Diogo Jota Bukan Sekadar Backup

Analisis

by Redaksi 7

Redaksi 7

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Diogo Jota Bukan Sekadar Backup

Liverpool mengumumkan transfer Diogo Jota hanya sehari setelah meresmikan Thiago Alcantara. Tak pelak, kabar kedatangannya kurang ramai diperbincangkan, kalah oleh transfer Thiago yang baru saja menjuarai Liga Champions bersama Bayern Muenchen.

Berposisi sebagai penyerang sayap, Jota dianggap akan jadi pelapis Sadio Mane dan Mohamed Salah. Sejumlah kalangan memprediksi Jota hanya akan menjadi penghangat bangku cadangan, tak mungkin menggeser trio penyerang Juergen Klopp yang sudah permanen.

Akan tetapi, Klopp rupanya ingin segera melihat hasil adaptasi eks pemain Wolverhampton Wanderers itu. Pada 2020/21, Jota telah bermain delapan kali dengan total 415 menit.

Gestur Klopp menunjukkan bahwa Jota bukan sekadar “penghangat bangku cadangan”. Masih berusia 23 tahun, Jota jadi bagian dari rencana jangka panjang Klopp menyoal lini serang Liverpool; sekaligus memberi kedalaman skuad yang dibutuhkan untuk mengarungi jadwal padat.

Jota memenangkan debut saat Liverpool mengalahkan Arsenal 3-1 pada 28 September lalu. Walau hanya bermain 10 menit, eks pemain FC Porto ini sanggup mencetak gol debut. Dalam laga ini, Jota masuk menggantikan Mane sebagai inside forward kiri Liverpool. Tembakan setengah volinya dari batas kotak penalti mengecoh Bernd Leno sekaligus mengunci kemenangan The Reds.

Link streaming Liverpool vs West Ham United

Sejak debut itu, Jota tampil dua kali sebagai cadangan saat menghadapi Everton dan Ajax Amsterdam. Jota juga tampil tiga kali sebagai starter lawan Aston Villa, Sheffield United, dan FC Midtjylland.

Kepercayaan Klopp diganjar dengan tiga gol ke gawang Arsenal, Sheffield United, dan FC Midtjylland sejauh ini. Penyerang berpostur 1,78 m ini selalu mencetak gol dalam dua pertandingan terakhir.

“Dia [Jota] masih beradaptasi. Dia berusia 23 dan masa depannya cerah, saya akan berkata seperti ini. Kami akan membutuhkan kemampuannya dan saya senang bahwa dia beradaptasi dengan baik sejauh ini,” ucap Klopp setelah laga kontra Sheffield Utd.

Karakter permainan Jota memang cocok dengan gaya The Reds arahan Klopp. Asisten pelatih Liverpool, Pep Lijnders, begitu mengapresiasinya, memuji Jota sebagai “monster pressing”. Seloroh Lijnders, sejauh ini, terasa tidak mengada-ada. Kendati baru bermain selama 415 menit, Jota tercatat 74 kali melakukan pressing untuk The Reds. Jumlah itu hanya diungguli enam pemain inti Liverpool.

Jota adalah penyerang tangguh, cepat, ulet, dan cakap bermain satu-dua—atribut-atribut yang sesuai dengan permainan Liverpool. Selama bermain di Molineux, Jota kerap dipasang sebagai tandem Raul Jimenez atau penyerang kiri dalam formasi 3-4-3. Jota sering memimpin pressing lini pertama Wolves dan merebut bola di area berbahaya.

Jika Wolves bermain dengan duet striker, kombinasinya dengan Jimenez juga cukup mematikan. Kombinasi ini menjadi sorotan saat Wolves menahan imbang Chelsea pada Maret 2019. Satu-satunya gol Wolves dalam laga tersebut dicetak melalui permainan satu-dua Jota-Jimenez sejak tengah lapangan.

Selama membela Wolves, Jota akrab dikenal sebagai penyerang kiri karena Nuno Espirito Santo selalu memasangnya (dalam formasi 3-4-3) di posisi itu. Namun, Jota sejatinya cakap bermain di semua posisi lini serang. Dengan merekrut Jota, Klopp memiliki pemain yang bisa melapisi Mane, Salah, sekaligus Firmino.

Saat masih membela FC Porto, Jota masih sering diturunkan sebagai penyerang kanan atau gelandang serang (no. 10). Kaki kiri yang kuat membuatnya tetap cakap melakukan cut inside dan menantang kiper dari sayap kanan.

Saat Liverpool menghadapi Sheffield United dan Midtjylland, Klopp kembali mencobakan Jota di posisi sayap kanan. Pemain kelahiran 4 Desember 1996 ini pun tampil impresif dari posisi itu dan mencetak dua gol.

Variasi taktik yang cukup unik pun dipresentasikan Klopp saat mengalahkan The Blades. Liverpool menurunkan formasi 4-2-3-1 dalam laga ini, menyediakan tempat bagi trio Firmino-Mane-Salah sekaligus Diogo Jota. Penyerang internasional Portugal itu mengisi pos sayap kanan, sedangkan Mohamed Salah diturunkan sebagai penyerang tengah.

Selain memberi kesempatan bermain bagi Jota—tanpa mengorbankan trio penyerang utama—Liverpool juga mengantisipasi kekurangan gelandang dengan 4-2-3-1. Pekan lalu, Naby Keita, Thiago, dan Alex Oxlade-Chamberlain masih cedera. Fabinho pun digeser ke posisi bek tengah untuk menemani Joe Gomez. Praktis, Liverpool tinggal menyisakan Jordan Henderson dan Georginio Wijnaldum, selain gelandang veteran James Milner dan Curtis Jones yang masih muda di pos gelandang.

Pada Minggu (1/11/2020) dini hari besok, kala Liverpool menjamu West Ham United, susunan pemain yang akan diturunkan Klopp patut disimak. The Reds tinggal menyisakan satu bek senior dan dua gelandang tengah inti yang dalam kondisi 100%.

Fabinho dipastikan tidak tampil usai mendapat cedera saat menghadapi Midtjylland. Status kebugaran Joel Matip juga belum bisa dipastikan. Praktis, Liverpool tinggal menyisakan Joe Gomez bersama pemain muda, Rhys Williams, Sepp van den Berg, dan Nathaniel Phillips di posisi bek. Pilihan ekstrem seperti menjadikan Jordan Henderson sebagai bek tengah pun dapat dicoba Klopp.

Di lini gelandang, jika Klopp memilih 4-3-3, memainkan James Milner atau Curtis Jones bisa jadi opsi. Thiago pun berpeluang dimainkan apabila pulih tepat waktu. Namun, jika memilih kembali turun dengan 4-2-3-1, Jota berpeluang dimainkan sejak awal laga. Jota pun berkesempatan melanjutkan start impresifnya dengan mencetak gol ketiga di Anfield.

Tayangan langsung semua pertandingan Premier League 2020/21, serta tayangan ulang dan highlights pertandingannya, dapat Anda saksikan di Mola TV (klik di sini).

Komentar