Victor Osimhen: Mencoba Bangkit di Musim yang Sulit

Analisis

by Redaksi 7

Redaksi 7

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Victor Osimhen: Mencoba Bangkit di Musim yang Sulit

Kedatangan Victor Osimhen pada awal 2020/21 memecahkan rekor transfer Napoli. Partenopei dilaporkan menggelontorkan dana sekitar 70 juta euro untuk menggaet penyerang Nigeria tersebut. Osimhen diharapkan mengikuti jejak Gonzalo Higuain dan Edinson Cavani sebagai no. 9 prolifik di Naples.

Sang pemain pun menunjukkan kesan awal yang menjanjikan. Ia mencetak dua hat-trick saat Napoli menjalani serangkaian uji coba pra-musim.

Di Serie A, Osimhen mencetak gol perdana ketika timnya membungkam Atalanta 4-1. Dari enam pertandingan awal, eks LOSC Lille ini mengemas dua gol dan satu asis untuk skuad asuhan Gennaro Gattuso.

Akan tetapi, adaptasi Osimhen di klub barunya terhambat sejak November. Pemain kelahiran Lagos, ibukota Nigeria ini menderita cedera bahu ketika membela negaranya. Cedera ini membuat Osimhen absen selama dua bulan dan melewatkan 14 pertandingan.

Pada Januari 2021, sang pemain pun terinfeksi korona sekaligus tersandung perkara indisipliner. Ia kedapatan melanggar protokol COVID-19 saat merayakan ulang tahun. Meskipun Osimhen mengaku tak tahu-menahu soal rencana pesta ulang tahunnya, Napoli menghukumnya dengan denda.

Saat meghadapi Atalanta, 21 Februari lalu, Osimhen menderita cedera kepala yang membuatnya harus dilarikan ke rumah sakit. Cedera itu membuatnya menepi selama 11 hari dan melewatkan tiga pertandingan, termasuk leg kedua 32 Besar Europa League lawan Granada.

Total, Osimhen menghabiskan 94 hari atau tiga bulan menjalani pemulihan. Ia melewatkan 23 pertandingan karena cedera di musim debutnya. Di Serie A 2020/21, Osimhen baru memainkan 16 pertandingan, sembilan sebagai starter, dengan total menit bermain 1.002 menit.

Usai menderita cedera, Osimhen pun mencoba bangkit demi Napoli. Secara bertahap, ia diturunkan dari bangku cadangan ketika menghadapi Bologna, AC Milan, dan AS Roma pada Maret lalu. Ia berhasil mencetak satu gol dari tiga laga tersebut.

Osimhen kemudian dipanggil Gernot Rohr untuk memperkuat Nigeria di kualifikasi Piala Afrika. Pemain berusia 22 tahun ini mencetak satu gol ketika Super Eagles membungkam Lesotho, 30 Maret 2021.

Osimhen telah selesai menjalani masa pemulihan dan mulai menampilkan performa terbaiknya. Sepulangnya dia dari jeda internasional, Osimhen tampil impresif untuk Napoli. Ia mencetak dua gol dan satu asis dalam tiga pertandingan terkini Partenopei.

Napoli sendiri butuh penampilan apik sang striker untuk lolos ke zona Liga Champions. Kini, dengan delapan giornata tersisa, anak asuh Gattuso masih terpaut dua poin dari Atalanta di peringkat empat. Klub ini pun masih harus menghadapi lawan-lawan berat di sisa musim, di antaranya Inter Milan, Lazio, juga Fiorentina dan Torino yang sedang berupaya menjauhi zona degradasi.

Gattuso menginginkan sang pemain untuk mengisi pos ujung tombak. Eks gelandang AC Milan itu cenderung mengandalkan sistem 4-2-3-1 pada musim ini. Osimhen diproyeksikan menjadi penyerang tengah yang memimpin lini serang Napoli.

“Dia [Gattuso] mendukung saya dan mendorong saya dengan maksimal, mencoba mengeluarkan kemampuan terbaik saya. Saya ingin membalasnya untuk kepercayaan yang telah dia tunjukkan,” kata Osimhen kepada Brila.

Seorang Penyerang Kuat yang Efisien

Di jendela transfer musim panas lalu, Victor Osimhen adalah salah satu nama yang diperebutkan klub-klub besar. Chelsea dan Manchester United dilaporkan turut mengincarnya.

“Gattuso dan Giuntoli [direktur olahraga Napoli] menginginkan dia [Osimhen]. Mereka meyakinkan saya untuk membuat investasi 70 juta euro plus bonus senilai 10 juta. Jika kita juga mempertimbangkan gaji, transfer ini melampaui 100 juta [euro],” kata Presiden Napoli, Aurelio De Laurentiis dikutip ESPN.

Komitmen sebesar itu tentu tak akan dibuat Napoli untuk pemain sembarangan. Musim lalu, Osimhen membuktikan bahwa dirinya adalah talenta besar yang sudah nyetel dengan sepakbola Eropa. Ia mencetak 18 gol dari 38 pertandingan Lille sebelum musim dihentikan karena pandemi.

Sebelum menjajal Liga Perancis, Osimhen tampil apik bersama Sporting Charleroi yang berlaga di Liga Pro Belgia. Ia mencetak 20 gol dari 36 penampilan membela klub Belgia tersebut.

Charleroi dan Lille adalah titik balik Osimhen setelah kesulitan di VfL Wolfsburg. Di Jerman, ia gagal menampilkan kemampuan terbaik selama dua musim.

Bakat Osimhen sendiri telah dipantau secara luas sebelum ia pergi ke Eropa. Lulusan Ultimate Strikers Academy ini tampil memukau saat memperkuat Nigeria di Piala Dunia U-17 2015. Ia berkontribusi membawa Super Eagles muda menjuarai kompetisi tersebut. Osimhen pun menjadi top skor dengan 10 gol, memecahkan rekor gol terbanyak dalam satu edisi Piala Dunia U-17.

Osimhen memiliki atribut-atribut yang dibutuhkan untuk menjadi striker komplet mumpuni. Ia memiliki fisik kuat dan reliabel dalam duel. Seiring pengalaman, ia juga mengembangkan teknik retensi bola yang membuatnya sulit direbut.

Selain itu, ia juga mampu berlari cepat. Kemampuan ini membuatnya cocok menjadi sosok yang menempel pemain belakang terakhir. Osimhen cenderung menempel garis pertahanan dan berupaya mematahkan jebakan offside.

Osimhen dapat menjadi outlet serangan balik yang mumpuni. Hal ini ditunjukkannya ketika Napoli membungkam Bologna, 7 Maret lalu. Dalam laga itu, Osimhen mencetak gol kedua Partenopei via serangan balik. Ia memosisikan diri di depan garis pertahanan Bologna. Saat Napoli merebut bola, Piotr Zielinski mengirim umpan terobosan ke ruang kosong. Osimhen mengalahkan bek lawan dalam adu lari. Ia kemudian mengirim tembakan melambung dengan kaki kanan. Tembakannya tak terlalu deras, tetapi terarah dan bersarang di tiang jauh.

Gaya penyelesaian itu identik dengannya sejak membela Charleroi dan Lille. Osimhen berupaya menaklukkan kiper dengan akurasi, bukan kekuatan.

Pemain yang mengidolakan Didier Drogba ini adalah predator kotak penalti. Empat dari lima golnya di Serie A 2020/21 dicetak dari dalam kotak 16 pas.

Di Napoli, Osimhen cenderung bermain seperti poacher. Ia memang berpotensi menjadi striker yang berpengaruh menjembatani permainan, seperti Olivier Giroud atau Romelu Lukaku. Namun, kemampuan operan yang kurang baik dan visi yang belum matang membuatnya tak bisa melakukannya.

Osimhen jarang terlibat dalam bangun serang Napoli. Rata-rata, ia hanya membuat 15,1 umpan per pertandingan, terendah di skuad Napoli. Kiper Alex Meret dan David Ospina bahkan memiliki rata-rata umpan lebih tinggi. Osimhen pun hanya mencatatkan akurasi operan 69%.

Rata-rata operan yang dikirim ke arahnya juga hanya 21 per pertandingan, terendah kedua di skuad Partenopei. Itu pun hanya 46,9% yang sukses diterima.

Akan tetapi, bukan berarti peran Osimhen sepenuhnya absen dari serangan Napoli — selain menjadi pencetak gol, tentu saja. Meskipun mencatatkan frekuensi umpan yang rendah, Osimhen tetap berupaya melayani rekan-rekannya jika ruang tembak tertutup. Ia rata-rata mengirim 1,26 umpan kunci per pertandingan. Sejauh ini, dua asis telah dibuatnya di Serie A.

Pergerakannya juga sering membuka ruang bagi penyerang-penyerang eksplosif macam Dries Mertens, Lorenzo Insigne, serta Hirving Lozano. Jika meninjau heatmap Osimhen, terlihat bahwa sang pemain sering turun serta bergerak ke kedua sayap.

Selain itu, Osimhen memiliki etos kerja yang disukai Gattuso. Sebagaimana kebanyakan striker modern, ia dituntut aktif membantu pressing lini pertama. Osimhen rajin melakukan pressing. Ia mau bekerja keras mem-pressing bek lawan, rata-rata melakukan 10,2 press di sepertiga akhir per pertandingan.

Osimhen sendiri menunjukkan bakat menjadi target man. Kemampuan retensi bola membuatnya sanggup menahan tekanan bek lawan dan menunggu rekan-rekannya untuk memosisikan diri. Dengan tinggi 186cm, sang pemain juga dapat menjadi outlet umpan lambung yang berbahaya.

Kemampuan operan dan visi bermain adalah dua hal yang wajib dikembangkan Osimhen untuk menjadi pemain kunci Napoli. Dua aspek tersebut akan melengkapi ketenangan penyelesaian dan pergerakan tanpa bolanya yang cukup baik.

Pandit Sky Sports Italia, Alessandro Bonan menyebut bahwa Osimhen bisa menjadi “Lukaku bagi Napoli”. “Mereka adalah dua striker ‘universal’. Dalam diri mereka, Anda memiliki kekuatan fisik, kemampuan lari, interpretasi [ruang], juga kemampuan teknis. Menurut saya, Osimhen dapat menjadi Lukaku-nya Napoli,” kata Bonan.

Lukaku, tak diragukan lagi, merupakan striker terbaik Serie A musim ini. Ia berperan krusial dalam permainan Inter Milan yang hampir pasti meraih Scudetto. Lukaku adalah pemain dengan keterlibatan gol secara langsung tertinggi (30) di Serie A 2020/21, mencetak 21 gol dan sembilan asis.

Osimhen tentu masih jauh dari level Lukaku. Namun, ia memiliki bakat dan potensi ke arah sana. Sang striker jelas harus bekerja keras mengembangkan permainannya.

Di musim debut yang terganggu cedera, Osimhen urung memberi impak signifikan. Di tengah upaya Napoli mengejar empat besar, sang pemain masih memiliki delapan giornata untuk menunjukkan kapasitasnya, sekaligus menebus kesempatan yang terlewat karena cedera.

Komentar