Arsenal Perlu Tiru Performanya di Europa League

Analisis

by Redaksi 6

Redaksi 6

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Arsenal Perlu Tiru Performanya di Europa League

Arsenal menjalani babak baru periode buruk di Premier League sepeninggal Arsene Wenger. Dalam enam matchday terakhir, anak asuhan Mikel Arteta hanya menghasilkan dua poin (empat kalah, dua seri), kebobolan sembilan gol, dan baru mencetak dua gol.

Selain menempati posisi 15 klasemen, sejak diasuh Arteta pada akhir tahun 2019, The Gunners telah menerima tujuh kartu merah, terbanyak di antara 20 klub Premier League saat ini dari periode yang sama. Dari total kartu merah tersebut, tiga di antaranya dihasilkan dalam lima laga terakhir.

Gabriel Magalhaes merupakan pemain Arsenal terkini yang menerima kartu merah. Hanya 10 menit setelah Pierre-Emerick Aubameyang menyudahi puasa golnya untuk menyamakan kedudukan kontra Southampton, Gabriel diusir dari lapangan. Meski hasil imbang lebih baik dari kekalahan, Arteta perlu mengarahkan Arsenal ke jalur kemenangan secepat mungkin.

“Kami kembali ke babak kedua [vs Southampton] dengan sangat kuat, mencetak gol dan kemudian memiliki momentum terbaik. Lalu kami menembak kaki kami sendiri,” ujar Arteta usai laga melawan The Saints.

Gabriel dan Granit Xhaka masih akan menjalani larangan bermain saat timnya bertandang ke Goodison Park pada Minggu (20/12). Thomas Partey juga masih cedera. Bagaimana cara Arteta membawa Arsenal keluar dari krisis?

Link streaming pertandingan Premier League: Everton vs Arsenal

Butuh Performa Europa League

Kontras. Begitulah gambaran penampilan Arsenal di Premier League dan Europa League musim ini. Jika pasukan Mikel Arteta gagal menang di enam pekan terakhir di ajang liga, mereka justru selalu menang di ajang kontinental. 20 gol dicetak hanya dari enam laga babak grup, sementara baru 11 gol dibuat dari 13 pekan Premier League. Jumlah 20 gol tersebut merupakan terbanyak kedua setelah Bayer Leverkusen (21) dari 64 klub di fase grup Europa League.

Salah satu masalah utama Arteta di Premier League adalah terlalu percaya kepada para pemain senior, meskipun mereka bermain buruk. Contohya Willian. Pemain Brasil tersebut bisa dikatakan tidak terlalu memberikan dampak signifikan dalam serangan-serangan Arsenal. Willian telah bermain selama 799 menit di Premier League, tetapi hanya membuat satu tendangan tepat sasaran. Akurasi sepakan eks pemain Chelsea itu hanya di angka 13 persen, sementara akurasi tendangan Nicolas Pepe sebesar 43 persen.

Ekspektasi atas harga beli Nicolas Pepe sangat tinggi. Pepe memang baru mencetak satu gol di Premier League 2020/21 meski telah bermain sebanyak sembilan kali. Tetapi, Arteta mesti mempertimbangkannya untuk kembali ke skuad utama, menggantikan Willian Borges yang tampil angin-anginan.

Pepe impresif di Europa League. Dari enam laga babak grup, eks pemain Lille tersebut berkontribusi dalam enam gol (tiga asis & tiga gol) dari total 20 gol Arsenal. Meski dapat dikatakan lawan-lawan di Europa League lebih inferior, Arsenal sanggup mencetak 11 gol di 270 menit terakhir, sama seperti raihan gol mereka dari 13 pertandingan Premier League.

Selain Pepe, Arteta masih memiliki pemain penting lainnya di skuad Europa League yang jarang bermain di Premier League, Ainsley Maitland-Niles. Pemain serba bisa tersebut sempat diminati Wolverhampton Wanderers di bursa transfer musim panas, tetapi Arsenal memilih untuk tidak menjualnya. Meski demikian, Maitland-Niles baru bermain tiga kali sebagai starter di liga musim ini.

Seperti Pepe, pemain 23 tahun tersebut selalu tampil sebagai starter di Europa League kecuali pada pertandingan perdana. Memainkan Maitland-Niles sebagai wing back kanan merupakan alasan rasional mengingat performa Hector Bellerin yang compang-camping kala bertahan.

Selama 1049 menit bermain di Premier League, Bellerin kerap membuat pelanggaran yang tidak penting. Rata-rata dia membuat 1,2 pelanggaran per 90 menit. Sebagai pemain yang telah menorehkan 12 penampilan, catatan unsuccessful touch milik Bellerin (1,3 per pertandingan) hanya kalah dari Pierre-Emerick Aubameyang (1,4).

Bellerin juga sering menjadi target area serangan lawan. Dari total menit bermainnya, bek asal Spanyol tersebut rata-rata dilewati lawan sebanyak 1,1 per pertandingannya dan hanya membuat 1,3 intersep per 90 menit. Belum jika menengok catatan konyolnya dalam melakukan lemparan ke dalam.

Pilihan pengganti Bellerin lainnya adalah Cedric Soares. Sama seperti Maitland-Niles, Cedric tampil reguler di Europa League. Namun, eks fullback Southampton tersebut baru bermain selama lima menit di Premier League. Jika lebih realistis, Cedric memang lebih diunggulkan untuk mengganti Bellerin mengingat bek sayap bukan posisi natural Maitland-Niles.

“Arsenal merekrut Cedric Soares dari Southampton, apa gunanya? Arsenal butuh bek kanan yang lebih baik daripada Bellerin. Jika Anda mengira Bellerin hebat, coba bekerja samalah dengannya. Di mana Bellerin saat gol pertama terjadi? Dia berada di depan! Lakukan tugas Anda terlebih dahulu,” sebut eks kapten Arsenal, Tony Adams, menyoroti proses gol pertama Tottenham Hotspur saat menekuk Arsenal 2-0 pada pekan 11.

Terpenting, Arsenal wajib menularkan performa Europa League-nya di Premier League. Jadwal padat di bulan Desember mungkin akan menjadi keuntungan tersendiri untuk bangkit. Langkah pertama adalah dengan menekuk Everton di matchday 14 pada Minggu (20/12) mendatang. The Gunners sudah ditunggu Manchester City di perempat final EFL Cup tiga hari setelahnya, melawan Chelsea dua hari usai Natal, serta mengakhiri tahun 2020 dengan bertandang ke markas Brighton.

Arsenal akan bertandang ke markas Everton pada Minggu (20/12) pukul 00.30 WIB. Tayangan langsung pertandingan tersebut, semua pertandingan Premier League 2020/21, serta tayangan ulang dan highlights pertandingannya, dapat Anda saksikan di Mola TV (klik di sini).

Komentar