Persaingan Ketat di Tepi Jurang Degradasi

Analisis

by Ifsani Ehsan Fachrezi

Ifsani Ehsan Fachrezi

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Persaingan Ketat di Tepi Jurang Degradasi

Jalannya pekan ke-26 Liga 1 menjadi semakin menarik ketika papan atas dan bawah saling sikut menyikut. Arema FC dan Bali United yang semakin sengit dalam perebutan posisi pertama, hingga empat klub zona degradasi, Persiraja Banda Aceh, Persela Lamongan, Persipura Jayapura, dan Barito Putera, saling tarik menarik ke jurang degradasi.

Tiga laga menarik tersaji dalam pekan ke-26 yang mempertemukan antara Persib Bandung vs Persipura, Persela vs Barito, dan Persebaya Surabaya vs Persiraja. Bagi empat tim zona degradasi, tiga poin sangat berharga untuk bisa terus bertahan di liga teratas Indonesia. Persib maupun Persebaya membutuhkan tiga poin untuk terus bersaing memperebutkan gelar juara.

Ulasan tiga laga klub penghuni zona degradasi

Saling sikut antar tim degradasi terjadi pada laga Persela melawan Barito. Keduanya sama-sama menghuni zona degradasi dan saling berhimpitan. Barito hanya butuh satu kemenangan untuk menarik Persipura ke zona degradasi dan beranjak masuk ke zona aman. Sedangkan Persela, meskipun menang akan tetap terpaku di posisi 17.

Barito unggul 2-4 atas Persela, sehingga memastikan dirinya aman dari zona degradasi untuk sementara. Kekalahan atas Barito membuat Persela terpaksa melanjutkan tren negatifnya setelah puasa kemenangan selama 17 laga. Di sisi lain, Barito melanjutkan tren positif dengan hasil kemenangan di tiga laga beruntun.

Di hari yang sama, pertandingan Persipura melawan Persib menjadi harapan keduanya mengemas poin penuh. Kemenangan Persipura mengokohkan diri berada di zona aman. Sedangkan kemenangan Persib akan sangat berharga untuk terus berada di dalam persaingan kandidat juara.

Hasil akhir 0-3 pada akhirnya jatuh ke tangan Persib dan membuatnya terus menempel ketat Bali United yang berjarak satu poin. Persipura kembali jatuh ke zona degradasi setelah beberapa pekan nangkring di zona aman liga.

Di keesokan harinya, tepatnya Sabtu 19 Februari menjadi hari bagi laga yang menarik pula antara Persiraja melawan Persebaya. Perlu diketahui jika Persiraja termasuk tim yang paling betah menghuni posisi juru kunci liga hingga pekan ke-26. Sedangkan Persebaya sedang tersandung ketika berusaha bersaing dengan lima tim di papan atas dengan puasa kemenangan selama empat laga.

Kebuntuan Persebaya pada akhirnya pecah di menit ke-62 setelah wasit menunjuk titik putih. Bruno sukses mengeksekusi penalti dan membuat Persebaya unggul 0-1 atas Persiraja. Skor 0-1 awet hingga peluit akhir sebagai penanda kemenangan pertama Persebaya setelah empat laga puasa kemenangan. Sedangkan Persiraja semakin terbenam di zona degradasi hingga pekan ke-26.

Racikan pelatih baru dan perbaikan besar-besaran tim

Persaingan papan bawah ternyata tidak kalah menarik dari persaingan papan atas. Empat tim yang perlu disoroti dalam persaingan tersebut. Seperti keempatnya masing-masing sudah melakukan pergantian pelatih, hingga merombak kedalaman pemainnya.

Persiraja menjadi salah satu klub yang paling kentara dalam merombak pemainnya. Sebanyak 11 pemain keluar dan digantikan 13 pemain baru. Dua pemain asing masing-masing keluar dan masuk untuk mengisi kekosongan slot asing. Namun bongkar pasang pemain yang dilakukan Persiraja belum menemukan komposisi yang pas untuk membantu beranjak dari dasar klasemen.

Pergantian pelatih di kubu Persela nampaknya hingga kini belum mendapatkan hasil yang manis. Jafri Sastra sebagai pengganti Iwan Setiawan, belum memberi kemenangan hingga pekan ke-26. Dari tujuh kali pertandingan, Jafri mengemas tiga kali imbang dan empat kali kalah.

Sedangkan di kubu Persipura, kedatangan pelatih anyar yaitu Alfredo Vera membawa angin segar bagi para pendukungnya. Hal tersebut karena para pendukung merasa tidak puas dengan kinerja Persipura di bawah asuhan Jacksen F Tiago yang membawanya ke zona degradasi. Kedatangan Alfredo menjadi harapan baru Persipura karena pernah membawa Persipura menjuarai kompetisi Indonesia Soccer Championship 2016.

Di bawah kepelatihannya, Persipura sedikit demi sedikit merayap masuk ke zona aman. Di laga pertamanya, Persipura berhasil memenangkan pertandingan kontra Persikabo 1973. Disusul pasca kekalahan melawan pemuncak klasemen, Bhayangkara FC, Persipura bertahan tanpa kekalahan selama lima pertandingan. Dua kekalahan beruntun di pertandingan terakhir membuat jalan Persipura kembali tersandung ke zona degradasi di pekan ke-26.

Catatan Alfredo bisa dibilang tidak terlalu buruk dalam menangani tim yang sedang dilanda ketidakstabilan di papan bawah. Dari 13 pertandingan, Persipura mengemas empat kali menang, lima kali imbang, dan empat kali kalah.

Terperosoknya Persipura tampaknya tidak luput dari penampilan baik dari Barito. Kesebelasan berjuluk Laskar Antasari ini mengemas tiga kemenangan beruntun yang membawanya kembali ke zona aman. Barito tampil penuh harapan baru bersama Rahmad Darmawan. Sebelumnya, Djajang Nurjaman gagal membawa kembali Barito ke penampilan terbaiknya.

Di Bawah kepelatihan Rahmad nampaknya belum sesempurna ketika menunggangi kesebelasan sebelumnya, Rans Cilegon. Pertandingan perdana menelan kekalah, hingga lima pertandingan selanjutnya Barito mengalami puasa kemenangan. Di enam laga awal, Barito di bawah Rahmad mengemas lima kali kalah dan satu kali imbang.

Penampilan Barito mulai panas ketika berhasil membukukan kemenangan atas PSIS Semarang. Dua laga seterusnya, Barito membawa pulang tiga poin dan memastikan dirinya aman dari zona degradasi.

Persaingan dua tim di tepi jurang degradasi

Dari keempat klub tersebut, sorotan semakin mengerucut kepada dua klub, yakni Persipura dan Barito. Keduanya bersaing sangat sengit dalam perebutan zona aman. Persipura hanya terpaut selisih tiga poin dari Barito. Itupun Persipura memiliki tabungan satu kali pertandingan akibat laga tunda.

Setidaknya hingga seri ke-4 berakhir, tim yang kemungkinan akan tetap bertengger di zona aman yakni Barito. Jika dilihat dari dua pertandingan terakhir, Barito akan menghadapi juru kunci, Persiraja yang masih berkutat dengan kekalahan. Ujian berat akan Barito hadapi ketika melawan Persija Jakarta yang sedang dalam euforia kemenangan atas Persik Kediri.

Sedangkan Persipura akan menghadapi dua tim papan atas, yakni Bali United dan Borneo FC. Bali United termasuk tim yang haus akan poin untuk mengamankan posisi puncak, dan Borneo Fc yang ingin mempertahankan posisinya dari bayang-bayang Persija Jakarta.

Komentar