One Goal One Ball: Dari Virtual untuk Sepakbola Tanah Air

Berita

by Ifsani Ehsan Fachrezi

Ifsani Ehsan Fachrezi

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

One Goal One Ball: Dari Virtual untuk Sepakbola Tanah Air

FIFA Mobile Community Exhibition kembali digelar setelah Seri Pertama berlangsung di kota Semarang pada Februari 2022 lalu. Seri kedua FIFA Mobile Community Exhibition digelar di kota Surabaya, Sabtu 26 Maret 2022. Bertempat di Satu Atap Co-Working Space, ajang eksibisi ini mempertemukan 16 pemain terbaik #FIFAMobileIndonesia yang lolos tahap kualifikasi secara daring. Babak 16 besar dilangsungkan di satu tempat untuk bertarung secara langsung dengan sistem gugur.

Jawara FIFA Mobile Community Exhibition Series 2 - Surabaya

Glen Adam Rivansyah, yang akrab disapa Ivan, keluar sebagai juara pertama dalam eksibisi kali ini. Eksibisi FIFA Mobile seri ini menjadi ajang pertama Ivan dalam mengikuti skena kompetitif sebuah game.

Yang lebih menarik, Ivan baru pertama kali mencicipi FIFA Mobile di bulan Februari. Berawal dari grup komunitas FIFA Mobile di Facebook, Ia mengetahui informasi mengenai eksibisi ini.

Ivan memutuskan ikut dan menjalani kualifikasi bersama 99 peserta lainnya. Lawan terkuat nyatanya bukan di final, melainkan ketika tahap kualifikasi. “Saya hampir kalah di kualifikasi sama pemain yang peringkatnya di bawah saya,” ujarnya.

Bola untuk sepakbola tanah air

Eksibisi ini tidak hanya soal bersaing dan berkompetisi antar pemain, namun memiliki gerakan nyata untuk perkembangan sepakbola Indonesia. One Goal One Ball merupakan gerakan sosial berupa satu gol yang tercipta akan menghasilkan satu bola yang siap didonasikan untuk kepentingan perkembangan sepakbola akar rumput, seperti Sekolah Sepakbola hingga komunitas pecinta sepakbola.

Hingga eksibisi selesai, total 98 gol yang disarangkan oleh semua pemain. Itu artinya, 98 bola siap didonasikan kepada Panti Asuhan Bonek dan pengelola liga Persebaya sebagai penerima donasi bola dari gerakan One Goal One Ball.

Eko, selaku Ketua Yayasan Bonek mengaku terbantu dengan adanya gerakan One Goal One Ball ini, sebab bola ini akan kembali disalurkan kepada Sekolah Sepakbola dan kepada kampung sekitar yang hobi dalam berkegiatan sepakbola.

“Kebetulan anak asuh kami suka sepakbola hingga suatu ketika ikut Persebaya junior dan beberapa ikut di salah satu SSB. Kami bisa memberikan fasilitas bola di SSB yang dia ikuti. Kita juga menyalurkan kepada anak-anak kampung yang suka sepakbola,” ujar Eko dalam wawancaranya bersama Pandit Football, Senin (28/3).

Menurut Eko, gerakan One Goal One Ball ini sangat berguna bagi generasi muda yang senang akan sepakbola. “Bermanfaat sekali, jadi anak-anak pemuda yang ada di kampung dan anak-anak di Panti Asuhan ini bisa bermain bola. Terus juga bagi SSB yang diikuti oleh anak-anak Panti di sini dan sangat berguna sekali bagi generasi muda.” tuturnya.

Begitu pula dengan pengelolaan liga Persebaya, gerakan One Goal One Ball ini tentu berguna bagi fasilitas penunjang bagi klub yang berkompetisi di liga Persebaya. Bola yang diterima oleh pihak pengelola liga akan kemudian disalurkan kepada klub peserta liga Persebaya.

Pecinta sepakbola tanah air, Putra, memandang gerakan ini cukup menarik karena meskipun permainan sepakbola ini dimainkan secara virtual, namun ada manfaat yang terasa hingga sepakbola nyata dan untuk kepentingan perkembangan sepakbola usia dini.

“Saya rasa, langkah dan konsep berani ini menarik juga sih. Gerakan ini serius untuk mengembalikan bola ke komunitas. Meskipun mainnya di dunia maya, tapi tetap ada concern ke sepakbola usia dini,” ujar Putra.

Putra berharap gerakan ini semakin eksis di kota-kota lain, bahkan yang skalanya yang lebih kecil. “Kalau semangat ini dibawa ke kota lain, harapannya penetrasi penyaluran bolanya tepat sasaran, setidaknya pesan untuk bermain bolanya itu terus ada. Dan di satu sisi meskipun virtual, tapi juga punya pengaruh besar terhadap perkembangan sepakbola di tanah air.” Tutupnya.

Komentar