Pratinjau Malaysia vs Indonesia: Hadapi Krisis Pemain

Analisis

by Redaksi2022

Redaksi2022

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Pratinjau Malaysia vs Indonesia: Hadapi Krisis Pemain

Setelah gagal meraih tiket partai final SEA Games 2021, Tim Nasional (Timnas) Indonesia akan bentrok dengan Malaysia untuk memperebutkan medali perunggu, Minggu (21/5) pukul 16.00 WIB di Stadion Thien Truong.

Kedua tim sama-sama lolos ke semifinal sebagai runner-up grup masing-masing. Keduanya juga sama-sama kalah dari juara grup yaitu Thailand (Grup B) serta Vietnam (Grup A).

Tim Merah Putih harus menelan kekalahan lewat gol tunggal Thailand yang dicetak Weerathep Pomphan di babak pertama waktu tambahan. Sama halnya dengan Malaysia yang tersingkir usai Nguyen Tien Linh mampu merobek gawang Malaysia di paruh kedua waktu tambahan.

Mengimbangi Permainan Thailand

Meski berhadapan dengan tim sekaliber Thailand, Indonesia sebenarnya mampu mengimbangi permainan Jonathan Khemdee dan rekan-rekannya, terutama di babak pertama. Garuda Muda tampil menyerang lewat permainan bola-bola panjang yang dialirkan ke sisi sayap.

Indonesia bahkan unggul percobaan tembakan sebanyak 13 kali berbanding 11 secara keseluruhan. Garuda Muda juga mencatatkan delapan tendangan tepat sasaran, sementara Thailand menciptakan tiga tendangan tepat sasaran. Pada akhirnya, penyelesaian akhir menjadi kunci.

Selain itu, kesalahan individu ikut berperan. Thailand mampu memecahkan kebuntuan pada menit ke-95 waktu tambahan pertama. Berawal dari Worachit Kanitsribumphen yang memanfaatkan kesalahan Marc Klok, lalu memberikan bola kepada Patrik Gustavsson. Gustavsson pun menggiring bola dari garis kedua hingga kotak penalti Indonesia.

Tanpa disadari, Davis menyambut Gustavsson dari kanan dan melakukan sentuhan sebelum memberikannya kepada Weerathep. Alfeandra Dewangga dan Klok tak bisa menggapai aliran bola, sehingga Weerathep leluasa mencetak gol.

Indonesia Kehilangan Pemain

Pelatih Shin tampaknya harus berpikir keras merancang komposisi pemain di tengah krisis pemain. Pada laga vs Thailand, Ricky Kambuaya, Rachmat Irianto, dan Firza Andika diusir dari lapangan setelah menerima kartu merah dari wasit. Maka ketiganya dipastikan tidak dapat memperkuat Indonesia pada perebutan perunggu kontra Malaysia.

Kambuaya selalu diturunkan sejak menit awal di lima pertandingan SEA Games 2021. Pemain asal Persib Bandung itu menjadi andalan Shin di lini tengah Indonesia. Jika ia tak bertanding, besar kemungkinan motor serangan Garuda Muda akan melemah.

Kambuaya bertugas untuk menjembatani lini tengah ke lini serang. Ia unggul memanfaatkan ruang untuk mendapat bola, kemudian memberikan bola kepada penyerang di depan. Sejauh ini, Kambuaya mencatatkan satu asis.

Soal urusan bertahan, Kambuaya menjadi pemain urutan ketiga dengan catatan tekel terbanyak selama SEA Games 2021 seperti dikutip statistik Lapangbola.

Belum lagi Irianto yang harus absen, punya ketangguhan dalam bertahan. Meski ditempatkan sebagai fullback kanan melawan Thailand, Irianto cukup mampu meredam serangan Gajah Perang walaupun sesekali kerepotan.

Selain Kambuaya, Irianto, dan Firza, Indonesia berpotensi kehilangan Egy serta Syahrian Abimanyu. Egy terkapar di lapangan karena selalu mendapat perlakuan keras dari pemain Thailand. Sedangkan, Abimanyu dikabarkan menderita cedera dalam sesi latihan pada Sabtu (21/5) sore waktu Vietnam.

Satu-satunya kabar baik mungkin adalah Asnawi Mangkualam dipastikan bisa kembali mengisi posisi bek kanan Garuda Muda. Ia telah menjalani hukuman akumulasi kartu kuning ketika melawan Thailand.

Kekuatan dan Kelemahan Malaysia

Berdasarkan lima pertandingan yang dilakoni Malaysia, pemanfaatan pemain sayap menjadi kunci permainan. Terlihat dalam gol Macan Malaya yang bersarang ke gawang Thailand, Laos, Singapura, hingga Kamboja.

Di sisi sayap kiri dan kanan Malaysia yang dihuni Mukhairi Ajmal dan Luqman Hakim kerap memberikan perlawanan terhadap lini pertahanan lawan. Keduanya selalu punya opsi untuk memberikan umpan silang ataupun menusuk kotak penalti.

Pada proses gol pertama atas Thailand, Ajmal memanfaatkan lebar lapangan setelah menyambut operan kunci dari Nik Akif. Ajmal menggiring bola dan melewati satu pemain Thailand. Ia pun melepaskan umpan silang dan diselesaikan dengan baik oleh striker Danial Asri.

Sementara itu, gol kedua juga lahir lewat pemanfaatan sisi lapangan. Berawal dari Quentin Cheng yang melepaskan bola jauh ke depan. Bola sempat dibuang ke tengah oleh bek Thailand. Namun seketika bola hilang dari jangkauan Thailand dan dimanfaatkan oleh Syafik Ismail dari sisi kanan. Syafik menggiring bola sepanjang sisi kiri pertahanan Thailand untuk kemudian melepaskan umpan silang yang diakhiri oleh Azfar Fikri.

Kala berjumpa Laos, opsi umpan silang masih diterapkan. Dua dari tiga gol Malaysia berawal dari umpan silang yang kemudian dicetak Luqman. Begitu juga satu dari dua gol ke gawang Singapura lewat pemanfaatan tendangan penjuru. Azfar menyambut umpan dengan tandukan yang merobek gawang Singapura.

Akan tetapi, selama turnamen SEA Games 2021, Malaysia selalu kebobolan di setiap pertandingan. Terhitung, sudah tujuh gol yang bersarang ke gawang Azri Ghani. Masing-masing satu gol dari Thailand, Laos, dan Vietnam, sedangkan masing-masing dua gol dari Singapura dan Kamboja.

Thailand sukses membuka keunggulan lewat Patrik Gustavsson. Berawal dari Davis yang melebar ke sisi kanan lalu memberikan bola pendek kepada Jakkit Palapon. Jakkit sempat mengecoh pemain belakang Malaysia sebelum memberikan bola kepada Gustavsson. Alih-alih memotong bola, dua pemain Malaysia Harith Haiqal dan Zikri Khalili justru hanya membayangi pergerakan Gustavvson sehingga gol pun tercipta.

Sementara gol Singapura ke gawang Malaysia disebabkan oleh ruang kosong di tengah lapangan yang cukup besar. Terhitung tujuh pemain Malaysia berkumpul di sekitar kotak penalti sendiri. Dengan begitu, tembakan Nur Muhammad Shah menjebol gawang Malaysia dari luar kotak penalti.

Selain itu, Kamboja juga mampu memanfaatkan kegagalan penerapan garis pertahanan tinggi Malaysia. Ketika itu, Sa Ty menyambut umpan lambung dari tengah. Namun Ubaidullah Shamsul yang berada dekat dengan Sa Ty berada terlalu depan dan kesulitan membalikkan badan untuk kemudian berlari mengejar bola.

Selain bobol lewat permainan terbuka, Malaysia juga kebobolan lewat set-piece ketika melawan Singapura dan Vietnam. Dua gol tersebut disebabkan oleh kesalahan yang sama, yaitu barisan pertahanan Malaysia terlalu fokus terhadap bola dan abai terhadap pergerakan pemain lawan.

Padahal, dalam setiap pertandingan, pelatih Brad Maloney selalu menurunkan lima bek untuk mengisi lini belakang Malaysia. Alih-alih merasa aman, Malaysia menjadi salah satu tim yang selalu kebobolan di setiap pertandingan.

Komentar