Lazio vs Bayern Muenchen: Duel 2 Penyerang Bersepatu Emas

Analisis

by Redaksi 7

Redaksi 7

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Lazio vs Bayern Muenchen: Duel 2 Penyerang Bersepatu Emas

Pada 9 Desember 2020, publik Stadio Olimpico menghadapi pertandingan menegangkan. Nasib Lazio di fase gugur Liga Champions ditentukan dalam laga terakhir lawan kampiun Liga Belgia, Club Brugge. Biancocelesti sempat bernapas lega usai babak pertama, mereka unggul 2-1 berkat gol Joaquin Correa dan penalti Ciro Immobile. Kartu merah yang diterima gelandang Eduard Sobol pun semakin melapangkan jalan Lazio.

Namun, Hans Vanaken sukses mencetak gol penyama kedudukan pada babak kedua. Pertandingan berubah menegangkan bagi Laziale. Jika Club Brugge mencetak satu gol lagi, Lazio akan turun ke peringkat tiga dan harus puas masuk Europa League. Untungnya, gawang Pepe Reina tak kebobolan lagi hingga laga berakhir. Skor 2-2 bertahan dan Lazio melaju ke fase gugur menemani Borussia Dortmund.

Lolos ke 16 Besar Liga Champions adalah prestasi membanggakan bagi anak asuh Simone Inzaghi. Sepanjang sejarahnya, rival abadi AS Roma ini baru dua kali masuk fase gugur Liga Champions. Lazio terakhir mencapai babak ini pada 2000 atau sekitar 20 tahun lalu.

Lazio pun tak boleh larut terlalu lama dalam perayaan mencapai 16 Besar. Juara bertahan Liga Champions, Bayern Muenchen sudah menunggu. Skuad besutan Hansi Flick memecahkan banyak rekor pada 2019/20 dengan menyabet semua trofi kompetisi yang diikuti. Di atas kertas, menghadapi Bayern, kiprah Lazio di fase gugur diprediksi hanya akan sampai di sini.

Akan tetapi, anak asuh Inzaghi pastinya ingin memberi perlawanan sengit terhadap raksasa Jerman tersebut. Le Aquile akan mencoba mengulangi kesuksesan di fase grup saat membungkam Dortmund di Olimpico. Pemain kunci Lazio, Ciro Immobile dengan nada menghormati sang juara bertahan, menyebut timnya akan mengupayakan yang terbaik dalam dua leg mendatang.

“Akan sulit bagi kami untuk menahan serangan mereka, maka kami akan berusaha memberi mereka masalah dengan memanfaatkan titik lemah mereka. Sudah jelas bahwa kami tidak mempunyai kesempatan sebesar pertandingan-pertandingan lalu, jadi (di pertandingan kandang) kami harus fokus untuk mencari keunggulan,” kata Immobile dilansir UEFA.com.

Di kubu tuan rumah, Immobile adalah salah satu tumpuan Inzaghi untuk meraih hasil maksimal. Penyerang berusia 31 tahun itu berperan vital dalam kampanye mengejutkan Lazio musim lalu. Immobile mengemas 36 gol di Serie A dan mengantar timnya mencicipi perebutan gelar juara sebelum akhirnya finis di peringkat empat. Torehan 36 gol itu membuat Immobile menjadi pencetak gol terbanyak dalam satu musim Liga Italia, menyamai Gonzalo Higuain (2015/16) dan Gino Rossetti (1928/29).

Pencapaian pada 2019/20 pun membuat Immobile menyabet gelar Sepatu Emas Eropa. Penghargaan yang dianugerahkan oleh European Sports Media ini diberikan kepada striker paling prolifik di liga domestik. Musim lalu, torehan gol Immobile melampaui mesin gol Bayern, Robert Lewandowski.

Kendati berperan signifikan dalam kesuksesan Bayern sepanjang 2019/20, Lewandowski kembali gagal meraih Sepatu Emas. Sebelumnya, pada 2016-2019, penyerang asal Polandia itu kalah dari Lionel Messi, meski mencetak banyak gol di Bundesliga.

Pada 2019/20, 55 gol Lewandowski di semua ajang mengantar Bayern menjuarai empat kompetisi. Skuad besutan Hansi Flick pun mengandalkan Lewandowski untuk meraih 42 kemenangan dari 48 pertandingan sepanjang 2020. Namun, toh, capaian eks striker Dortmund itu tak cukup untuk menggusur Immobile yang tampil lebih luar biasa di liga domestik. Sebagai gantinya, musim ini, Lewandowski memuncaki daftar kandidat peraih Sepatu Emas dengan 26 gol di Bundesliga.

Dini hari nanti, Rabu (24/2/2021), Immobile dan Lewandowski akan bertanding di Olimpico. Lewandowski punya kesempatan untuk membuktikan siapa yang paling tajam dalam satu pertandingan. “Dia adalah no. 9 terbaik sedunia saat ini,” puji Immobile untuk Lewandowski jelang laga ini digelar.

Kendati bermain di Olimpico, Bayern Muenchen tetaplah unggulan. Die Roten menempuh 17 laga Liga Champions tanpa terkalahkan. Mereka bahkan meraih 15 kemenangan beruntun sebelum ditahan imbang Atletico Madrid pada Desember lalu. Di tengah tren impresif ini, Lewandowski mencetak 29 gol dari 28 pertandingan.

Sementara itu, pada 2020/21, Lazio terlihat tak segarang musim lalu. Mereka masih kesulitan menembus empat besar dan berkutat di peringkat enam. Rata-rata xG Lazio, yang menunjukkan seberapa sering mereka mendapat peluang berbahaya, menurun dari 1,8 pada 2019/20 menjadi 1,41 pada musim ini.

Lazio masih punya kesempatan, meskipun sulit. Bayern pun belakangan ini gagal menampilkan permainan terbaik dan kehilangan lima poin dari dua pertandingan Bundesliga terakhir. Hasil imbang lawan Arminia Bielefeld dan kekalahan dari Eintrach Frankfurt membuat jarak die Roten dengan RB Leizpig tinggal dua poin.

Bayern pun masih belum diperkuat Thomas Mueller di Olimpico. Benjamin Pavard juga belum kunjung merumput sejak final Piala Dunia Antarklub. Selain itu, pertahanan Bayern begitu mudah terekspos dalam dua pertandingan terakhir dengan kebobolan lima gol. Jika Bayern tetap memperagakan level pertahanan yang sama, duet Immobile dan Joaquin Correa dapat memberi masalah serius ke Manuel Neuer.

Komentar