Man City vs Liverpool: Menyorot Lini Pertahanan The Reds

Analisis

by Redaksi 7

Redaksi 7

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Man City vs Liverpool: Menyorot Lini Pertahanan The Reds

Juara bertahan Liga Inggris, Liverpool, masih sama tajamnya dengan musim lalu. Lini serang The Reds tampil impresif, mencetak 17 gol dari tujuh pertandingan. Torehan gol anak asuh Juergen Klopp sama dengan Leicester City dan hanya diungguli Tottenham Hotspur.

Beda cerita dengan lini pertahanan. Gawang Liverpool yang musim lalu sulit ditembus kini kerap kebobolan. The Reds telah kemasukan 15 gol dari tujuh pertandingan saja. Hanya West Bromwich Albion, tim promosi yang belum meraih kemenangan, yang memiliki rekor pertahanan lebih buruk.

Perkembangan ini mengejutkan. Pada 2019/20, Alisson dan kawan-kawan hanya kebobolan 33 kali sepanjang musim, menjadi lini pertahanan terbaik di Premier League. Musim ini, dari tujuh pertandingan awal, The Reds sudah kebobolan hampir setengahnya. Sebagai catatan, Liverpool baru kebobolan 15 gol setelah menjalani 23 pertandingan musim lalu.

Pada Minggu (8/11/2020) pukul 23:30 WIB, lini pertahanan The Reds yang rawan akan menghadapi ujian berat di Stadion Etihad. Liverpool melakoni pertandingan pertama lawan kompetitor terkuatnya, Manchester City, dalam kondisi mengkhawatirkan.

Link streaming pertandingan Manchester City vs Liverpool

Rekor pertahanan jelas menghantui Klopp jelang laga ini. Di Etihad, Liverpool pernah dua kali kalah dengan skor mencolok, 5-0 (2017/18) dan 4-0 (2019-20). Di ajang liga, The Reds kalah tiga kali beruntun saat melawat ke Etihad. The Citizens pun berpeluang menorehkan kemenangan kandang keempat secara beruntun di Liga Inggris atas Liverpool, sesuatu yang tak kunjung mereka capai sejak 1937.

Solid di Liga Champions, Rentan di Premier League

Bagaimana lini pertahanan sebuah klub bisa tampil solid di satu kompetisi tapi compang-camping di kompetisi lainnya? Nyatanya, Liverpool mengalaminya musim ini. Di Liga Champions, The Reds belum pernah kebobolan dan memuncaki Grup D dengan sembilan poin dan agregat 8-0.

Padahal, anak asuh Klopp mengarungi Liga Champions tanpa bek terbaik mereka, Virgil van Dijk. Tanpa bek asal Belanda itu, Joe Gomez tampil solid bersama Fabinho atau Rhys Williams.

Ceritanya berbeda di Liga Inggris. Van Dijk bermain dalam empat pertandingan awal dan Liverpool kebobolan 11 kali. Kemudian, The Reds kebobolan empat dari tiga laga sejak Van Dijk cedera pada awal pertandingan Derbi Merseyside.

Di Liga Inggris, pemain Liverpool sering melakukan kesalahan individual yang berujung fatal. Pada partai perdana, kesalahan antisipasi Van Dijk membuat Patrick Bamford mendapat kesempatan mencetak gol. Leeds juga berhasil mengeksploitasi sisi kanan pertahanan The Reds dalam laga yang berakhir 4-3 itu.

Di partai kedua, lawan Chelsea di Stamford Bridge, Liverpool menorehkan nirbobol—satu-satunya di Liga Inggris sejauh ini. The Blues gagal memberi ancaman berarti usai Andreas Christensen dikartu merah di penghujung babak pertama.

Selanjutnya, saat menghadapi Arsenal, Liverpool kebobolan juga gara-gara kesalahan individual. Andrew Robertson tak berhasil menyapu bola dan justru mengarahkannya ke Alexandre Lacazette yang sukses membobol gawang Alisson.

Pada pekan keempat, Liverpool kalah secara memalukan dari Aston Villa. Blunder Adrian yang salah mengarahkan umpan ke Jack Grealish mengawali pembantaian. Dalam laga itu, Liverpool juga “kurang beruntung” karena kebobolan tiga gol hasil defleksi.

Dalam Derbi Merseyside, tak ada kesalahan individual yang menonjol. Namun, sebagaimana Leeds, Everton mampu mengeksploitasi sisi kanan pertahanan The Reds via Lucas Digne dan Richarlison. Kemampuan bola atas The Toffees pun menjadi pembeda, Michael Keane dan Dominic Calvert-Lewin mencetak gol dengan sundulan dan memaksakan skor imbang 2-2.

Ketika bersua Sheffield United, Liverpool kebobolan penalti akibat pelanggaran Fabinho. Sedangkan di laga terkini Premier League, lawan West Ham United, kesalahan individual kembali jadi biang kebobolan Liverpool. Joe Gomez menyapu bola dengan tak sempurna. Bola pun disambut Pablo Fornals dengan tembakan yang mengecoh Alisson.

Selain itu, kiper Liverpool—baik Adrian maupun Alisson—menampilkan performa berbeda di Liga Inggris dibanding Liga Champions. Di Premier League musim ini, kiper Liverpool hanya menghalau 50% dari tembakan tepat sasaran yang dihadapi (28).

Sementara itu, di Liga Champons, kiper The Reds mementahkan ke-12 tembakan tepat sasaran yang dihadapi. Adrian membuat lima penyelamatan kala mengalahkan Ajax Amsterdam, sedangkan Alisson menghalau sisanya saat Liverpool bersua FC Midtjylland dan Atalanta.

Statistik tersebut jelas mengecewakan Alisson dan Klopp. Terlebih lagi, nilai xG (expected goals) yang dihadapi Liverpool tak terlalu buruk, 9,9—hanya selisih 1,4 dibanding Arsenal (8,2) yang menorehkan rekor pertahanan terbaik (kebobolan tujuh gol) musim ini.

Kesalahan individual dan performa kiper ialah salah dua faktor penyebab banyaknya jumlah kebobolan Liverpool. The Reds wajib memperbaiki dua hal itu saat melawat ke Etihad.

Kesalahan pemain Liverpool umumnya terjadi dalam situasi pressing yang longgar. Lantas, bagaimana jika lawan menekan pemain belakang The Reds secara intens? Pressing tinggi City sangat berbahaya jika Joe Gomez dan rekan-rekan tak kunjung menaikkan level konsentrasi dan tepat dalam pengambilan keputusan.

Di lain sisi, Liverpool mendapat kabar baik dengan pulihnya Joel Matip jelang laga ini. Dibanding Nathaniel Phillips atau Rhys Williams, bek asal Kamerun itu menyediakan pengalaman bermain yang penting untuk menghadapi Raheem Sterling dan kawan-kawan.

Tayangan langsung semua pertandingan Premier League 2020/21, serta tayangan ulang dan highlights pertandingannya, dapat Anda saksikan di Mola TV (klik di sini).

Komentar