Prediksi Arsenal vs Chelsea: Meninjau Set Piece Berbahaya The Blues

Analisis

by Redaksi 7

Redaksi 7

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Prediksi Arsenal vs Chelsea: Meninjau Set Piece Berbahaya The Blues

Salah satu jadwal paling menarik di Premier League adalah partai akbar di Boxing Day. Natal tahun ini, Derbi London antara Arsenal vs Chelsea dijadwalkan dalam pekan ke-15, Minggu (27/12/2020) pukul 00.30 WIB. The Gunners bertindak sebagai tim tuan rumah di Stadion Emirates.

Arsenal dan Chelsea terakhir bertemu di Boxing Day pada 2001 silam. Waktu itu, Thierry Henry dan kawan-kawan membungkam The Blues dengan skor 2-1. Arsenal saat itu menjuarai Liga Inggris pada akhir musim sedangkan Chelsea finis di peringkat enam.

Akan tetapi, kini, situasinya berbalik. The Blues patut lebih difavoritkan dibanding Arsenal pada 2020/21. Meskipun sempat berganti-ganti manajer usai era Jose Mourinho, Chelsea relatif stabil di papan atas. Sedangkan Arsenal kesulitan bersaing setelah ditinggal Arsene Wenger.

Musim ini, Chelsea mengumpulkan 25 poin dan bercokol di peringkat lima. Mereka menunjukkan performa kontestan Liga Champions sejak awal. Sebaliknya, The Gunners hanya berjarak empat poin dari zona degradasi. Skuad besutan Mikel Arteta pun belum menang di Premier League sejak 1 November.

Link streaming pertandingan Premier League: Arsenal vs Chelsea

Semenjak mengalahkan Manchester United di Old Trafford, Pierre-Emerick Aubameyang dan kawan-kawan tak menang dalam tujuh pertandingan. Mereka kalah lima kali dari tujuh pertandingan itu.

Krisis performa Arsenal memang isu tersendiri yang harus dibereskan musim ini. Namun, krisis tersebut adalah faset dari dekadensi The Gunners beberapa tahun terakhir. Mereka tak pernah finis di posisi empat besar sejak 2016/17.

Arsenal pun hampir dilampaui Chelsea dalam hal total perolehan poin pada era Premier League. Kini The Blues hanya berjarak tiga poin saja dari Arsenal. Artinya, jika menang pada Minggu (27/12) nanti, Chelsea akan menyamai torehan 2.025 poin Arsenal yang dikumpulkan sejak 1992/93.

Klub asal London Utara tersebut tentu tak ingin disalip oleh sang rival. Selain itu, yang lebih penting, Arsenal wajib meraih momentum untuk bangkit dari tren mengecewakan. Laga derbi di kandang saat Boxing Day adalah waktu yang tepat untuk menciptakan momentum tersebut.

Misi Arteta jelas berat. Jika meninjau tren performa kedua tim, Chelsea jauh lebih unggul. Anak asuh Frank Lampard baru saja memetik kemenangan Derbi London atas West Ham United. Musim ini, Lampard pun mengembangkan senjata baru yang berpeluang menyakiti The Gunners: skema set piece.

Serangan bola mati N’Golo Kante dan kawan-kawan berkembang signifikan pada awal musim ini. Hingga pekan 14, Chelsea menjadi tim dengan jumlah gol set piece terbanyak di Premier League (8). Jumlah itu sama dengan Southampton dan Everton. Musim lalu, Chelsea hanya mencetak 11 gol set piece dari 38 pertandingan.

Skema bola mati Chelsea membuat Kurt Zouma dan Thiago Silva, dua orang bek tengah, tampil prolifik musim ini. Zouma telah mencetak empat gol, sedangkan Silva dua. Hanya Tammy Abraham yang mencetak gol Premier League lebih banyak dari Zouma di skuad Chelsea.

Dua pemain itu sering ditunjuk sebagai eksekutor utama umpan sepak pojok The Blues. Kemampuan bola atas dua bek tengah itu dipadukan dengan skema blok di kotak penalti. Biasanya, Chelsea menugaskan tiga sampai enam pemain untuk mengeblok pergerakan pemain lawan, sedangkan target set piece berdiri di luar kerumunan sebelum menusuk ke kotak enam-yard untuk mengeksekusi bola.

Hal ini terlihat dalam kemenangan 3-0 atas West Ham. Gol pertama yang dicetak Thiago Silva terjadi lewat cara tersebut. West Ham bertahan dari sepak pojok dengan menumpuk pemain di kotak penalti. Chelsea meresponsnya dengan menurunkan enam pemain sebagai pengeblok. Saat Mason Mount mengambil sepak pojok, enam pemain itu menghalangi gerak penggawa West Ham dan Silva menyundul bola di tengah kotak enam-yard. Lari Silva telat disadari pemain West Ham. Eks pemain Paris-Saint Germain itu pun menyundul bola tanpa halangan berarti.

Untuk skema ini, Mason Mount berhasil mengembangkan akurasi umpan sepak pojoknya. Gelandang andalan Chelsea itu telah membuat tiga asis langsung dari sepak pojok.

Selain skema di atas, Chelsea pun mengembangkan variasi sepak pojok yang lain. Saat menghadapi Newcastle United, November lalu, misalnya. Waktu itu, Chelsea mengarahkan sepak pojok langsung ke muka penalti untuk disambut dengan sepakan first-time. Para pemain The Blues di kotak penalti berfungsi sebagai umpan agar target set piece bisa mengeksekusi bola tanpa halangan.

Skema korner pendek Chelsea juga berbahaya. Dengan umpan pendek, The Blues berniat memancing lini belakang lawan agar naik meninggalkan kotak enam-yard. Chelsea pun dapat memanfaatkan Hakim Ziyech yang mampu melepaskan umpan diagonal berbahaya dalam skema ini. Namun, untuk menghadapi Arsenal, pemain asal Maroko itu berhalangan tampil karena cedera.

Respons Arsenal menghadapi situasi bola mati pun menarik disimak dalam laga ini. Jika mereka tampil teledor seperti ketika dibabat Manchester City di Piala Liga, Rabu (23/12) lalu, skema set piece Chelsea akan menghukum tuan rumah.

Dalam kekalahan 1-4 itu, Arsenal teledor menghadapi umpan silang. Pada gol pertama Gabriel Jesus, empat bek The Gunners diam di kotak enam-yard dan membiarkan penyerang Brasil itu menyundul bola. Ketika gol Aymeric Laporte, skuad Arsenal pun mudah terpancing korner pendek Man City.

Apabila keteledoran seperti demikian belum dibereskan, The Blues berpeluang besar meraup tiga poin di Emirates Stadium.

Arsenal dan Chelsea akan saling berhadapan di Emirates Stadium pada Minggu (27/12) pukul 00.30 WIB. Pertandingan tersebut, seluruh pertandingan Premier League 2020/21, serta tayangan ulang dan highlights pertandingannya, dapat Anda saksikan di Mola TV (klik di sini).

Komentar