulang di musim ini, dimulai dari gameweek 2 menghadapi Nottingham Forest yang berstatus tim promosi.

James Maddison (LEI)

Maddison menjadi pemain pertama yang kami rekomendasikan dalam dua pekan berturut-turut. Alasan pemilihan Maddison di pekan pertama ternyata terbukti di lapangan. Ia menjadi pemain kunci bagi Brendan Rodgers dengan menciptakan 5 peluang, melepaskan 6 tembakan, dan memberikan 1 assist untuk Timothy Castagne.

Dari sisi harga, Maddison cenderung tidak terlalu mahal. Ia adalah salah satu dari 7 pemain dengan harga 8,0. Jadi, apabila anda memiliki pemain harga 8,0 atau lebih mahal tetapi anda ragu karena ia akan menghadapi laga berat di gameweek 2, Maddison bisa menjadi alternatif yang cukup menjanjikan.

Namun, perlu diingat bahwa Maddison dan Leicester City akan bertamu ke Emirates Stadium. Arsenal yang sedang memiliki kepercayaan diri tinggi dan bermain di kandang tentu sedikit diunggulkan. Selain itu, dalam tiga pertemuan terakhir The Foxes tidak pernah menang melawan The Gunners.

Jack Harrison (LEE)

Pekan lalu, Jack Harrison tercatat sebagai gelandang yang paling sering menciptakan peluang (6 chances created) dan 2 diantaranya dikategorikan sebagai peluang besar. Ini menunjukan bahwa meskipun pada gameweek pertama tidak menciptakan gol, tetapi Harrison adalah pemain yang sangat terlibat dalam serangan Leeds United.

Lagi pula, tim yang bermarkas di Elland Road ini akan menjamu Southampton yang memiliki pertahanan kurang solid di gameweek perdana. Mereka menghadapi 18 tembakan yang 8 diantaranya mengarah ke gawang. Oleh sebab itu, peluang Harrison untuk menciptakan assist atau bahkan gol cukup besar.

Gabriel Martinelli (ARS)

Mayoritas manajer FPL memilih Saka dibanding Martinelli. Padahal, bercermin dari laga sebelumnya Martinelli lebih sering terlibat dalam serangan Arsenal. Terbukti angka harapan gol (xG), jumlah tembakan ke gawang, dan jumlah giringan bola sukses Martinelli lebih tinggi dibanding Saka.

Pada gameweek pertama, Martinelli mendapatkan 8 point berkat satu golnya yang berawal dari sepak pojok. Meskipun ia bukan pemain jangkung, tetapi ia mampu mencetak gol di tengah kawalan pemain belakang Crystal Palace dengan atribut fisik tinggi besar. Ini membuktikan bahwa Martinelli cerdik dalam memilih posisi dan mengisi ruang, termasuk dalam situasi set piece. Terlebih, lawan Martinelli adalah Leicester City yang musim lalu menjadi tim dengan jumlah kebobolan dari situasi set piece paling banyak.

Komentar