Butuh Penyerang Seperti Apa, Shin?

Analisis

by Ifsani Ehsan Fachrezi

Ifsani Ehsan Fachrezi

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Butuh Penyerang Seperti Apa, Shin?

Penyerang menjadi masalah yang usang bagi Tim Nasional (Timnas) Indonesia. Sesekali, Pelatih Indonesia, Shin Tae Yong mengutarakan jika skuadnya krisis seorang penyerang yang mumpuni. Terbaru, dalam sebuah konferensi pers pasca melawan Thailand di turnamen Piala AFF U19 2022, Shin mengatakan jika dirinya kebingungan mencari sosok striker yang mumpuni.

Hal ini terjadi karena pada saat pertandingan melawan Vietnam dan Thailand, Indonesia cenderung buntu dalam penyelesaian akhir. Sedangkan, Indonesia terlihat garang ketika berhadapan dengan timnas sekelas Brunei dan mencetak tujuh gol tanpa balas. Hokky Caraka yang berposisi sebagai penyerang utama, mencetak empat gol pada laga tersebut. “Seperti yang dilihat, pemain depan kami kurang dalam penyelesaian akhir, kecuali ketika melawan Brunei,” ujar Shin pasca pertandingan melawan Thailand.

Pelatih asal Korea Selatan itu lanjut berbicara jika dirinya meminta rekomendasi penyerang yang bagus. “Saya sebenarnya ingin meminta tolong, jika ada striker bagus, tolong rekomendasikan ke Timnas kami,” cetus Shin.

Sebetulnya, keluhan mantan Pelatih Timnas Korea Selatan ini bukan perkara awal. Malah, ketika dirinya menangani timnas kelompok umur, Shin masih belum menemukan penyerang yang diinginkannya. Ia berpendapat jika potensi penyerang yang baik, berawal dari fokus pembinaan masa muda. “Memang seharusnya sistem pembinaan masa muda membuat striker yang bagus. Itu yang sebenarnya menjadi masalah pokok sampai sekarang.” Tegas Shin.

Setelah celetukan tersebut, Indonesia kembali membantai lawan satu grupnya. Kali ini giliran Filipina yang dilumat Indonesia dengan skor 1-5. Kemenangan besar ini kembali diwarnai pesta gol dari satu penyerang, yaitu Rabbani Tasnim yang mencetak tiga gol. Dari 12 gol yang disarangkan Indonesia hingga pertandingan keempat, sembilan gol diantaranya dicetak oleh seorang penyerang, yaitu Hokky (4), Ronaldo Kwateh (1), Rabbani (3), dan Razzaa (1).

Namun, jika dilihat lagi, nyatanya Brunei maupun Filipina merupakan tim terbawah di klasemen sementara Grup A. Keduanya belum mengemas poin satupun hingga pertandingan keempatnya. Dalam sebuah konferensi pers pasca pertandingan melawan Filipina, Shin tidak mengungkit masalah striker lagi.

Bongkar Pasang Penyerang

Sejak kedatangannya menangani Indonesia, Shin beberapa kali bongkar pasang penyerang. Ketika mengarungi Piala AFF 2020, Shin memboyong Ezra Walian, Dedik Setiawan, dan Kushedya Yudo untuk unjuk tombaknya. Kemudian pada SEA Games 2021, ada nama Irfan Jauhari, Ronaldo Kwateh, dan Muhammad Ridwan. Di Kualifikasi Piala Asia 2023, Shin mengandalkan Dimas Drajad dan Muhammad Rafli.

Dari bongkar pasang penyerang skuadnya dalam ajang berbeda-beda, memperlihatkan bahwa Shin masih belum puas. Keran gol Indonesia nyatanya tidak didominasi oleh seorang penyerang. Malah, pemain gelandang dan sayap yang menjadi pencetak gol terbanyak di skuad besutannya. Hingga saat ini, Witan Sulaeman dan Egy Maulana yang menduduki pencetak gol terbanyak ketika Indonesia ditangani Shin. Witan mengemas delapan gol dan Egy tujuh gol.

Dari penyerang yang diboyong Shin, belum menunjukkan kemampuannya dalam mencetak gol. Ezra mencetak dua gol di Piala AFF 2020, Ridwan mencetak satu gol, dan Dimas mencetak satu gol. Dengan kata lain, belum ada penyerang yang produktivitasnya melebihi Witan maupun Egy.

Pemain dengan kecepatan

Jika melihat sepak terjangnya ketika melatih Korea Selatan, Shin memanfaatkan sosok penyerang dengan tipikal cepat, agresif, dan penyelesaian akhir yang baik. contohnya, Son Heung min. Son mencetak dua gol di fase grup Piala Dunia 2018. Son memiliki kecepatan yang mumpuni dan naluri gol yang tinggi.

Terlihat ketika golnya ke gawang Jerman, Son berlari mengejar operan terobosan ke sisi kiri serangan yang kosong tanpa kawalan. Kemudian, gol ke gawang Mexico yang berasal dari tendangan jarak jauh di luar kotak penalti.

Jika ditarik lagi ke Indonesia, penyerang jarang sekali mencetak gol. Malah sebaliknya, yaitu seorang penyerang yang membuka ruang kepada lini kedua untuk mencetak gol.

Pencetak gol terbanyak Piala AFF 2020 diraih oleh Irfan Jaya dengan tiga gol, diikuti oleh Witan, dan Egy dengan dua gol menjadi bukti bahwa kecepatan sisi sayap menjadi kunci keunggulan Indonesia daripada penyerangnya.

Strategi tersebut tampaknya membuat Indonesia kesulitan ketika menghadapi lawan yang memiliki pertahanan yang dalam dan kuat. Ketika sisi sayap maupun gelandang menguasai bola, tidak jarang menemui kebuntuan dalam penyelesaian akhir. Pada akhirnya, ini yang akan mengulang keluhan Shin terhadap minimnya stok striker Indonesia.

Pentingnya klub dan kompetisi bagi bibit muda

Shin menyoroti Liga 1 yang mayoritas klub dihuni oleh penyerang asing. Bahkan, jajaran pencetak gol terbanyak mayoritas diisi oleh pemain asing. Dimas menjadi salah satu striker produk lokal yang menyita perhatian Shin. Di Liga 1 2021/22, Dimas mencatatkan namanya sebagai penyerang “lokal” non naturalisasi dengan torehan gol terbanyak, yakni 11 gol yang jumlahnya sama dengan Samsul Arif. Dimas diboyong oleh Shin ke dalam skuad Indonesia untuk kualifikasi Piala Asia 2023, dan berhasil mencetak satu gol.

Secercah harapan masih ada ketika Indonesia mengarungi turnamen Piala AFF U 19 2022. Mayoritas gol dicetak dari kaki seorang penyerang yang menjadi harapan itu semakin besar. Apalagi para penyerang yang mencetak gol itu adalah hasil dari klub-klub Liga 1, yaitu Hokky (PSS Sleman), Rabbani (Borneo FC Samarinda), Ronaldo (Madura United), dan Razzaa (Persija Junior).

Tampil dalam kompetisi, terutama liga teratas adalah sebuah kesempatan yang berharga dari para bibit penyerang-penyerang muda ini. Kekuatan maksimal hingga mental perlu diasah dari pertandingan ke pertandingan.

Pun dengan pengalaman di klub kelompok usia menjadi bekal bagi para pemain ini mempersiapkan untuk mencapai level yang lebih tinggi, yaitu kompetisi professional. Kesempatan bermain di setiap pertandingan harus dimaksimalkan dengan baik, agar pemain mampu mencuri perhatian pelatih. Memang, persaingan akan selalu ada dan ketat, itu lumrah terjadi. Namun, dengan satu kesempatan tampil oleh pelatih menjadi suatu kunci seorang pemain untuk menentukan nasibnya di pertandingan-pertandingan berikutnya. Kepercayaan pelatih harus pula dibayar oleh kemampuan pemain tersebut di atas lapangan.

Komentar